6|| Kencan?

185 50 34
                                    

6|| Kencan?
.
.
.

Ada banyak orang yang memiliki cerita. Namun sepertinya aku lebih tertarik dengan cerita milikmu.
Aku sering merasa penasaran. Namun kali ini, entah diizinkan atau tidak, bolehkah aku menaruh rasa penasaran yang lebih dalam tentang dirimu?

~Reynata Hera~

___________________________
______________________________________________

Sudah satu minggu aku tak melihat kedua orang tuaku di rumah. Terakhir ku dengar kabar, mereka berdua sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar kota yang entah dimana tempatnya, aku pun tak tahu. Karena mereka memang tidak pernah memberitahuku. Semua kabar tentang perjalanan bisnis mereka selalu ku dapat dari Pak Ramzi, yang tak lain adalah asisten pribadi Ayah. Itu pun kalau aku bertanya.

Aku selalu merasa kesepian jika berada di rumah. Rumah yang orang bilang sebagai tempat untuk pulang tak berlaku untukku.
Kadang aku sering merasa iri jika sewaktu-waktu terkadang Putri bercerita tentang orang tuanya. Aku masih ingat, ketika itu Putri pernah bercerita padaku di sekolah.

"waktu malem aku pergi nonton bareng Mamah Papah loh Reyn. Seruuuu banget."

kalian tahu apa yang aku rasakan ketika itu? Sesak! Dadaku rasanya sangat sesak, ingin sekali rasanya menangis dan meminta Putri untuk berhenti berbicara. Namun tidak bisa. Aku hanya berusaha menahan genangan air mata yang siap meluncur di ujung mata dengan senyum tipis yang ku tampakkan.

Kegiatan sederhana seperti pergi menonton bersama keluarga, seperti apa yang dibicarakan Putri, benar-benar membuatku iri karena tidak bisa melakukannya. Setiap hari mereka selalu sibuk dengan bekerja. Rasanya, tidak ada hari tanpa bekerja.

Hari ini hari sabtu. Seperti biasa aku tak pergi ke sekolah, karena memang sabtu dan minggu sekolahku libur. Saat libur biasanya aku hanya akan berdiam diri di rumah, menghabiskan waktuku untuk menulis atau menonton film di kamar. Aku hanya akan keluar ketika lapar, atau memang ada yang aku butuhkan. Aku juga malas bepergian kecuali memang ada suatu hal yang benar-benar penting yang harus dilakukan.

Namun, entah kenapa hari ini, dengan tanpa tujuan aku keluar rumah. Aku berjalan mengelilingi komplek, sampai langkah kakiku terhenti di sebuah taman. Aku duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Mengamati orang-orang yang berjalan berlalu lalang. Ada yang berjalan bersama keluarganya, ada juga yang sepertinya tengah berjalan bersama kekasihnya, dan tentunya tak sedikit juga yang hanya duduk sendiri sepertiku.

Aku melihat ada anak kecil yang tengah asik bermain gelembung sabun bersama kedua orang tuanya.

Apakah dulu aku seperti itu? Apakah anak itu akan seperti aku ketika dewasa? Atau mungkin sebaliknya? Aku berharap kamu akan bahagia selalu.

Pandanganku sedari tadi tak berhenti tertuju pada anak kecil itu. Anak kecil itu sangat lucu, apalagi dengan bando di atas kepalanya.

Lama kelamaan aku mulai merasa bosan di sini. Aku mulai bangkit dan berjalan menyusuri taman lebih dalam. Kini aku berada tepat di tengah-tengah taman. Dan kini aku melihat sesosok Pria berkemeja hitam sedang duduk dengan kuas di tangan kanan nya. Ku dekati Pria itu, sampai terlihat jelas wajahnya. Ternyata Pria itu adalah Vio.

Sungguh suatu kebetulan yang tak terduga

"Hai" tegurku menyapa

Vio mulai melirik ke arahku, dengan wajah datar miliknya.

"Hai Nata, apa kabar?"

"Aku baik, kamu?" aku kembali bertanya padanya.

"Saya tidak tahu. Mungkin baik, mungkin juga tidak. Saya juga tidak tahu," jawab Vio yang kemudian diakhiri dengan hembusan nafas yang begitu berat.

NATAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang