Alvenisha | 02

106 78 190
                                    

Welcome....

Happy Reading

Jangan pernah takut dan malu untuk bertanya pada orang lain saat kita tidak tahu apa yang membuat kita bingung. Karena ketakutan itu tidak akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berputar di otakmu.

— — — — —

Setelah mengucapkan apa yang seharusnya ia ucapkan, Nisha segera berlari menuju tempat sang mama berkumpul dengan teman-temannya. Berbeda dengan Al yang kebingungan dengan sifat gadis yang sudah menjadi tunangannya sejak beberapa saat lalu itu.

“Aku? Kamu? Kenapa tiba-tiba? Dan kenapa dia keliatan gugup gitu?” tanyanya pada dirinya sendiri. Heran, bingung, tapi juga penasaran. Itulah perasaannya saat ini.

“Salting dia itu.” Suara yang terkesan menjawab pertanyaannya membuat Al langsung menoleh ke sumber suara. “Kalo Nisha udah ganti kata ‘lo-gue’ jadi ‘aku-kamu’, itu artinya dia lagi salting. Selain itu, dia juga bakalan gugup kalo udah salting kayak tadi. Padahal, dia bukan orang yang gampang salting, loh. Tapi kenapa dia bisa langsung salting sama lo? Heran gue,” jelas seorang laki-laki yang begitu mengenal Nisha.

“Vano? Lo kenapa ada di sini? Dan kenapa lo bisa tau banyak hal tentang Nisha?” tanya Al pada laki-laki yang duduk di sebelahnya.

“Gue tuh sepupunya. Itu adalah alasan kenapa gue ada di sini. Itu juga merupakan alasan kenapa gue bisa tau banyak hal tentang dia,” jawab Vano sembari membuka salah satu aplikasi yang ada di handphone-nya.

“Van, gue mau nanya,” ujar Al yang berhasil mengalihkan perhatian Vano padanya.

“Jadi gini, gue mau nanya tentang ....”

— — — — —

Bruk.

Nisha merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sedari tadi membuatnya kangen. Karena sudah terlalu lelah, dia memutuskan untuk langsung tidur meski belum mengganti pakaiannya. Namun baru saja ia akan memejamkan mata, sudah ada yang mengganggunya dengan ketokan di pintu.

Tok. Tok. Tok.

“Sha, Mama tau kamu capek, tapi jangan sampe kamu nggak ganti baju, ya?! Terutama make up kamu, jangan lupa dihapus! Sha, kamu denger nggak, apa yang Mama bilang barusan?” teriak Ria dari depan pintu kamar.

“Iya, Ma, aku denger kok,” jawab Nisha dengan nada yang sudah mengantuk.

“Ya udah, sehabis ganti baju kamu turun dulu buat makan di bawah. Habis itu baru tidur.” Ria kemudian turun ke bawah untuk melanjutkan masakannya yang tertunda karena harus membangunkan anak bungsunya itu.

“Iya, Ma.”

Mau tidak mau, Nisha harus menuruti perkataan sang mama meski dia sudah mengantuk berat. Karena dress yang digunakan oleh Nisha itu tidak terlalu ribet, jadinya dia tidak membutuhkan waktu lama untuk melepasnya. Setelah terlepas, dia memutuskan untuk sekalian mandi dan membersihkan make up-nya yang terbilang cukup tipis.

Perlu waktu 30 menit hingga akhirnya dia keluar dari kamar mandi. Setelah mengembalikkan handuk yang tadi dipakainya, dia pun turun ke lantai bawah untuk makan seperti yang disuruh oleh mamanya tadi.

AlvenishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang