SAILING TO YOU

1.3K 102 8
                                    

Ruang sesak nan sempit yang diisi beberapa pria itu berbau bir dan disesaki asap cerutu, berikut tawa lepas dan sorakan heboh para pejudi liar. Pada salah satu meja di tengah ruangan, berisi empat orang pemuda, sorakan itu kembali terdengar. Menggetarkan ujung cerutu yang terapit di bibir mereka, serta tangan yang sesekali menyentak kartu masing-masing ke atas meja. Mereka bermain dalam permainan yang mempertaruhkan setengah nyawa merekaㅡuang yang bisa digunakan untuk membiayai hidup selama setahun penuh dan juga dua tiket yang akan mengantarkan mereka menjadi bagian dari jajaran para bangsawan; Titanic.

"Kupastikan kali ini aku yang akan menang!" Salah satu di antara keempat pemuda itu menyunggingkan ujung bibir dengan congkak, yakin tatkala menatap kartu-kartu di tangannya.

Para pemuda lain tampak memasang wajah gusar. Butir peluh menetesi pelipis mereka, entah akibat gugup atau malah suhu ruangan yang meningkat akibat sesak. Salah seorang pemuda dengan wajah tirus yang menonjolkan tulang-tulang pipinya, juga mata bulat berkilau ditimpa cahaya, menggigit bibir tipisnya, melirik rekan di sampingnya dengan resah. Bahkan tidak jarang ia mengentak-entak sebelah kakinya di bawah meja.

"FULL HOUSE!"

Lantas, si pemuda yang percaya diri itu menyentak lima urutan kartu yang terdiri dari AS hingga King ke atas meja dengan keras, sekaligus membawa tubuhnya berdiri dengan bangga, menyita perhatian beberapa orang di sana selama beberapa saat. Sementara sang rekan di sampingnya ikut bersorak gembira. Kemenangan keduanya telah ada di ujung mata.

Hal itu jelas membuat pemuda berwajah tirus menggigit bibir semakin kuat, dengan entak kaki yang menjadi semakin cepat di bawah meja.

"Mark, aku perintahkan padamu untuk tidak menjerumuskan kita berdua!" ujar seorang pemuda lain yang duduk tepat di samping pemuda berwajah tirus itu, menandakan bahwa mereka adalah rekan.

Markㅡsi pemuda berwajah tirusㅡmenghela napas berat, menggeleng-gelengkan kepala sebelum akhirnya menjawab. "Maafkan aku, Hendery."

Wajah gusar pemuda bernama Hendery yang semula tegang itu sontak dipenuhi amarah. Dengan mata yang membulat, ia mendobrak permukaan meja dan meraih kerah kemeja Mark dengan kasar, sukses membuat pemuda itu berdiri dari bangkunya.

"BERENGSEK! ITU UANG YANG KITA KUMPULKAN DENGAN SUSAH PAYAH, BODOH! KARENA SARAN BODOHMU MENGIKUTI PERJUDIAN INI, KITA SEKARANG JADI GELANDANGAN!" bentak Hendery dengan tangan yang siap meninju Mark kapan saja.

Merespons amukan itu, Mark lantas menyunggingkan seringai, mendengus remeh ke arah Hendery sebelum akhirnya menyentak kartu di tangannya ke atas meja.

"Royal Flush!" ucapnya tegas, sukses membuat dua pria lawannya membelalakkan mata, termasuk pula Hendery.

"Maksudmu?" Pandangan Hendery melunak, disertai cengkeraman pada kerah kemeja Mark yang juga melonggar.

"Maafkan aku, Hendery. Sepertinya kau harus mengucap selamat tinggal kepada ibumu." Mark dengan bangga melebarkan senyuman. "KARENA KITA AKAN BERLAYAR MENUJU NEW YORK!"

"KAU GILA, MARK LEE!" Hendery bersorak senang.

"AKU MEMANG GILA!"

Keduanya berpelukan erat sebelum akhirnya meraih sekantong besar uang beserta dua lembar tiket di atas meja, pun berlari antusias meninggalkan tempat tersebut, menyisakan dua pemuda yang saling pandang.

"Kita kalah?" tanya seorang di antara mereka.

"DAN INI SEMUA GARA-GARA KAU!"

Dan baku hantam di antara mereka pun tidak dapat dihindarkan.

* * *

Sebuah mobil mewah milik seorang bangsawan berhenti di atas dermaga, tempat sebuah kapal pesiar mewah tengah tertambat dengan angkuh, bersikap seolah raja yang dipuja oleh kalangan saat iniㅡtunggangan agung penuh impian; Titanic.

HEART OF THE OCEAN [ Bahasa ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang