Shani berjalan dengan menyusuri koridor, sesekali orang-orang menyapanya dan tentu di balas sapaan hangat oleh nya.
Duk..
"Aduh.. apa sih ini"
Nyaris saja Shani terjatuh, bahkan punggung nya terasa sakit, untuk saja ia bisa dengan cepat menahan tubuhnya.
"Ma..maaf bu ga sengaja, tadi bola saya mantul gitu aja"
"Ibu? Menurut kamu saya terlihat seperti ibu-ibu?" Shani terlihat geram.
"Eh.. ga gitu.. duh.."
"Gracia.."
Shani menoleh kearah seorang lelaki berambut putih yang kini berdiri di depan pintu sebuah ruangan.
"Prof Adnan" Shani sedikit membungkukkan kepalanya, memberi hormat pada sosok yang lebih tua darinya itu.
"Waah Shani, lama kamu ga dateng ke kantor Saya" prof Adnan menepuk pelan lengan Shani.
"Kenapa Shan? Anak nakal ini buat ulah sama kamu?"
Gracia merengut, menatap tak terima dengan ucapan Prof Adnan.
"Bola aku ga sengaja mantul-mantul di lantai Pah, kena ibu ini deh"
Shani menekuk keningnya, tatapan nya sedikit tajam pada Gracia, jika bukan karena Gracia anak Prof Adnan, mungkin Shani sudah menjambak wanita di hadapan nya ini.
"Salah kamu lah, ke kantor kok bawa bola basket, Gre..gre.. anak gadis itu seperti Shani nih, anggun, wangi, terawat, bukan bau matahari sepanjang hari nya"
"Namanya juga guru olahraga, ah papa kok bandingin aku sama ibu ini sih"
"Hus.. kamu itu.. Shani cuma beda 1 tahun dari kamu, duh maaf ya Shan.. oh ya, ayok masuk Shan, kita bicara di dalam, kamu tunggu di luar"
Gracia membulatkan matanya, ia mendengus kesal dan terlihat seperti anak tiri saat ini.
"Awas aja, aku bilang mama nanti"
*****
"Maaf soal kemarin" Ara menunduk, seolah kedua kakinya lebih menarik dari apapun.
"Kamu lagi bicara sama siapa?" Yessica tersenyum kecil, ia sedikit mencondongkan badan nya agar berada lebih dekat dengan Ara yang berada di depan nya saat ini.
Perlahan Ara menggerakkan kepalanya, memberanikan diri untuk menatap ke arah Yessica yang semakin tersenyum lebar saat ini.
"Maaf" Ara sepertinya tak kuat bahkan langsung menundukkan lagi pandangan nya tapi telunjuk Yessica lebih cepat untuk menahan dagu Ara.
"Tatap wajah lawan bicara kamu"
Ara susah payah menelan ludahnya, wajah orang di hadapan nya ini benar-benar mirip dengan sosok tak asing di masa lalunya walaupun hanya berbeda gaya rambut dan cara berpakaian.
Menurutnya Yessica lebih terlihat dewasa dibanding Jessica yang selalu tampil sederhana dengan rambut hitam panjang nya.
"Kamu ga perlu takut, ada aku dan Ci Shani sekarang"
Ara hanya mengangguk. Yessica menyadari ada tatapan kesedihan di mata Ara.
"Oh ya, aku mau jemput Reva di Cafe temen nya, kamu ikut ya"
*****
"Makasih Prof, secepatnya aku akan cari paman nya Ara" ucap Shani saat ia telah keluar dari ruangan Prof Adnan.
"Terimakasih juga kamu sudah sangat peduli dengan anak itu Shani, saya.. Ya Tuhan Gracia!"
Gracia yang tengah tertidur langsung terbangun seketika karena kaget dengan suara tinggi Ayahnya, itu pun membuat Shani menoleh kearahnya tapi dengan cepat Shani memejamkan matanya dan memalingkan muka.
![](https://img.wattpad.com/cover/344422328-288-k133510.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cygnus
FanfictionCygnus rela menjadi angsa agar dia bisa berenang menyelamatkan sahabatnya, dan kamu tau, itu yang sedang aku lakukan sekarang~ GxG