8|| Takut jatuh cinta

122 41 7
                                    

8|| Takut Jatuh Cinta

____________________________
______________________________________________

Katanya, jatuh cinta itu rindu jika satu hari saja tidak bertemu. Katanya, jatuh cinta itu menyenangkan. Tapi tak sedikit juga yang bilang, bahwa jatuh cinta itu adalah sebuah ancaman, sebuah ketakutan. Dan salah satu orang itu, adalah aku.

~Reynata Hera

.
.
.


Sepertinya, tadi malam aku ketiduran. Sampai-sampai pagi ini aku terbangun, dalam keadaan masih mengenakan seragam yang aku kenakan kemarin. Untungnya, aku tidak bangun kesiangan. Ku lihat handphone, jam menunjukan pukul 04:58 pagi, dan terdapat beberapa pesan whatsapp yang masuk.

Ku lihat satu-persatu pesan tersebut, dan ada satu nomor yang tak dikenal. Ku coba buka pesan tersebut, dan ya! Tepat seperti yang kalian pikirkan. Pesan itu dari Vio. Isi pesan nya kurang lebih seperti ini:

Alvio Sagara: Nata, ini saya Alvio

Cukup singkat, tapi berhasil membuatku salah tingkah. Aaaargh. Jujur kini aku bingung akan membalas apa, pada pesan yang Vio kirimkan.

'Baik Vio' isi ketikan pesan balasan pertamaku, yang kemudian kuhapus. Karena sepertinya, bukankah terasa terlalu baku, dan juga terkesan cuek?

Kejadian seperti itu terus terulang selama 3 kali, sampai pada akhirnya, sebuah pesan berhasil terkirimkan. Namun celakanya, pesan itu hanya berisikan emoticon tanda setuju (ok). Aku panik bukan main, namun belum sempat ku tarik kembali, pesan itu sudah terlanjur terbaca oleh Vio. Dan tak lama kemudian, kulihat Vio mulai mengetik kembali.

Alvio Sagara: Jangan lupa simpan nomor saya.

Reynata Hera: Tentu Vio

Alvio Sagara: cepat siap-siap. Nanti saya jemput kamu.

Reynata Hera: Maksudnya?

Alvio Sagara: Kita pergi ke sekolah bersama.

Aku tersenyum seketika melihat balasan terakhir Vio. Aku jadi teringat dengan jaketnya yang belum sempat aku kembalikan. Cepat-cepat aku siap-siap, dan saat sudah siap, tak lupa aku masukan jaket Vio ke dalam paper bag. Setelah menunggu beberapa menit, Vio kembali mengirimkan aku pesan, yang menyatakan bahwa ia sudah ada di depan gerbang rumah. Cepat-cepat aku turun, kemudian menghampirinya.

......

Saat ini ku lihat ada yang berbeda dengannya. Jika biasanya ia membawa motor, namun kali ini ia membawa mobil. Ia mulai menurunkan kaca mobil, dan tersenyum ke arahku. Aku masuk ke dalam mobilnya tanpa mengatakan apapun. Namun lama kelamaan, aku justru merasa canggung.

"Hari ini tumben kamu bawa mobil, biasanya, setiap hari kamu bawa motor." ujarku memulai percakapan.

"Iya. Tapi hari ini berbeda." jawabnya, yang masih tetap fokus mengemudi

"Bedanya?"

"Ada kamu" ujar Vio sedikit melirik ke arahku. Jujur aku sedikit heran dengan jawaban Vio. Hingga akhirnya aku kembali berbicara.

NATAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang