HTP.

11K 324 25
                                    

Hai guys i'm back a new book
Udah siap baca nya?
Sorry for typo.

Happy reading now!

¶ Prolog ¶
____________________________

∆ CAST ∆

Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jeno

" gak ada yang seru kecuali liat papi mark ngakang"

" gak ada yang seru kecuali liat papi mark ngakang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark lee ( Papi )

"Kalo mau majuin kontol pelan pelan"

"Kalo mau majuin kontol pelan pelan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seulgi (Lee/Kang)

"Papi, jalan nya kok aneh gitu?".

Seorang remaja berumur lima belas tahun berlari dengan tangisan sendu di lorong rumah sakit yang cukup ramai.

Lee jeno, mendengar kabar bahwa ayah cintanya telah pergi ke tempat yang selama ini ia tidak harapkan u untuk pergi secepat ini, orang yang selalu memanjakan nya dan juga selu memberi motivasi dan mendukung apapun yang anak semata wayang nya lakukan.

Jeno berhenti di depan pintu ruangan yang di dominasi oleh warna putih terdengar banyak suara tangisan di dalam.

Jeno membuka pintu ruangan tersebut perlahan yang ia lihat hanya ada seorang pria yang Tenga terbaring pucat dengan wajah kaku dan tidak bisa di bangun kan, ibu nya yang tengah memeluk sang ayah dengan berteriak memanggil namanya dengan berharap sang ayah akan bangun sekarang.

Kakek dan nenek nya yang hanya diam terduduk lemas tidak bisa berkata kata dengan mata yang sudah lebih dari sembab.

Jeno melangkah perlahan menggelengkan kepalanya melihat pahlawan nya yang sudah meninggalkan dunia beberapa menit yang lalu.

"Papa. . . jeno, g-gak mungkin hiks. . ."

Tangisnya pecah kembali ia memegang erat tangan sang ayah yang sudah sepenuh nya kaku dan dingin, remaja tersebut menggeleng lalu mencium tangan sang ayah.

"Papa. . . jeno masih butuh papa sekarang" pilu nya menangis.

Semoga saja ayah nya, super hero nya, mendapat tempat yang layak di sisi tuhan yang maha esa, ia berharap semua rasa sakit nya kan terbalas dengan kebahagiaan di masa depan yang akan datang.

Dua tahun berlalu, remaja bersama jeno itu tumbuh menjadi remaja yang menyebalkan dan juga kasar, terkecuali kepada ibu dan teman dekat nya.

Jeno menuruni rumah mewah yang di diami ia dan sang ibu melangkah ke dapur ketika indera penciumannya menghirup aroma nasi goreng yang mencengangkan dan sangat enak di rasakan.

"Mami masak nasgor kah?" ia bertanya ketika sudah sampai di sebelah sang ibu.

Seulgi mengangguk lalu membawa sendok menyiuk satu sendok lalu di arah kah ke arah putra semata wayang nya yang sangat amat ia sayangi dan berharga, "cobain deh".

Jeno mengangguk lalu membuka mulut nya walau sedikit membungkuk karena ibu nya itu menurut jeno sangat pendek dan mungil seperti kurcaci.

"Selalu enak mi, udahlah mi cari papi baru aja" usul nya bercanda.

Seulgi tertawa lalu mengangguk samar dalam masak nya sedangkan jeno langsung terdiam diri melihat anggukan dari ibu nya yang cantik.

Sepertinya anggukan mami nya merupakan tanda keseriusan duniawi.
______________________

Allo allo allo? Ada yang kangen saya enggak mwehehehe.

Ni author pub cerita baru, so tes ombak? Hem 40 vote aja dulu ngab.

See you next chapter mwahahaha.

Bye byeeee

HOT PAPI [NOMARK🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang