5|| NATA, (panggilan baru dari Alvio)

201 50 6
                                    

5|| NATA, ( panggilan baru dari Alvio )

.
.
.

Tadi pagi, aku berniat mengajak Vio makan bersama denganku dan juga Putri pada saat jam istirahat. Dan sekarang waktunya sudah tiba. Jam menunjukan pukul 10:15, waktunya istirahat pertama dimulai.

Aku bingung bagaimana cara mengajak Vio makan bersama di kantin. Tapi yang lebih bingungnya lagi adalah cara menjelaskan pada Putri tentang Vio. Mustahil kalau Putri tidak berpikir macam-macam. Apalagi ini adalah kali pertama dalam masa sekolahku, mengajak seorang Pria makan bersama. Maksudku, diluar teman-teman dekatku. Tidak mungkin juga kan kalau aku menceritakan apa yang terjadi tadi pagi pada Putri. Aku sudah berjanji!!

"Reyn!!" suara putri yang diiringi tepukan tangan nya pada bahuku berhasil membuatku terkejut.

"Kantin yuk, laper nih. Yuuuk, yuuuk." lanjutnya merengek sembari menggoyang-goyangkan kedua tanganku.

"Ya Udah ayo, tapi aku ajak temen yang lain boleh?" ujarku sedikit hati-hati

"Temen yang lain? Yang lain yang mana maksud kamu? Kamu kan di kelas ini cuma deket sama aku. Ya kamu emang temenan sama yang lain, tapi kamu kalau jajan di kantin biasanya juga cuma sama aku," ujar Putri sedikit heran

"Bukan lo Put, bukan temen kelas kita"

"Oh ..., aku tahu. Temen organisasi kamu ya?" ujar Putri berusaha menebak

"Bukan juga," ujar ku sembari menggeleng-gelengkan kepala dengan senyum tipis yang ku tampakkan.

"Lah, terus siapa doang? Si tengil Raka? Dah ah Put gak usah main tebak-tebakan kayak gini. Siapa sih sebenernya? Dah laper nih aku," lanjut Putri yang kini wajahnya sudah mulai cemberut

"Ada, temen. Tapi kita tu belum temenan Put." aku berusaha menjelaskan pada Putri. Ternyata sulit juga ya, harus menjelaskan dan mencari alasan yang tepat untuk hal seperti ini. Aku jadi berpikir, bagaimana dengan seseorang yang berselingkuh, saat mencari alasan untuk mengelabui pasangannya. Apakah hal seperti itu terkesan mudah bagi mereka?

"Lah, gimana sih. Temenan ... tapi belum temenan. Ya berarti bukan temen dong." celetuk Putri, namun bagiku penuh arti.

Kalau dipikir-pikir, bener juga ya, kata Putri

Setelah mendengar kata-kata Putri, aku jadi sadar kalau aku dan Vio hanya tak sengaja bertemu. Dan aku juga sadar, kalaupun sering bertemu, belum tentu kita berteman. Satu lagi yang paling penting dan harus aku pertanyakan pada diriku sendiri. Memang Vio mau berteman dengan aku?

Dengan segala pertimbangan, aku putuskan untuk berhenti memikirkan tentang Vio, dan aku juga berhenti untuk berusaha menjelaskan tentang Vio pada Putri. Jadi, sebisa mungkin aku mengalihkan pembicaraan yang terlanjur membuat Putri penasaran. Dan dengan segala penjelasan, akhirnya permasalahan tadi bisa terselesaikan, meski dibumbui dengan sedikit kebohongan.

~Kantin~

Angin pagi menjelang siang menghembus mengenai wajahku yang sedari tadi tak mengalihkan pandangan pada dua kelompok siswa yang sedang fokus bermain Basket di lapangan.

Aku duduk di kantin, tepatnya pada kursi yang berada pada tempat nasi goreng Mbak Yayuk. Seperti biasa, kalau tidak sarapan, aku pasti akan makan disini saat jam istirahat pertama sebagai penggantinya. Orang lain yang melihatku pasti akan bosan. Karena hampir setiap hari, aku pasti akan duduk manis di tempat Mbak Yayuk.

Selama menunggu pesananku tiba, ada banyak orang yang sudah berlalu lalang di hadapanku. Tidak jarang juga diantara mereka yang menyapa. Seperti yang dilakukan dua orang siswa ini padaku.

NATAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang