part 18

2K 65 5
                                    


Setelah pertemuan yang tanpa di sengaja tadi, jaemin dan haechan memutuskan untuk bertemu lagi

Sudah hampir 30 menit haechan menunggu jaemin "duhh jaemin mana ya kok belum datang juga"

Tidak lama setelah itu akhirnya jaemin pun terlihat "maaf chan, aku harus menyiapkan makan malam dulu tapi lupa memberitahu mu" jaemin duduk dengan nafas ngos ngosan setelah berlari

"Tidak apa na"

"Bertemu lagi denganmu saja aku sudah senang apalagi kamu masih mau menemui ku, aku tidak apa menunggu selama apa pun" haechan tersenyum pada jaemin

"Aaaaaa haechan, rasanya aku ingin menangis" jaemin memeluk haechan erat

Setelah beberapa menit berpelukan mereka pun melepas pelukannya

"Ayo ceritakan, selama ini apa saja yang kamu lakukan chan"

"Aku hanya fokus belajar mengurus perusahaan daddy, dan aku rasa itu melelahkan"

"Kalau kamu, apa saja yang kamu lakukan selama ini?" Haechan bertanya lagi apa yang di tanyakan jaemin padanya tadi

"Yaaaa... aku hanya mengurus dua anak itu dan mengurus daddy dan jeno tentunya"

Saat mendengar jawaban jaemin, haechan teringat sesuatu "oiya na aku boleh bertanya lagi?"

"Tentu, ingin bertanya apa chan?"

"Begini...aku sedikit tidak enak sebetulnya tapi kenapa kalian tinggal di rumah daddy jae?" Haechan sudah penasaran sejak jaemin mengatakan bahwa mereka tinggal di rumah daddy jae bukan di rumah mereka

Jaemin sudah tidak kaget dengan pertanyaan itu karna ia yakin haechan pasti penasaran "sedikit berat menceritakannya chan, tapi akan ku ceritakan" jaemin menarik nafasnya pelan sebelum melanjutkan ceritanya pada haechan

"Sebenarnya...bubu sudah meninggalkan kita"

"HAH?" haechan sangat terkejut mendengar kabar ini karna ia baru mengetahui nya

"Bubu pergi begitu cepat chan"

"Sejak kapan?" Haechan penasaran karna tidak ada yang memberitau kabar ini padanya

"Sejak...15 tahun yang lalu"

"Berarti..."

"Setelah kalian bercerai" haechan semakin terkejut karna sudah selama itu dan dia tidak mengetahui apa apa

"Saat itu keluarga jung sangat kehilangan chan, bahkan aku yang hanya menantu bubu pun merasakan kesedihan yang sangat dalam.

Jika mengingat saat itu, aku rasanya tidak ingin melalui masa itu" jaemin kembali mengingat betapa sakit nya masa saat bubu meninggalkan mereka semua

"Saat itu aku berusaha kuat padahal aku juga rapuh chan. Aku tidak tau harus berbuat apa, aku melihat semua orang di depanku menangis karna kehilangan orang yang di sayang. Aku juga hancur saat itu, tapi saat melihat chenle yang sangat merasa kehilangan disitu aku berfikir aku harus kuat demi menguatkan yang lainnya.

Karna jika aku hancur, siapa yang akan menguatkan mereka? Aku sungguh tidak sanggup sebenarnya chan, tapi ini takdirku.

Walaupun aku hanya menantu bubu dan bukan anaknya, aku sempat merasa sangat istimewa karna bubu sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri. Aku seperti merasakan kasih sayang orang tuaku sendiri, kasih sayangnya sangat besar.

Bubu orang baik dan aku beruntung karna bubu sayang padaku. Aku saja sudah sehancur itu, bagaimana anak dan suaminya? Apalagi chenle...jika berada di posisinya aku mungkin sudah tidak hidup lagi sekarang chan karna tidak sanggup di tinggalkan dengan orang orang yang ku sayangi" jaemin sebetulnya tidak ingin menceritakan masa paling sulit nya itu, tapi ia juga harus menceritakannya pada haechan

"Dari saat itu...kami semua kehilangan senyuman chenle. Kami kehilangan chenle yang ceria dan mendapatkan chenle yang pendiam, jarang tersenyum lagi bahkan nyaris tidak pernah. Chenle dulu yang selalu tersenyum ceria, ramah kepada siapa saja sekarang kami mendapatkan chenle yang jarang tersenyum jika bertemu orang bahkan dengan kami pun jarang sekali tersenyum.

