XII 2
"Arabella Nadya Azkia" ucap seorang wanita paruh baya yang sedang mengabsen satu persatu muridnya.
"Hadir Bu, btw Zkiya Bu bukan Zekiya" Arabella Nadya Zkiya, atau kerap dipanggil Nadya mengoreksi gurunya itu.
Bu Rani, selalu wali kelas XII 2 itu memperbaiki letak kacamatanya.
"Zekiya" ucap Bu Rani.
"Zkiya Bu ..." Nadya kembali mengoreksi Bu Rani.
"Udah, suka-suka ibu lah. Ibu yang baca kan? Gak usah protes" Bu Rani menatap Nadya tajam.
Nadya yang ditatap hanya bisa menjawab gagap, "E ... e iya deh Bu"
"Lagian, siapa yang suruh nama kalian dibuat susah-susah. Belibet kan bacanya" Bu Rani menggelengkan kepalanya.
"Aduh Bu, mana kami taulah. Kan bukan kami yang ngasih nama, kami cuma tau, lahir terus dikasih nama kayak gini" jawab Zaidan Agra Davindra, atau kerap dipanggil Zaidan.
Laki-laki itu menggaruk kepalanya, merasa heran dengan gurunya yang satu ini.
"Kamu mau protes?" Ucap Bu Rani menatap Zaidan.
"Gak Bu, siap saya salah Bu" ucap Zaidan mengatupkan kedua tangannya.
"Ini lagi, namanya susah banget, Kanaya A ... Ana ... Thaletale?" Bu Rani membaca sebuah nama muridnya dengan terbata-bata.
Satu kelas kompak tertawa mendengar ejaan nama Bu Rani.
Kanaya Anathaleetha, gadis itu mengangkat tangannya, "Kanaya Anathaleetha Bu .."
"Zaidan Arga Davira" ucap Bu Rani.
"Agra Bu Agra! Bukan Arga. Davindra Bu ... Bukan Davira, kayak nama cewek itu mah" Zaidan mengusap wajahnya lelah melihat gurunya.
"Maklum, ibu kan wali kelas baru kamu" ucap Bu Rani tersenyum.
Bu Rani pun melanjutkan pengabsenan murid-muridnya yang lain.
"Tolong jangan ribut, tunggu gurunya masuk" ucap Bu Rani meninggalkan kelas.
15 menit kemudian.
Pak Theo selaku guru Matematika tak kunjung datang, membuat murid IPA 2 sudah beranjak dari bangkunya untuk mencari aktivitas yang dapat dilakukan.
"Tumben pak Theo telat" ucap seorang gadis bernama Putri Azzahra.
"Gak tau, mungkin ini adalah tanda-tanda sesuatu yang buruk" ucap Zaidan acuh tak acuh. Matanya fokus menatap game yang ia mainkan.
"Eh? Eh ... Eh! Nadya! Akh! Kalahh!" Zaidan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Merasa kesal saat game yang ia mainkan kalah.
"Eh tai! Lo kenapa gak nolongin gue sih" ucap Nadya menatap Zaidan sengit.
"Gue ada musuh juga kambing" balas Zaidan tak terima.
"Wah, kdrt disekolah. Gak baik. Ini melanggar undang-undang pasal tiga nomor lima di undang-undang sekolah kita ini" ucap Naya.
"Bek bacot kau. Jangan bawa pasal-pasal sekolah lah say" ucap Nadya.
"Hoo ... Naya! Naya! Bawa-bawa pasal dia" Arka Aditya, atau kerap dipanggil Arka sibuk meneriaki Naya untuk mengejeknya.
"Apalah Lo Ka, datang-datang ngejek" ucap Naya.
"Lagian Nay, mana ada kdrt disekolah" ucap laki-laki bernama Shappire Argantara.
"Gak tau nih Naya. Tah apa" sambung gadis bernama Ziefany Raveena Arsyakayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS || ZAINA
Teen FictionANTAGONIS || ZAINA • Kanaya Anathaleetha • Arabella Nadya Zkiya • Zaidan Agra Davindra Nadya suka Zaidan, Zaidan suka Naya, Naya gak suka siapa-siapa. "Minyak dan air gak bisa nyatu, eh kitanya juga ikutan gak bisa nyatu" Nadya. "Sorry, beda agama f...