Tejebak Zona Nyaman

1.6K 131 23
                                    

**HAPPY READING**

Masih dengan posisi yang sama, dua sejoli itu tengah terbuai dalam pelukan hangat di bawah langit malam.

Selang beberapa saat, keduanya saling melepaskan pelukan. Kini afan dan serli berusaha mengalihkan pandangan mereka yang saling bertaut sambil sesekali wanita yang di sapa serli itu, merapihkan rambutnya.

"Lii, maaf aku lancang ngungkapin perasaan aku ke kamu" Ujar afan dengan ekspresi yang sulit di artikan.
Mendengar hal itu, serli menghela nafas panjang  tanpa berbicara sepatah kata pun. Afan yang tampak seperti cemas pun, kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Lii, maafin aku. Aku cuma mau ngungkapin apa yang selama ini aku pen,," Ucapan afan terhenti di kala seruas jari telunjuk mendarat di bibirnya, jari itu seolah menjadi aba-aba agar afan menghentikan ucapannya. Ya jari itu adalah jari serli.

"Kamu gak salah, karena apa yang selama ini kamu rasain, sama seperti yang aku rasain" Ucap serli, kemudian melepaskan jarinya dari bibir afan
"Maksud kamu li?" tanya afan dengan raut wajah kebingungan.

Serli menghela nafas sambil memperhatikan bintang-bintang yang ada di malam itu, sebelum kemudian melanjutkan pembicaraannya.

"Kita sama-sama terjebak di zona nyaman berkedok persahabatan fan.Tanpa perlu menjelaskan lebih luas, aku tau pasti kamu faham maksud aku. Tapi aku takut, persahabatan kita rusak hanya karena adanya perasaan suka lebih dari sekedar sahabat ini. Aku gak mau kita jadi asing fan." Ucap serli sambil sesekali menatap pria yang ada di sampingnya itu.

Afan yang mendengar pernyataan serli, seketika matanya berkaca kaca.Ia menatap serli dengan tatapan yang begitu dalam, sambil bergumam dalam hati.
"Kamu salah lii,kita gak akan asing karena perasaan yang lebih ini.Tapi kita akan asing, jika suatu saat nanti aku kalah melawan apa yang ada dalam diri aku selama ini". Gumam afan

Serli yang menyadari mata afan seolah menahan tangis, seketika merasa bersalah. Ia berpikir jika tadi dia salah bicara.

" Fan, are you okay? Tadi aku salah ngomong ya?"tanya serli sambil memegang kedua pipi sahabatnya itu. Namun tidak ada jawaban dari afan.Afan justru membawa serli dalam pelukannya. Kali ini dia benar benar memeluk serli dengan erat, kemudian beralih mengecup pucuk kepala serli.

"Masuk yuk, udah larut malam" Ucap afan  setelah mengecup pucuk kepala serli. Serli yang tampak sedikit kebingungan itu, hanya menurut saja.

Kini afan dan serli sudah berada di dalam tendanya masing masing.

_SKIP PAGI HARI_

Saat fajar belum terbit dan yang lain masih terlelap dalam tidurnya, afan justru terlihat sedang berdiri di puncak sambil membentangkan kedua tangannya dengan di temani udara sejuk kala itu. Serli yang tampaknya baru saja bangun, melihat afan yang tengah berdiri menikmati udara di pagi itu. Serli kemudian berjalan menghampiri sahabatnya tersebut. Afan yang tengah membentangkan tangannya, seolah di kejutkan oleh sepasang tangan yang melingkar di tubuhnya.

Bukannya langsung menoleh kepada sosok yang tengah memeluknya dari belakang itu, afan justru tersenyum sambil memejamkan matanya. Ia seolah sudah tau siapa sosok yang tengah memeluknya itu, karena aroma khas yang di miliki sosok tersebut.

"Siapa yang meluk tanpa izin?" Ujar afan masih dengan posisi yang sama
"Aku" jawab serli sambil tertawa geli
"Hahah, gak sopan kamu ya" Ujar afan yang juga tertawa dengan ulah sahabatnya itu.
"Biarin, hahaha" jawab serli

Selang beberapa saat, afan pun membalikan badannya menatap ke arah serli.

"ngapain meluk-meluk hmm?" Tanya afan dengan nada clingy.
"Emang kenapa, gak boleh?" Ucap serli sambil mempoutkan bibirnya.
"Boleh kok, boleh bangat" Jawab afan dengan nada manjanya.
"Peluk lagi boleh?" tanya serli dengan clingy
"Boleh, sini" jawab afan sambil membawa serli dalam pelukannya.

Sesekali afan membelai rambut panjang milik sahabatnya itu.

"Kok mulutnya bau, belum  gosok gigi ya?" Ucap afan yang berniat menjaili serli. Serli yang mendengar itu, tampak sedikit kesal
"Ihh afan nyebelin deh, mana ada bau" Ucap serli sambil menepuk dada afan, kemudian melepaskan pelukannya.

Melihat respon serli, afan seolah puas karena telah menjaili serli.

"Umm, sini-sini, aku bercanda kok" Ucap afan sambil memegang kepala serli
"Kamu gak capek apa, cantik mulu hmm?" Ucap afan sambil mengusap alis serli dengan jempolnya.
"Issh, tadi ngeledek, sekarang muji" Ucap serli sambil sedikit mencubit perut afan.

Saking asiknya mereka bercanda, sampai tak sadar bahwa matahari mulai meninggi, dan anak anak sudah bangun. Bu salma yang tampak sedang memperhatikan mereka, hanya tersenyum. Karena menurutnya ini memang lagi zaman mereka sebagai anak mudah.Meski demikian, sesekali bu salma tetap menegur mereka untuk membatasi kedekatan.Bukan hanya afan dan serli, namun juga pada anak didiknya yang lain.

Next or Stop?

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang