Chapter 7 - Karin

120 16 0
                                    

Backsound chapter ini adalah
Agnes Monica - JERA
Silakan Putar di platform musik yang kalian pakai!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Langit mengantarkan Mentari pulang dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit mengantarkan Mentari pulang dari rumah sakit. Sepanjang jalan dia terus menggenggam tangan Mentari. Dia lega sekali kekasihnya sudah sembuh, meski masih harus menjalani pemulihan untuk satu minggu kedepan.

"Udahan Lang pegangan tangannya!" seru Bumi dari arah belakang.

"Tahu!!! Sekalian gue lem ajah deh tangan kalian berdua. Mentang-mentang lo punya pacar, Bang!" timpal Biru menambahkan dengan sarkas.

Langit terkekeh mendengar protesan dua masnya Mentari. Bumi dan Biru memang ikut dengan mobil Langit. Sementara mama papanya tidak menjemput Mentari, mereka menunggu di rumah. Sedangkan dua adik Langit ada kelas. Alhasil duo mas harus menyaksikan kebucinan Langit pada adik bungsu mereka.

"Abang nanti langsung pamit yah. Ada flight abis dzuhur nanti." Langit membuka pembicaraan.

"Flight ke mana, Bang?" tanya Mentari.

"Deket kok, Abang flight cuma tiga hari untuk penerbangan domestik. Nanti siang flight pertama ke Makassar," jawab Langit.

"Hati-hati yah, Bang! Jangan lupa share pesawatnya seperti biasa ke aku yah!" Langit mengangguk mengiyakan pesan dari Mentari. Tangannya mengangkat tangan Mentari yang dia genggam lalu mengecupnya lembut.

"Ekhem!" Deheman dari Bumi membuat Langit lagi-lagi terkekeh. Tapi kali ini dia rela melepas genggaman tangan nya dari tangan lembut Mentari, lagipula mereka sudah sampai di kediaman keluarga Hernandi.

"Mas, Ru, maaf aku gak turun yah! Harus langsung pulang buat siap-siap flight. Titip salam buat Om Wira dan Tante Alya." Langit menyalami Bumi dan bertos dengan Biru.

"Iya gak papa Lang, hati-hati yah," pesan Bumi, dia dan Biru turun dari mobil Langit lebih dulu.

"Safe flight, Bang!" Mentari berkata diiringi senyuman indah untuk Langit.

"Siap!!" jawab Langit sambil memberikan hormat pada kekasihnya. Dengan sayang dia mengecup lembut kening Mentari.

Tangannya membingkai kedua sisi wajah Mentari, dia menatap mata kekasihnya itu dalam dengan penuh perasaan. "Jangan capek-capek dulu yah! Inget kamu masih pemulihan, Sayang! Jangan bandel ok!" Langit memberikan wejangan dengan serius. Mentari mengangguk nurut membuat Langit gemas melihatnya. Karena Bumi sudah mengawasi mereka dari luar Mentari segera keluar dari mobil Langit.

"Maen kecup kening kecup kening ajah!" gerutu Bumi pada Mentari.

"DOSA!! DOSA!!!" timpal Biru juga, Mentari memutar bola matanya malas melihat tingkah dua masnya. Langit membuka jendelanya menganggukkan kepala dan mengucap salam berpamitan, lalu segera pulang untuk bersiap mengudara lagi.

Langit dan MentarinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang