AUTHOR POV
Pagi hari dimana matahari sudah mulai menyinari kamar Kavi dan Rafel namun kedua empu tersebut sama sekali tidak terganggu dengan cahaya matahari yang membasuh muka mereka berdua hingga liko berteriak di kamar mereka
"KAKAK!"Teriak liko
"huwa! kak rafel ada hantu"Teriak kavi setengah sadar
"huh? mana hantu kavi itu liko"ujar rafel yang sedang mengumpulkan nyawa
"pagi kak"ucap liko sambil mengeluarkan wajah tanpa dosa setelah meneriaki mereka berdua
"astaga liko lain kali jangan gitu ya banguninnya"ucap kavi
"hihi maaf kak"ujar liko
tanpa mereka bertiga sadari ada dua orang yang melihat semua kejadian itu
"pasti suruh kamu ya?"tanya ratu nafa pada raja malik
"enggak enak aja suruh aku"jawab raja malik
"ya kan biasanya kalo yang aneh-aneh pasti suruh kamu"ujar ratu nafa membela diri
"kavi rafel"panggil raja malik yang berada diambang pintu
"hari ini kalian bertiga akan melakukan sparing pedang"lanjut raja malik lagi
"baiklah yang mulia"ucap kavi dan rafel barengan
skip selesai mereka siap-siap dan ketempat sparring pedang
"jadi kita pake pedang iron atau apa?"tanya kavi
"pedang masing-masing bukan pedang iron"jawab raja malik
"baiklah"ucap kavi lalu mundur beberapa langkah dengan tangan kanan yang mengeluarkan sihir berwarna biru dan menjadikannya pedang
"oke lawan ku kali siapa?"tanya kavi lagi
"aku"jawab raja malik
"tunggu raja malik serius?"tanya kavi meyakinkan
"tentu saja aku serius jadi anggap aku sebagai musuh oke"jawab raja malik lalu mengeluarkan kedua pedang miliknya
"gak adil raja malik pake dua pedang tapi ya sudahlah"ujar kavi dalam batin
"satu dua tiga"ujar rafel lalu meniup peluit yang ia pegang
pritt
kavi dan raja malik langsung menghilang dengan cepat fari tempat mereka berdiri dan saling beradu pedang dengan serius hingga pada saat kavi sudah terpojok dengan raja malik
"menyerah lah kavi kau sudah kehabisan tenaga"ujar raja malik yang sedikit mengundang emosi kavi
"maaf tapi yang mulia saya tidak akan menyerah"ucap kavi dengan wajah datar yang sama saat ia dan rafel dihadang oleh buronan olvia
"maaf yang mulia mungkin pilihan terakhir saya"ucap kavi yang membuat semua orang disana bingung
"Nova"ucap kavi dengan membuka telapak tangan kanan dan mengeluarkan cahaya dan suara seperti flashbang
"akh"ujar raja malik menutup matanya akibat silau yang diakibatkan oleh sihir cahaya kavi dan tanpa raja malik sadari bukan hanya raja malik semua orang yang ada disitu tidak menyadari bahwa kavi sudah hilang dari tempat ia terpojok oleh raja malik sambil membwa kedua pedang raja malik dan menghadang raja malik menggunakan pegangan pedang miliknya
"checkmate"ujar kavi
"b-bagaimana bisa?"tanya raja malik heran
"raja malik pasti bertanya-tanya bagaimana bisa aku mengendalikan sihir ku dengan jarak waktu yang dekat jawabnya memori"jawab kavi
"memori?"ujar ratu nafa bingung
"yups memori milik ayah dan ibu"jawab kavi
"huh? burung merpati?"ujar kavi lalu mengambil merpati dan melihat ada sepuncuk surat yang ada dikaki merpati itu dan mengambilnya
"Teruntuk panglima pedang iron disana bagaimana kabar adik saya? apakah ia baik-baik saja jika nanti ia pulang dan melapor kau tidak menjaga liat saja nanti, aku dan yang lain akan ke vermillion untuk melihat keadaan kavi tolong sampaikan pesan ini ke kavi. tertanda peypey" ucap kavi membaca surat tersebut
"pft panglima pedang iron"ujar kavi terkekeh mendengar julukan nyeleneh buatan sang kakak untuk rafel
"awas kau kavi"ucap rafel lalu mengejar kavi
"ehh huwa ampun kak"ujar kavi menghindar dari kejaran rafel
"sudah-sudah lebih kalian membersihkan diri"lerai raja malik
"baiklah"ujar kavi dan rafel
Apakah kavi dapat bersenang-senang bersama keluarganya atau malah mendapatkan kabar yang buruk?
Jawabnya ada di next chapter
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Viva Fantasy
Fanfickavi ia harus mati tertabrak karna menyelamatkan seorang anak kecil,namun sebelum mati ia sempat berharap bisa bereinkarnasi apakah harapan tersebut akan terkabul?