PROLOG

304 138 80
                                    

"Tentang Rindu yang menginginkan janji temu."

"Tentang Rasa yang terus Abadi."

"Dan tentang jauhnya antara kamu dan aku yang kini tak lagi bersama."

Mungkin sebuah tragedi memang adalah sebuah sejarah yang paling sulit untuk di hapus dalam ingatan.

...

"Tempatku untuk kembali sejatinya ada di kamu."
-Dikara Danas'sagara
...

"Tidak harus bersama, karena kenal dengan kamu sudah lebih dari cukup."
-Kanala Nesaya

·•⚘•·

Seorang gadis cantik terduduk di tepi danau bersama kursi kayu yang hanya ia sendiri tempati.

Tak ada suara, suasana di sekitar hanya di selimuti oleh keheningan. Sebuket bunga tulip putih di genggamannya tampak basah terkena tetesan air mata. Ia mendongak menatap langit yang kian menjadi abu-abu gelap.

Kanala Nesaya. Gadis dengan rambut terurai itu perlahan berdiri. Tangannya terulur menadah setetes demi setetes air hujan yang mulai bertebaran membasahi area Danau.

Langkah demi langkah kakinya menelusuri jalan keluar dari area Danau. Sejujurnya ia tidak terlalu menyukai hari ini. Ingatan kejadian 2 tahun lalu tiba-tiba berputar di pikirannya.

Tepat 2 tahun dia pergi dan tak pernah kembali.

Ataukah mungkin dia memang takkan pernah pulang lagi?

Jika waktu paling bahagia menurut Kanala saat apa? Mungkin saat ia masih bersama dengan orang yang dicintainya. Duduk bersama, lalu bercerita tentang hari esok di masa tua nanti.

Kanala tersenyum tipis. Ia terus melangkah pergi, sejenak ia berbalik melihat pemandangan Danau yang kian tak terlihat.

Gadis itu mempercepat langkahnya. Sebuket bunga tulip yang di bawahnya tadi, sengaja ia tinggalkan di bawah pohon Pinus yang menjulang tinggi.

"Saat itu, kita masih bisa saling menatap satu sama lain."

"Namun sekarang tidak."

Jauh di bagian sana, ada kisah paling indah bersama dia. Berjalan dengan dia di bawah langit senja di bagian timur.

"Dikara Danas'sagara."

Bukan tentang nama, namun tentang sosok yang akan menjadi kenangan tak berujung.

"Pada akhirnya, kamu adalah segala dari segala keberuntungan yang di pertemukan Tuhan."

...

"Meski tak lagi sama. Tapi selamat karena selalu melegenda dalam ingatan, Dikara."
-Kanala Nesaya

...

"Bahagianya yang banyak ya Nala. Jangan pernah terlalu lama larut dalam duka, ayo coba senyum lagi."
-Dikara Danas'sagara

·•⚘•·

Note :

Kita akan kembali ke cerita 2 tahun yang lalu. Saat bagaimana bahagia masih bersama Kanala di masa itu.

⚠️:

Cerita ini dibuat dari hasil pemikiran penulis.

Dimohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan hukum, jabatan. Maupun penulisan nama atau tempat dalam cerita ini.

Isi di dalam cerita ini 👇🏻

1. Nama tempat yang digunakan sebagai relawan dan untuk pos militer hanyalah fiksi.

2. Cerita ini juga tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi ataupun lain sebagainya.

JANGAN SKIP!! 🚫:

Okehh. Cerita ini gaakan Eci pakein bahasa (Saya-Anda) atau bisa kalian sebut Formal.

Kenapa? Soalnya Eci tim Pembaca /Penulis yang sukanya sama cerita pake bahasa (Non Formal).

Dan sebenarnya cerita ini lebih mengarah ke Fiksi Remaja dan Romansa. Kalau tentang sejarah? Mungkin Eci kurang ke situ alurnya.

Oh iya, jangan panggil aku Author/Thor.
Panggil aku dengan sebutan Eci/Cii juga bisa 🤍

Panggil aku dengan sebutan Eci/Cii juga bisa 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENJA DI LANGIT TIMUR | REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang