4

789 102 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sambil memantau ketiga serangkai bermain lompat indah di ujung arena bermain sana, Jinan dan Shani juga dessy duduk berbincang seputar urusan osis dan kegiatan yg akan mereka lakukan besok, namun tak jarang juga obrolan mereka merembet ke hal2 lainnya diluar urusan osis

"Lo udah lama Nan kenal sama mereka?" Tanya Dessy disertai tolehan matanya ke arah yg dimaksud

"Mm.. dari esde sih, lama gak itu keitungnya?"

"Hah.. ya mayanlah itu"

"pantesan lo jarang ikut nongki sama anak2 kelas atau osis, ternyata punya sircle lain di luar" Sambung Shani yg sedari tadi kedua matanya fokus memperhatikan gerakgerik Gracia diujung sana

"Iya.. denger2 lo jarang ikut karena sibuk sama GANESIS? emang iya lo ikut geng motor itu Nan?" sambung Dessy lagi, sementara Shani yg tengah diam merasa mulai gerah, dibukanya botol air kemasan yg sedari tadi ia genggem. mendengar nama Ganesis mengingatkannya pada kejadian setahun lalu. dimana ia hampir saja menjadi korban pembegalan namun untungnya tuhan masih mengasihinya dengan mengirim seorang penolong yg menyelamatkannya dari maut malam itu, namun Shani kehilangan identitas orang itu dan tak sempat bertanya perihal nama, parahnya lagi ia menggunakan helm fullface yg menyulitkan Shani untuk mengingat struktur wajah orang itu, yg Shani ingat salah satu dari kawanan geng motor yg menolongnya itu sempat meneriakkan kalimat 'GANESIS' hanya itu.

Jinan dengan ragu mengangguk pelan, kedua matanya menatap Dessy dan Shani secara bergantian

"Noh ketua gengnya lagi mandi bola.. gemes kan?"

'byurrrr

Dengan tiba2 Shani menyemburkan air yg tengah ia teguk "Heh siapa?" Kaget Shani tak menyangka, semoga dugaannya salah. gak, gak mungkin anak bar2 pecicilan itu seorang ketua geng motor yg terkenal itu!

Ah shit, tapi disana. diantara 3 orang temannya Jinan yg mandi bola cuman bocah cerewed itu, Sisca dan Anin lagi main lempar bantal di atas trampolin! Shani semakin melotot tak percaya, begitu juga dengan Dessy

"Noh kan.. orangnya kesini, emang susah kalo titisan dakjal.. baru gosipin dikit udah peka aja" Jawab Jinan seraya bangkit dari duduknya, menyambut si ketua geng yg berjalan menuju ke arahnya

Sementara Shani dan Dessy semakin melotot tak percaya, keduanya saling pandang dan menggeleng lemah "Demi apa?" Ucap Shani namun tanpa suara, lalu Dessy sekali lagi menggeleng seraya menggedikan bahu tak tahu menahu.

"Besok anak Smasta ngajak duel, gue minta maleman aja soalnya sore kita harus test food untuk menu baru di venom, gimana?" Gracia menutup sedikit speakernya karena sambungan telfon masih aktif dengan seseorang di sebrang sana, dengan cepat Jinan mengangguk dan memberi jempol pada si ketua geng

Setelah sambungan telfon ditutup, Gracia memeberikan ponselnya pada Jinan lalu berteriak memanggil Sisca dan Anin untuk segera mendekat ke arah sumber suara

"Kenapa Gre?" Kompak keduanya saat sudah berada di hadapan Gracia

"Barusan Bang mois telfon, anak Smasta dateng ke arena buat nantangin Ganesis duel.. siapin duit 100 juta cash, kali ini biar gue yg maju" ucap Gracia tegas

"Nonono... biar gue aja Gre, ngapain si lu pake acara turun tangan" Cegah Jinan namun Gracia segera menggeleng cepat

"Gak bisa Nan, mereka ngutus Samuel buat maju, itu artinya harus gue yg lawan"

"Hah? samuel anak MMA tahun lalu? Gracia gila! ngapain lo ambil tantangannya? gakgak, gue gak izinin kalian ikut!" Kali ini Anin yg bersuara, disisi lain Shani dan Dessy hanya diam menyimak perdebatan manusia2 itu

~Daisy Flower~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang