a

14.8K 1K 31
                                    

"Dan ku harap menjadi bagianmu. Ku bisa gila tak berharap. Dan ku harap menjadi harapanmu." (Sssst... - Sore)

^*^*^

Langit teduh dengan hembusan angin dingin menyentuh kulit saat sore. Asap mengepul dari secangkir teh dan secangkir kopi.

Kicauan burung terdengar dari atas pohon, menghinggap pada dahan kecil. Keheningan menenggelamkan pikiran mereka masing-masing. Vira dan Faktar.

Vira menyesap tehnya lamat-lamat. Matanya memandangi jalan raya yang lengang. Komplek perumahannya selalu sepi saat sore.

"Jadi," Vira meletakkan cangkir tehnya di atas meja lalu menatap Faktar. "Gimana sekolah kamu?"

Faktar menegakkan punggungnya lalu menatap Vira dan beralih menatap dedaunan yang menguning. "Gak ke mana-mana kok. Masih di tempatnya," jawab Faktar yang dibalas dengan Vira yang memutar kedua matanya.

Faktar terkekeh pelan. Lalu keduanya terdiam.

"Seenggaknya, sama seperti kamu yang gak pindah dari hati aku, Vir." Faktar berujar tiba-tiba. "Kalau kamu bertanya-tanya tentang hal itu, itu jawabannya."

Saat SoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang