Backsound chapter ini adalah
Merah Sejuta Luka - Tasha Bouslama
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai!Happy Reading!
Enjoy!
.
.
."Mas, bajunya udah Mamah siapin yah di kamar," ujar Alya pada Biru sambil mendudukkan diri ke kursi makan untuk sarapan, dia baru saja turun dari lantai dua.
"Baju untuk yang lain juga udah Mamah siapin di kamar masing-masing," tambah Alya pada suami dan anak-anaknya yang lain.
"Baju buat apa, Mah?" tanya Mentari bingung sambil mengerutkan keningnya. Dia menyuapkan roti tawar ke mulutnya, mereka semua memang sarapan duluan karena Alya sendiri yang memintanya.
"Hari ini ada premier filmnya Mas Biru. Kita semua kan punya undangan VVIP dari Mas aktor," kekeh Alya menggoda Biru sambil menaik turunkan alisnya.
"Jam berapa Mas acaranya? Kok Adek baru tahu sih?" tanya Mentari heran dan manja.
"Jam dua siang," jawab Biru cuek.
"Syukur deh, Adek selesai kuliah pukul setengah sebelas jadi Adek bisa dateng buat support Mas Biru." Mentari lega karena dengan demikian dia bisa datang ke acara mas keduanya.
"Emang siapa yang ngundang lo?" tukas Biru sarkas, hal itu membuat Mentari langsung lesu seketika. Seharusnya dia tahu diri sejak awal.
"Mas!" tegur Alya dan Wira, Bumi juga melototkan matanya pada adik laki-lakinya tersebut.
"Ya udah gak papa kalau Mas Biru gak suka Adek dateng. Nanti Adek jalan ajah sama Runi kalau begitu, atau mungkin jalan bareng Bang Langit. Papah, Mamah, dan Mas Bumi gak usah lebay gitu ah sama Mas Biru," kekeh Mentari membawanya sebagai bahan bercandaan. Padahal aslinya hati dia terasa perih mendengar penolakan mas keduanya.
"Lagian dia kan belum muncul ke publik Mas, Pah, Mah. Kalau tiba-tiba dia muncul ke publik sama kalian malah akan timbul banyak pertanyaan!" tegas Biru menggunakan alasan yang logis. Tapi hal itu tidak membuat orang tua dan masnya merubah ekspresinya, mereka masih kesal dengan mulut pedas Sabiru.
"Hmm ... Pah, boleh anterin Adek ke kampus nggak? Hehe lagi males nyetir nih." Mentari meminta Wira mengantarkannya ke kampus sekaligus mengalihkan topik pembicaraan.
"Boleh dong, Sayang. Papah udah selesai kok ini makannya, yuk berangkat sekarang!" Wira langsung mengiyakan apa yang anak gadisnya minta.
"Berangkat yah, Mah, Mas." Mentari menyalami mereka dengan sopan lalu segera menggandeng tangan Wira ke luar menuju mobil papanya yang sudah disiapkan oleh mang Dadang.
"Sayang, gak usah dipikirin yah perkataannya Mas Biru, Adek tetep dateng ajah ke premier nanti siang." Wira mencoba menghibur putri bungsunya, karena sejatinya dia tidak keberatan sama sekali jika putri bungsunya itu mau go public.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Mentarinya
Fanfiction23 Juni 2023 - On Going Jadwal update silakan lihat di bio! INI HANYA FIKTIF BELAKA! PLEASE, NO PLAGIAT! Langit dengan Hangatnya Mentari dengan Dinginnya Langit dengan Birunya Mentari dengan Jingganya