Episode 2 🍒

2 0 0
                                    


H A P P Y    R E A D I N G

......
D

i bawah pohon mangga, sebuah ayunan tergantung kokoh, diikat pada dua sisi batang pohon. Bumi terbaring santai di atasnya, merasakan angin yang menerpa dedaunan, membuatnya menari di antara ranting. Kulitnya disentuh lembut oleh angin, sementara rambut lebatnya beterbangan mengikuti irama alam.

Dengan earphone terpasang, Bumi menyetel lagu favoritnya. Dia memejamkan mata, menikmati ketenangan yang langka ini, jauh dari hiruk-pikuk suara manusia.

“Bumi… aku cari'in ternyata kamu ada di sini,” seru Lisa, gadis berambut kuncir kuda, mendekati Bumi dengan bekal di tangan.

Oh shit!

Bumi tetap memejamkan mata, memilih untuk mengabaikan suara Lisa. Bagi orang lain, suara Lisa mungkin seperti melodi indah akan tetapi bagi Bumi, itu hanya seperti suara nyamuk kelaparan.

"Ihh, Bumi, kenapa kamu cuekin aku?” Lisa cemberut, jelas kesal karena ditolak. Dia menghentakkan kakinya di tanah, frustasi dengan sikap Bumi yang dingin..

“Bumi pokoknya kamu harus coba, ini aku yang masak loh” Lisa menyodorkan bekal ke Bumi, Bumi hanya melirik pada bekal tersebut tanpa berniat mengambil.

Lagi dan lagi Lisa di tolak Bumi, Dia telah mencoba berbagai cara untuk merebut hati Bumi, tetapi pria itu selalu menolak. Apa yang kurang dari Lisa? Dia cantik, pintar, dan menarik. Banyak pria di luar sana yang terpesona padanya, tetapi mengapa Bumi begitu sulit untuk ditaklukkan?

Meskipun ditolak terus menerus, Lisa tidak akan menyerah. Selama Bumi belum menikah, dia merasa masih memiliki kesempatan.

“Bumi buka mulut kamu, pesawat datang” Lisa melayangkan sendok penuh dengan nasi goreng tepat di hadapan Bumi, Lisa sudah bersiap menyuapi Bumi tinggal menunggu Bumi membuka mulut. Ahh.. membayangkan itu membuatnya salah tingkah.

Bumi membuka mata, terkejut oleh sinar matahari yang menyilaukan. Dia menatap Lisa dengan datar, merasa seolah gadis itu sudah kehilangan akal sehat. Senyum manis Lisa tampak seperti jeritan aneh di telinganya.

Bumi menyingkirkan sendok dan kotak nasi yang berserakan di pangkuannya. Lisa hanya bisa menatap nanar, bingung melihat kotak bekalnya yang terjatuh.

Prank!

“Bumi, kenapa dibuang?!” Lisa marah, berusaha mengumpulkan nasi goreng yang berserakan, berharap Bumi merasa iba. Namun, pria itu hanya melengos pergi, meninggalkan Lisa sendirian di sana.

“Sialan!” umpat Lisa, melempar kotak bekal yang tak berguna itu. Sudah banyak uang yang dia habiskan untuk Bumi, tetapi pria itu tetap tak menghargai usahanya. Kenapa dia begitu sulit ditaklukkan?

Bumi memasang wajah masam sepanjang jalan, hanya menatap datar siswa perempuan yang lewat yang sesekali menyapa. Mood-nya benar-benar hancur karena gangguan Lisa. Dia berharap gadis itu bisa lenyap dari kehidupannya.

“Bro, muka lo kenapa? Nggak dikasih jatah sama Enzi?” ejek salah satu teman Bumi, diiringi tawa. Di sampingnya, seorang pria dengan lesung pipi menendang kaki temannya dengan refleks.

“Goblok, lo mau cari mati?” bisiknya, memperingatkan temannya.

Teman yang mengejek itu terdiam, menelan ludah di bawah tatapan tajam Bumi.

“Sorry, pak bos, gue cuma bercanda,” kata temannya, menepuk pundak Bumi. Dia memang tidak takut pada Bumi, meskipun tahu pria itu sedang tidak dalam mood yang baik.

Pria tengil itu terdiam setelah mendapatkan tatapan yang di layangkan Bumi untuk nya, pria itu meneguk air liur nya.

“Janji nggak berSyanDa?” celetuk Ragil, mengikuti nada yang viral di TikTok.

Dibawah Gerimis RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang