Rapat OSIS siang itu membahas tentang pendaftaran lomba yang diselenggarakan dari tiap tempat berbeda.
Nathan sebagai pemimpin rapat tentu mendapat banyak kritikan namun tetap pada pendiriannya untuk tetap mendaftarkan Jean Widrajaya di lomba Fisika.
"Interupsi! Paketos saya kurang setuju kalau Jean didaftarkan ikut lomba fisika. Secara dia anak IPS" ucap Leo dengan berani nya
Nathan hanya menatap Leo dengan datar lalu berganti menatap Jean dengan senyuman tipis "memang benar dia anak IPS, tapi bukan berarti dia bodoh dan tidak bisa belajar" ucap Nathan
Leo terdiam lalu kembali duduk dengan kikuk nya. Jean terlihat gelisah lalu menggeleng kecil seolah mengode pada Nathan untuk dapat membatalkan pendaftaran nya
"Nath interupsi" cuman Jean yang manggil Nathan pake nama "saya nyerah, saya gak kuat mana kamera nya saya mau lambaikan tangan" ucap Jean terlihat frustasi
Nathan tertawa gemas lalu menatap Jean "percaya saja, kamu pasti bisa" Nathan tersenyum
"Ehemm ehem, jadi fiks ya Je" ucap Melody membatalkan aksi bucin bucinan itu
Jean tertunduk lalu menatap Nathan. Nathan membalas tatapan itu dengan sangat tulus dan senyum manis nya yang hanya untuk Jean seorang senyum itu ditampilkan
Jean mengangguk lalu memberikan biodata itu "nih punya gua, daftarin aja gua percaya juga sih bakal juara 1" ucap Jean dengan percaya diri
"Good Boy"
•••
Jean sudah dua jam lebih di perpustakaan sambil mencatat rumus fisika. Sejujurnya sewaktu SMP Jean adalah murid IPA 1. Hingga SMA juga begitu hanya saja dia pindah ke IPS karena menghindari guru Kimia yang killer nya minta ampun, mana hampir dua kali dia meledakkan lab Kimia
"Sudah berapa rumus yang kamu catat?" Jean melirik ke sebelah pada bungkusan plastik putih yang kelihatan penuh dengan barang
"Udah hampir semua materi GLBB" ucap Jean kembali fokus "itu apaan Nat?"
"Makanan dan beberapa camilan juga susu untuk dirimu" ucap Nathan sambil mengusap rambut Jean
Jean berbalik dengan sumringah sambil terkikik "asik, ini yang gua mau" Jean mengambil sekotak susu pisang dan meminum nya "agh enak"
Nathan tersenyum "saya akan menyuapi mu makan sambil kamu mencatat rumusnya" ucap Nathan diangguki oleh Jean
Keduanya menghabiskan sore itu di dalam perpustakaan hingga waktu menunjukan pukul 18.46 sore
•••
Jean menginap di apartemen milik pacarnya malam ini. Keduanya tidur sambil saling berhadapan karena diluar hujan sangat deras disertai badai dan petir
Salah satu rahasia Jean adalah takut pada suara keras seperti petir atau petasan. Namun untuk petasan dia tidak terlalu mempersalahkannya karena ia sudah sering mendengar bunyi itu.
"Nath gua takut" ucap Jean dengan pelan sambil mendongak menatap Nathan
Nathan membalas tatapan itu sambil tersenyum lalu mengusap pelan pipi Jean "tidak apa-apa, ada saya disini. kamu takut pada petir?" ucap Nathan sembari mengelus rambut Jean
Jean yang gengsi langsung menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Nathan
"gua takut petir? gua? takut petir?" Jean tertawa terbahak-bahak

KAMU SEDANG MEMBACA
ketos kok gitu
Romance"Apaan si anjir jangan pegang tangan gua ntar dikira gua gay!" ucap Jean "Biarkan saja mereka melihatnya, saya tidak peduli" balas Nathan "Dih anjir, lu naksir gue ya? gay anjir gamauu gue ama ketos gay!" • "Nathann kemana..Jean kangennn" rengek Jea...