"jean? kemarin kamu gak masuk pelajaran saya! sekarang kamu terlambat, cepat jelaskan apa yang terjadi sewaktu kamu tidak masuk?"
Jean terdiam sambil menggaruk tengkuknya dan tersenyum kikuk. Tak kala guru killer itu menatapnya begitu intens dari atas kebawah membuatnya sedikit merasa gugup
"a..anu bu, saya abis-"
"dia sakit. suratnya sudah saya berikan ke wali kelasnya" ucapan Jean terpotong saat suara yang tenang masuk ke dalam telingannya sambil menepuk bahu kanannya
Jean berbalik lalu tersenyum. "Nat.."
•••
"makasih ye Nat lu dah nolongin gua, kalo kaga gua juga gatau nasibnya gua gimana" ucap Jean sambil menerima suapan dari Nathan
Nathan tersenyum sambil terus memandang semestanya yang terlihat sangat menggemaskan dengan mulut yang penuh dan raut wajah sumringahnya yang khas membuat kedua lesung pipi itu terlihat. Rambutnya yang lebat terlihat memantul dengan lucunya
"gemas." satu kata yang mampu membuat jantung Jean menggila dengan cepatnya
Jean terdiam sebentar. Mulutnya yang semula tengah mengunyah berhenti sekilas sembari menatap Nathan dengan bingung
"Kenapa?" tanya Jean penasaran
Nathan ikut terdiam. Entah kenapa tiba tiba rasanya ia merinding menatap wajah Jean yang terlihat...Cantik?
"Je.." panggilan singkat itu mampu membuat Jean ikut merinding. "Uhmm?" Jean memiringkan kepalanya membuat rambutnya terpantul. Entah sengaja atau tidak ia membuat Nathan sedikit menggila karena tingkah imutnya
Nathan terlihat gelisah, entah apa yang terjadi pada dirinya. Seolah ia tengah menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya. Nathan membuyarkan lamunannya dan kembali mengarahkan suapan ke arah Jean
Jean tak menggubrisnya sama sekali. Malah dengan nakal nya merangkak kearah Nathan. Ia kemudian naik keatas tubuh kekar pacarnya lalu duduk diatas pangkuannya. Jean lalu mendongak dan tersenyum pada Nathan
Nathan benar benar bisa gila. Sampai kapan ia harus menahan kalau pacarnya saja seperti ini? Tolong ingatkan Nathan untuk menjaga kekasihnya yang cantik itu tanpa menyentuhnya.
"eumm...Nat??"
Nathan terdiam. Ia meneguk ludahnya kasar. Kemudian ia memeluk pinggang Jean untuk menahannya agar tidak jatuh
Jean lagi lagi tersenyum menampakan betapa indahnya dirinya, kedua lesung pipi yang tadinya bersembunyi kembali terpancar ke hadapan Nathan
"Je...Habiskan makananmu."
"engga, ga mau"
"Je"
"Naaat~"
Demi apa, nada panggilan itu berbunyi dengan manja dan suara nya terdengar imut
"Jean sayang makan lah dulu, habiskan" Nathan benar benar menyerah
Jean terkikik gemas menatap Nathan yang keringat dingin dengan sedikit canggungnya. Ia merasakan sesuatu yang keras..?
"uhm? Nat kenapa??" goda Jean yang paham. Kemudian dengan perlahan ia turun dari pangkuan Nathan. Dengan usil ia menggerakan badannya dengan brutal membuat Nathan menahan napasnya kuat-kuat

KAMU SEDANG MEMBACA
ketos kok gitu
Romance"Apaan si anjir jangan pegang tangan gua ntar dikira gua gay!" ucap Jean "Biarkan saja mereka melihatnya, saya tidak peduli" balas Nathan "Dih anjir, lu naksir gue ya? gay anjir gamauu gue ama ketos gay!" • "Nathann kemana..Jean kangennn" rengek Jea...