Kami sempat khawatir karna chenle tidak pernah mau berinteraksi dengan orang lain lagi. Chenle selalu sendirian bahkan saat sekolah pun dia tetap sendirian dengan buku yang selalu di bacanya. Dia tidak memiliki teman, saat pulang sekolah pun dia langsung ke kamarnya tanpa ingin bermain dengan teman se usianya.

Disitu kami semakin hancur karna kehilangan kebahagiaan chenle chan. Kami selalu berusaha mengajak nya bermain agar keceriaannya yang dulu kembali lagi, tapi usaha kami sia sia.

Aku pun berfikir untuk mencarikan chenle teman. Dan syukurlah aku menemukan jisung, anak yang ceria walaupun kehidupannya juga hampir sama dengan chenle. Akhirnya aku mengadopsi jisung tapi tetap saja kami harus berusaha mendekatkan jisung dan chenle walaupun jisung selalu berusaha tapi memang chenle yang sepertinya tidak mau.

Kami terus berusaha agar chenle tidak sendirian lagi, usaha kami akhirnya berhasil di satu tahun kemudian. Chenle mulai menerima jisung dan mulai bermain lagi walaupun masih dengan sifat dinginnya. Setidaknya kami bisa melihat chenle memiliki teman.

Jadilah chenle yang sekarang chan, jadi kamu jangan kaget lagi ya anakmu jadi seperti ini. Dan maafkan aku tidak bisa mengembalikan keceriaan chenle lagi" ucap jaemin yang sudah menangis karna mengingat chenle yang saat itu sangat hancur karna kehilangan orang yang ia sayang

"Heii na, aku yang seharusnya berterimakasih dengan kamu karna sudah selalu menjaga dan menyayangi chenle" haechan mengusap punggung jaemin berusaha menenangkannya

"Dari saat itu aku dan jeno tinggal di rumah daddy jae, karna kesehatan daddy jae yang kurang baik dan tidak tega meninggalkan daddy sendirian walaupun saat itu masih ada beomgyu dan sungchan. Tapi aku dan jeno tetap memutuskan tinggal bersama daddy, chenle dan lainnya agar kami bisa saling menguatkan" jaemin masih melanjutkan ceritanya

Haechan sedikit merasa bersalah karna tidak ada di saat saat yang berat itu. Dia malah meninggalkan mereka semua, terutama chenle. Dia semakin merasa bersalah pada anaknya itu, apalagi mengetahui bahwa keceriaan chenle sudah menghilang. Dia merasa gagal menjadi mommy yang baik untuk chenle

"Maafkan aku saat itu aku malah meninggalkan kalian semua. Maafkan aku yang tidak mengetahui keadaan bubu dan maafkan aku juga na sudah membuatmu menjaga chenle padahal... itu tugasku" haechan menunduk merasa sangat bersalah

Jaemin pun memeluk haechan saling menguatkan satu sama lain "sudah lah, masa itu sudah lewat chan. Lagi pula kamu kan sahabatku jadi anak mu akan ku anggap seperti anak ku juga, jadi mari kita rawat chenle bersama" haechan menangis di pelukan jaemin

"Maafkan aku..."

Mereka pun melepaskan pelukannya "kamu mampirlah kerumah chan, daddy pasti ingin bertemu dengamu"

"Aku ingin...tapi apa tidak apa aku kesana?" Haechan ragu karna merasa bersalah dengan keluarga itu

"Tidak apa, daddy juga masih menanyakan kabarmu pada kami chan"

"Chenle bagaimana? Aku takut dia tidak suka dengan kehadiranku na"

"Chenle ya...." jaemin sedikit berfikir karna saat melihat chenle bertemu haechan tadi ia melihat bahwa chenle seperti tidak ingin menemui haechan

"Aku akan berusah membuatnya mau menemui mu chan. Tapi pasti butuh waktu sih, dan usaha kita tentunya.

Seringlah datang kerumah ya dan temui chenle agar dia terbiasa lagi dengan kehadiranmu. Tenang chan aku akan membantu berbicara padanya agar mau bertemu denganmu lagi" jaemin tersenyum meyakinkan haechan

"Kita harus berusaha, aku akan berusaha membujuk chenle dan kamu berusaha dekatindia okey?"

Haechan semakin menangis mendengarnya. Jaemin sebaik itu sudah mau merawat chenle sekatang ingin membantunya mendekati chenle lagi

"Huaaaa terimakasih jaemin" haechan semakin menangis dan tentu di tertawai jaemin karna ia sudah lama tidak melihat haechan seperti ini

"Hahahaa...kau lucu sekali jika menangis seperti ini haechan" mereka pun akhirnya tertawa bersama setelah menangis dan melanjutkan ceritanya

🌻


See you next part...

I Miss You, Daddy And Mommy [Markhyuck] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang