1 :: 🐶

212 26 2
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Seorang pemuda berwajah manis dengan tinggi semampai tengah asik berbincang dan bersandiwara bersama dengan temannya sebab kelas mereka kini dalam jadwal kosong.

"Seungeon, apa kau berniat untuk menembak Yoora saat lulus nanti?" Tanya temannya yang bernama Yunseo.

Seungeon langsung menggeleng, "Aku tidak berniat menembaknya"

"Loh? Kenapa?" Seungeon tak menjawab dan hanya tersenyum tipis.

Sebenarnya beberapa hari yang lalu, ia memang sudah berencana ingin menembak gadis berambut pendek itu dengan setangkai bunga mawar.

Namun berakhir dengan rasa patah hati saat tak sengaja mendengar Yoora dari kejauhan menerima pernyataan dari seorang pemuda seangkatannya yang ia kenal bernama Ricky.

Seungeon memang tau jika Yoora begitu akrab dengan Ricky dibandingnya. Hanya saja ia mengira jika dirinya masih memiliki kesempatan selagi mereka belum berstatus, tapi kenyataannya ia salah.

"Seungeon, bisa temani aku sebentar ke ruang musik?" Tanya Yoora menghampiri meja tempat Seungeon sedang berbicara dengan Yunseo.

Yunseo yang sudah mendengar cerita Seungeon langsung menatap tak suka pada Yoora, "Kenapa tidak ditemani Ricky saja?"

Yoora yang mendengarnya begitu terkejut dan bertanya-tanya bagaimana Yunseo tau bahkan dia juga baru akan memberitahukannya pada Seungeon di ruang musik nanti.

-----

Seungeon yang merasa harinya terasa begitu berat dikarenakan dirinya sudah benar-benar ditolak oleh Yoora, sempat berdebat dengan Yunseo yang tak terima jika Seungeon terlalu lembek, belum lagi dihukum membersihkan tangga oleh guru killer karena lupa membawa tugas bahasa inggrisnya.

Sungguh luar biasa melelahkan.

Dirinya yang baru pulang sehabis sekolah menuju ke rumah, biasanya lebih dulu akan menyusuri suatu tempat yang ia gunakan untuk berdiam diri.

Tempat tersebut adalah taman bermain kecil khusus anak-anak yang berdekatan dengan sekolah dasar. Dulu ia pernah bersekolah disana dan rasanya menyenangkan, tidak seberat dirinya yang kini sudah akan mempersiapkan ujian masuk universitas.

Sesaat ia termenung setelah memilih duduk diatas salah satu ayunan bertekstur besi yang kokoh. Tanpa sadar ia ayunkan pelan sembari mengedarkan pandang di taman itu yang sedang sepi tak ada seorang pun disana.

Ia sebenarnya suka dengan keramaian dan kesenangan. Namun entah mengapa setiap ia tiba disini hatinya terasa nyaman melihat taman bermain yang kosong namun memperlihatkan sekelibat kenangan dirinya bermain bersama dengan teman-teman kecilnya dulu.

Begitu hangat dan membuatnya rindu.

Jika seandainya diberikan waktu untuk mengulang kembali kenangan ini meski hanya sebentar saja, maka ia akan menerimanya.

Kembali merasakan kenangan hangat yang sempat berlalu begitu saja.

"Guk!"

-----

TBC

Hold On (short story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang