.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah selesai diobati oleh Shani, langsung saja Gracia membaringkan tubuhnya pada bangsal di sana
Menatap dalam2 pada atap ruangan dengan fokus, fikirannya bercabang entah kemana. Shani masih setia menemani disamping kanannya, duduk pada sebuah kursi lipat yg tersedia, kedua matanya menangkap gerakgerik Gracia sedari tadi.Kacau. Kepala Shani sedari tadi dipenuhi oleh bayang2 wajah Gracia. Tatapan teduh yg dimiliki manusia itu dan juga senyum manisnya yg seakan menyihir kewarasan Shani untuk sekejap menjadi gila.
Meskipun kini manusia itu ada di hadapannya, rasanya Shani ingin lebih, ingin sekali ia menghambur ke pelukan Gracia dan mengatakan bahwa ia sangat merindukannya. Dan juga tentunya meminta maaf atas kejadian beberapa waktu lalu yg membuatnya bersikap kasar pada Gracia, padahal gadis itu tak sepenuhnya salah. Shani saja yg ego dan amarahnya membabi buta.'cklek
Pintu ruangan terbuka dari arah luar, menampilkan se-sosok manusia cantik dengan Gummy smilenya yg terpampang saat ini
"Kak Gree..." Seketika senyumnya hilang kala menyadari betapa terlihat mengenaskannya Gracia diatas bangsal sana, lalu gadis itu mendekat dan Gracia juga ikut bangkit dari tidurnya
"Chika...maafin aku.." Gracia berusaha untuk duduk dengan nyaman, sementara Shani hanya diam seraya memperhatikan keduanya
"Kak Gre gak salah...Ara emang emosian, dia salah faham sama kita, aku yg harusnya minta maaf sama kak Gre..." Chika menggeleng cepat, lalu beranjak mendekat pada Gracia disana
Chika hendak menyentuh jemari Gracia, namun dengan cepat dihempas kasar oleh Shani
"Gak usah pegang2 bisa kan!?" Ketus Shani, namun hal itu membuat Gracia dan Chika saling bertatapan kebingungan
"Ah iya kak maaf" jawab Chika merasa tak enak, pasalnya kini Shani benar2 memancarkan sorot tajam dari kedua matanya
Sementara Gracia hanya mampu menggeleng lemah seraya menarik nafasnya berat2
"Chika...besok aku bakal coba ngomong baik2 sama Ara, kamu tenang aja ya..." Terlihat Chika nampak tersenyum getir mendengar omongan Gracia barusan
"Gak usah kak Gre...aku sama Ara udah putus hehehe..." Kekehnya semakin getir, nampak Gracia menatapnya sayu penuh iba, sementara Shani hanya menganga sangat kaget
Bukan, bukan karena mendengar Chika dan Ara putus, tapi karena kini ia mengetahui satu fakta bahwa ternyata hubungan seperti itu lumrah dikalangan orang2 ini. Bukankan Ara dan Chika sesama perempuan? Astaga, apa hanya dirinya saja disini yg kudet dan denial sama perasaannya sendiri. Shani ketinggalan pergaulan masa kini kayanya.
Lalu apa sekarang? Bukankah relationsip seperti itu sudah lumrah? Bukan hanya Shani saja yg memiliki perasaan terlarang seperti itu, Chika juga dan Ara dan mungkin masih banyak lagi yg lainnya tapi belum terekspos saja kan?
Batin Shani semakin pusing saja memikirkan semuanya.
"Astaga...engga Chik...kalian jangan putus gitu aja, pokoknya besok aku ajak Ara bicara.." tegas Gracia, namun Chika sekali lagi hanya menggeleng lemah
"Jangan kak..lagian Ara itu keras kepala, aku juga lagi di fase capek bgt sama dia..mau Kak Gre bicara sampe berbusa juga dia bakal tetep teguh sama pendiriannya..dia itu egois Kak.."
"T...tapi...Chik.." Gracia semakin merasa bersalah saja dibuatnya
"Sumpah kak gak usah, seenggaknya untuk sekarang biarin begini dulu aja...lagian bagus, kita jadi bisa pergi kemana aja berdua tanpa harus repot ijin sama Ara atau bikin dia salah faham lagi, udah gak ada urusannya lagi sama dia Kak.." jelas Chika
KAMU SEDANG MEMBACA
~Daisy Flower~
Random"Tidak akan pernah ada kalimat perpisahan, tetap disini dan jangan kemana2! aku mau banyak cerita setiap malam menjelang tidur.. bersandar di bahu kamu.. menyanyikan lagu romantis,menatap kedua bola matamu hingga menyayup, dan memeluk kamu sampai te...