08). pertemuan?

40 1 0
                                    

"Manusia punya rencana Allah
Punya Rahasia"

~Arka~

_________________

Citt!!

Brukk!

"Shh, astaghfirullah" Ringis haura, saat jidatnya terbentur batu besar dan mengeluarkan darah segar dari jidatnya.

"Astaghfirullah mbak, mbak gapapa?" Tanya anak remaja yang tadi hampir saja tertabrak, jika haura tidak menolong nya.

"Alhamdulillah aku gapapa, cuma sedikit pusing aja, karna tadi terbentur batu" lirih haura, sembari mengelap darah di jidatnya.

"Ya Allah, maafin Diba ya mbak, tadi Diba gak liat kalo ada mobil" ujar remaja tersebut, yang bernama Adiba, dengan suara gemetar menahan tangisnya.

"Gapapa dek, mbak baik-baik aja kok, Diba gak salah, ini semua musibah dari Allah, lain kali Diba hati-hati ya" ujar haura, dengan lembut.

"Iya mbak. Diba janji bakalan lebih hati-hati lagi, sekali lagi makasih ya mbak" ucap Adiba, dan di balas anggukan oleh haura.

"Astaghfirullah, mbak, dek, kalian gapapa, apa yang sakit?" Tanya salah satu warga yang berada di sana.

"Alhamdulillah saya gapapa pak, hanya terbentur batu aja, dan sedikit pusing" ujar haura.

"Oh, Alhamdulillah, apa mbak mau di bawa ke rumah sakit?" Tanya bapak-bapak tersebut.

"Tidak usah pak, hanya luka kecil, nanti biar saya obati sendiri aja"

"Oh, yasudah kalo begitu, bapak-bapak yang tadi hampir menabrak mbak sedang di kejar oleh warga" ucap bapak tersebut.

"Iya pak terima kasih banyak, sebaiknya tidak perlu di kejar, ini semua musibah dari Allah, biarkan saja dia pergi, mungkin dia juga sedang melakukan sesuatu di dalam mobil, sehingga dia tidak fokus pada jalanan nya" ujar haura, dengan lembut dan tersenyum di balik cadar nya.

"Masya Allah, sungguh baik sekali hati kamu mbak, semoga mbak cepet sembuh ya" ujar bapak tersebut.

"Aamiin, sekali lagi terima kasih banyak pak"

"Iya mbak, sama-sama, kalo gitu saya permisi dulu ya, assalamu'alaikum" pamit bapak-bapak tersebut.

"Iya pak, wa'alaikumsalam" jawab haura dan Adiba bersamaan.

Haura pun langsung bangun dari duduk nya, secara perlahan, sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Sini mbak, biar Diba bantu" ucap Adiba, dan langsung membantu haura untuk berdiri.

"Makasih Diba, kita ke cafe mbak dulu ya, sekalian obati luka kamu yang ada di lengan, takut nanti infeksi" ajak haura, tadi lengan Adiba sedikit kegores aspal saat terjatuh, alhasil lengan Adiba jadi sedikit luka.

"Sama-sama mbak, ayok Diba bantu, nanti Diba obati jidat mbak juga" ujar Adiba, dan Langsung membopong tubuh haura.

Haura dan Adiba sudah sampai di cafe milik haura, dan langsung duduk di bangku yang berada di sana.

Takdir Allah Untuk Ku  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang