Korlap! 4 ; Full Of Shit!

36 6 0
                                    

'Siapa sangka kehidupan mewah seorang putri CEO ternama itu enak ?? Apa yang terlihat,tidak seperti apa yang sebenarnya...'

-Rossaline Putri Langit-

###

Dua hari berlalu,tidak ada yang terjadi selama dua hari itu. Entah karena belum ketahuan atau karena memang tidak akan pernah dilanjutkan. Jika Rose boleh berharap,opsi kedua adalah hal yang dia inginkan.

"Sudah tahu kemana kamu akan lanjut ??" Balas pria berjas hitam itu.

Rose tidak membalas tatapan dari pria dihadapannya ini.

"Rose pengen masuk ke Universitas Negeri Jakarta..." Jelas Rose.

Suara dentingan garpu dan pisau itu terdengar nyaring karena beradu dengan piring. Rose mengunci rapat-rapat bibirnya kala mendengar dentingan memekkan telinga itu.

"Kenapa kamu mau ngambil universitas itu ?? Juga,apa jurusan yang akan kamu ambil disitu ?? Kamu tahu tidak,berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menempuh pendidikan disitu ??" Jelas pria paruh baya itu.

Rose tidak tahu,dia hanya ingin. Tapi disisi lainnya,dia tidak peduli dengan belajar di universitas.

"kalau ada orang yang mengajakmu berbicara itu TATAP MATANYA!" Bentak pria paruh baya itu hingga membuat pembantu rumah tangga dan Rose sendiri terperanjat.

Refleks Rose langsung mengangkat pandangannya. Kedua netra coklatnya beradu dengan netra tajam abu-abu milik papanya. Ya. Pria yang berada didepan Rose dan yang baru saja membentaknya ini adalah papanya. Rome Putra Langkara. Pengusaha tambang batubara terbesar di Indonesia.

"Kenapa kamu mau masuk kesana ?? Hal gila apa yang kamu temukan disana ??" Balas Rome.

"Nggak ada. Papa nanya sama aku,yaudah aku jawab..." Balas Rose santai.

Tak!

"Nona!" Pekik wanita paruh baya yang berprofesi sebagai pembantu disana memekik mengetahui apa yang baru saja dilakukan tuannya.

Rose memejamkan kedua matanya, kala merasakan pelipisnya berdenyut nyeri disusul cairan kental berbau anyir mulai turun mengaliri pipi nya.

Belum selesai disana,Rome berjalan mendekati Rose dan mendorong kursi makan putrinya hingga berhadapan dengannya. Mencengkram erat rahang Rose hingga wanita itu mendongak bertatapan dengan netra jahat milik papanya.

"Jangan kamu pikir papa tidak tahu apa yang kamu lakukan dua hari yang lalu. Apa yang kamu temukan di universitas itu ?? Katakan yang sebenarnya..." Jelas Rome.

"Terserah papa percaya atau nggak. Tapi aku nggak pernah menemukan apapun ketika aku kesana..." Jelas Rose dengan suara yang berusaha dia buat jelas.

Rome melepaskan cengkeramannya pada Rose.

"Lagipula kemarin bukan hal pertama,Rose udah pernah ke universitas lain untuk tahu gimana isinya. Jadi kalau papa nggak percaya itu urusan papa, yang pasti aku udah bilang yang sebenarnya...." Jelas Rose.

Rome mendengus mendengar ucapan putri semata wayangnya.

"Jurusan apa yang mau kamu ambil kalau kamu melanjutkan pendidikan disana ??" Balas Rome.

Rose mengusap kasar darah yang mengalir di sepanjang pipi kanannya.

"Psikolog. Biar aku bisa mengobati depresi ku karena tekanan dari papa!" Teriak Rose.

"Apa kamu bilang ?!" Teriak Rome dan nyaris saja tamparan selanjutkan akan diberikan jika asisten Rome tidak datang dan menahan atasannya itu.

"Mohon maaf tuan,tapi malam ini Nona Rose harus ikut menghadiri undangan peresmian pembukaan hotel milik Pak Helmy,jadi tolong jangan membuat luka yang terlalu susah untuk ditutupi..." Jelas pria berjas hitam itu.

Korlap!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang