Dan yang kita tunggu-tunggu, siswa yang mendapatkan peringkat pertama dengan perolehan nilai sebesar 39,95 jatuh kepada…….DAVID WICAKSONO DARI KELAS 12 IPA 1
Seketika banyak suara tepukan tangan serta sorakan yang menyebut nama David.
Atas nama David Wicaksono dipersilahkan naik ke atas panggung untuk memberikan beberapa kalimat motivasi kepada teman-teman dan setelah itu dilanjutkan dengan pemberian piala beserta piagam penghargaan.
Dengan rasa bangga ku langkah kan kaki menuju ke atas panggung diiringi dengan suara tepuk tangan dan sorakan yang meriah.
Setelah menyampaikan beberapa kalimat akhirnya tibalah saat pembagian piala serta piagam penghargaan untuk ku. Setelah pembagian penghargaan selesai aku pun diperkenankan untuk duduk kembali di tempat duduk ku tadi.
Setelah pengumuman juara umur berakhir sudah acara kelulusan yang diselenggarakan oleh sekolah ku.
“Uhh akhirnya aku bisa bebas dari sekolah ini.” ujar ku membatin
Setelah sesi foto bersama teman serta kenalan ku yang datang untuk memberikan selamat atas kelulusan ku selesai akhirnya aku pun bisa bernafas lega karena saat-saat yang ditunggu tiba yaitu bisa rebahan santuy di rumah.
Dari kejauhan aku bisa melihat jika mobil dari kedua orang tuaku sudah terparkir rapi di lapangan sekolah. Melihat hal tersebut aku pun bergegas menuju mobil tersebut namun tiba-tiba saja langkahku terhenti karena kurasakan tangan ku digenggam oleh seseorang.
Saat melihat ke belakang seketika aku dibuat terkejut melihat orang yang menggenggam pergelangan tanganku ternyata adalah Kak Nathan.
“Selamat ya vid atas kelulusan mu” ujar kak Nathan tulus
“Ahh iya thanks ya kak. Oh iya sorry ya kak enggak bisa lama-lama udah di tunggu soalnya sama orang tua” ujar ku kikuk sembari melepas genggaman tangan kak Nathan
Dengan cepat aku pun berlalu meninggalkan kak Nathan namun langkahku kembali terhenti sebentar karena mendengar kalimat yang diucapkan olehnya.
“Apa enggak ada kesempatan lagi buat kakak?” ujar kak Nathan pelan.
Namun seperti orang tuli aku pun mengabaikan kalimat tersebut dan bergegas pergi menuju mobil orang tuaku. Saat masuk ke mobil seketika kembali aku mendapatkan buket yang berisikan banyak pecahan uang 100 ribu.
“Wahhh makasih ya yah, bu” ujar ku berseru senang menutupi rasa tak nyaman di hatiku karena hal tak terduga yang menimpa ku tadi.
“Hahahah anak ayah memang hebat, kami bangga dengan pencapaian mu nak. Kamu mau apa dari ayah, Mobil? Motor? Atau yang lain? Bilang saja ke ayah pasti akan ayah belikan” ujar ayah ku dengan nada bangga.
“Nanti deh David pikir-pikir dulu mau minta apa yang jelas sekarang David mau cepat-cepat pulang aja yah pengen hibernasi”
“Aduh kasihan anak ibu. Ya sudah ayo kita pulang ibu udah buat masakan spesial untuk anak kebanggaan ibu ini” ujar ibuku bersemangat.
Setelah sampai di rumah aku pun beranjak pergi menuju kamar pribadi ku untuk membersihkan diri sebelum makan bersama kedua orang tuaku. Setelah mengganti baju menggunakan baju santai aku pun dengan cepat turun ke bawah menuju meja makan.
“Ayo nak sini duduk disebelah ibu” ujar ibuku menarik kursi
Tak berselang lama kami pun memulai kegiatan makan bersama edisi merayakan kelulusan ku. Setelah makanan habis aku pun segera ingin beranjak ke kamar untuk hibernasi namun baru saja akan berdiri dari kursi tiba-tiba saja ayah ku mulai membuka pembicaraan. Dari raut wajahnya aku menyadari jika ada hal serius yang akan disampaikan oleh ayahku.
“David, ayah ingin bertanya apa rencanamu untuk kedepannya setelah tamat dari SMA?”
“Emhhh kurang tau yah tapi kayaknya David bakal ngembangin usaha yang David rintis sendiri”
Setelah mendengar jawaban dariku tiba-tiba saja ayahku menghela nafas nya seperti tidak setuju dengan keputusan yang aku buat.
“Apa kamu tidak ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan nak?” ujar ibuku lembut
Belum sempat aku menjawab tiba-tiba saja ayahku langsung berkata
“Jujur ayah tidak setuju dengan keputusanmu. Kamu itu satu-satunya anak laki-laki di keluarga ini, kamu yang akan meneruskan usaha ayah jadi ayah harap kamu bisa menempuh gelar sarjana dan menggantikan ayah” ujar ayahku tegas.
“Tapi yah tanpa gelar pun aku bisa kok meneruskan usaha ayah”
Setelah perdebatan yang cukup menguras tenaga aku pun tidak bisa mengelak lagi untuk menuruti keinginan dari kedua orang tua ku ini. Jujur sebenarnya aku sangat malas untuk masuk ke dunia perkuliahan, toh tujuan kuliah buat nyarik kerja sedangkan aku belum kuliah saja sudah bisa membangun sebuah usaha di bidang fashion apalagi usahaku ini sudah terbilang maju dan memiliki brand jadi menurutku kuliah itu buang-buang waktu saja. Mending waktuku ku habiskan untuk mengelola usaha ku sendiri.
Namun apalah daya ku, jika ayah sudah memutuskan sesuatu aku pun hanya bisa pasrah menjalankan perintahnya. Dengan langkah lesu aku pun segera beranjak menuju kamarku untuk menenangkan pikiran.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya nama ku adalah David Wicaksono sering dipanggil David. Aku adalah seorang siswa yang bersekolah di sebuah SMA elit yang terdapat di kota ku dan sekarang merupakan hari kelulusan ku dan hari terakhir ku memakai seragam putih abu-abu.
Aku merupakan seorang keturunan Tionghoa atau orang-orang sering menyebutnya CHINDO (China x Indonesia) dan aku merupakan anak ke-2 dari 2 bersaudara, yang pertama bernama Elina Devi Wicaksono sering ku panggil kak ana, kakak ku ini sudah berstatus menikah dan sekarang ikut tinggal bersama suaminya di Ibu Kota. Mendengar kata CHINDO pasti kalian sudah terbayang kan bagaimana ciri-ciri ku.
Ya seperti yang ada di pikiran kalian aku memiliki kulit putih mulus dengan postur badan padat berisi dan tinggi badan berkisaran 170 cm ditambah lagi orang-orang bilang aku memiliki wajah yang tampan dan manis secara bersamaan sehingga membuat ku menjadi pusat perhatian. Di sekolah pun aku sering menjadi rebutan dari kaum betina dan kalian tahu tak hanya dari kaum betina saja yang mendekati ku, terkadang aku juga pernah mendapatkan pernyataan cinta dari kaum berbatang yang sama jenisnya dengan ku.
Mungkin terlintas di benak kalian kenapa para pria di sekolah ku bisa dengan beraninya mengungkapkan perasaan kepadaku ku. Aku pun sebenarnya juga tak menyangka pria yang terlihat normal di depan ternyata bisa menyimpan rahasia sebesar itu dan kejadian tersebut juga menimpa ku. Siapa sangka pria yang terlihat sempurna dengan parasnya yang tampan, bentuk tubuhnya yang proporsional sekaligus merupakan salah satu orang yang berpengaruh di sekolahku karena menyandang gelar sebagai ketua OSIS bisa-bisanya menyatakan perasaannya kepada ku.
Sebenarnya masih banyak beberapa orang pria yang menembak ku namun yang paling berbekas dan tak bisa ku lupakan adalah kejadian dimana aku di tembak secara langsung oleh sang ketua OSIS yang bernama kak Nathan.
Kalau kalian pikir aku homo atau gay atau apalah itu jawabannya adalah YAP KALIAN BETUL SEKALIH. Semenjak kejadian kelam yang menimpa ku dulu seketika membuat ku berbelok haluan, yang dulunya normal kini berubah 180 derajat menjadi abnormal dan yang dulunya pemuja gunung kembar dan kue serabi milik wanita kini berubah haluan menjadi pemuja batang kejantanan miliki pria.
Jika kalian pikir orang yang merubah ku menjadi seperti ini adalah kak Nathan segera lah buang jauh-jauh pikiran kalian itu dan jangan fitnah dulu Ya Ges Ya.
Awal mula aku menjadi penyuka sesama jenis itu ketika aku tak sengaja memergoki guru olahraga ku yang bernama Pak Lukman sedang melakukan hal tercela dengan salah satu murid yang ku tau itu adalah kakak kelas ku yang notabene-nya adalah seorang pria juga.
Masih teringat jelas di ingatan bagaimana kejadian tersebut bisa membuat ku berubah menjadi seorang penyuka sesama jenis atau bahasa singkatnya yaitu homo.
Bersambung.......
•
•
•
•Oke segitu saja cerita yg bisa aku publish untuk hari ini. Tetep sabar ya menunggu kelanjutan dari cerita David
Terimakasih yang sudah mau meluangkan waktunya buat membaca ceritaku😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]. Sang Pejantan Untuk David
RomancePERINGATAN!! Cerita ini memiliki unsur sejenisnya (gay) jadi jika ada dari kalian yg tidak menyukai cerita bertema ini dipersilahkan untuk diskip saja. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• PROLOG : Kisah dari seorang pemuda yang tak seng...