Chapter 2 - Master

184 20 24
                                    

Backsound chapter ini adalahStephanie Poetri - I LOVE YOU 3000 Silakan! Putar di platform musik yg kalian pakai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Stephanie Poetri - I LOVE YOU 3000
Silakan! Putar di platform musik yg kalian pakai!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Langit dan Mentari sampai di tempat makan yang sudah Langit reservasi sebelumnya. Langit sengaja membukakan pintu untuk Mentari lengkap dengan meletakkan tangan kanannya di atas kepala Mentari agar tidak terantuk bagian atas mobil.

"Ayo masuk!" Langit meraih tangan Mentari dan menggandengnya masuk ke dalam.

"Abang!" seru Reksa dan Ares yang langsung berdiri saat melihat Langit. Dua adek itu langsung memeluk sang abang erat. Mereka sangat rindu dengan abangnya yang satu itu. Langit membalas pelukan mereka dengan hangat, mengusap belakang kepala keduanya dengan lembut.

"Seandainya aku, Mas Bumi, dan Mas Biru bisa begitu juga." Mentari membatin sendiri melihat pemandangan hangat di depannya. Dia juga menginginkan hal serupa dari dua masnya, dengan Bumi dia selalu melakukan itu, tapi tidak dengan Biru.

"Hi, Tar?" sapa Reksa.

"Malam, Tar?" sapa Ares juga.

"Hi, Kak. Malam," jawab Mentari dengan senyum di bibirnya.

"Duduk, Sayang!" Langit menyeret kursi untuk Mentari duduk.

"Kalian udah pesen makanan?" tanya Langit pada dua adiknya.

"Udah, Bang. Pesen kesukaan kita semua. Bentar lagi paling keluar," jawab Ares.

"Kak Ares abis olahraga?" tanya Mentari melihat baju olah raga yang Ares pakai.

"Nggak, Tar. Kakak abis ngampus terus baju Kakak kotor, yaudah deh ganti ajah pake baju yang ada di mobil, adanya cuma baju ini," jelas Ares, tidak lama benar makanan yang Ares dan Reksa pesan datang.

"Ada udang mentega kesukaan Tari, ayam taliwang kesukaan Bang Langit, dori sambal matah punya aku, sup iga punya Bang Ares." Reksa mengabsen satu-satu makanan yang datang.

"Abang kurang nasinya nggak?" tanya Mentari pada Langit.

Langit menatap Mentari bingung. "Kenapa?" tanya heran.

"He he he, aku kayaknya bakal makan setengah ajah."

"Emang gak bakal abis? Kenapa? Tumben?" tanya Langit bingung.

"Pacar Abang dari kemarin makannya nggak habis mulu, Bang!" lapor Ares.

"Iisshh! Kak Ares! Cepu banget kamu, Kak!" Kaki Mentari di bawah meja menendang kaki Ares, matanya melotot gereget pada orang yang bersangkutan.

"Hey kenapa, Sayang? Nggak enak badan atau kenapa?" tanya Langit serius, tangannya menggenggam tangan kanan Mentari yang ada di atas meja.

"Hmm, nggak tahu juga, dari kemaren tiap makan emang gitu. Baru ¼ makan udah kenyang duluan. Jadi mau kurangi porsi makan ajah, daripada mubazir," jawab Mentari.

Langit dan MentarinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang