Awal Musim Semi Yang Hangat

1 0 0
                                    

Eun Ji membuka matanya pagi ini dengan perasaan yang tidak nyaman, kejadian kemarin membuat ia banyak berpikir tentang apa yang terjadi pada dirinya. Kenapa Dokter di Busan menyarankan Eun Ji untuk melakukan begitu banyak pemeriksaan padahal ia baru pertama kali pingsan seumur hidupnya. Eun Ji memang sering mengalami mimisan tapi ia selalu berpikir itu karena ia kelelahan belajar, memang Eun Ji terbiasa belajar hingga tengah malam, bahkan sejak SMA ia juga sering kali tidak tidur dalam sehari untuk belajar dan tidak pernah terjadi apapun, tapi kemarin saat ia tidur dengan baik dan bahkan hidup dengan santai karena liburan musim dingin, tubuhnya seketika itu juga tumbang. 

Seperti hari ini, ini adalah kali pertamanya ia bangun dari tidur dengan hati yang tidak senang. Biasanya Eun Ji akan bangun tidur dan langsung bergegas mandi. Tapi pagi ini ia berlama-lama di tempat tidur sambil menatap langit biru dari balik jendela. 

Sampai suara panggilan ibunya terdengar, barulah Eun Ji bangkit dan bergegas mandi karena hari ini ia akan melakukan berbagai macam pemeriksaan mulai dari tes darah, tes urin, CT Scan, Rontgen, dan mungkin jika diperlukan ia juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan endoskopi. Eun Ji sempat bertanya kepada ayahnya kenapa ia harus melakukan ini semua? Jawabannya "Kamu mungkin sudah banyak sekali Allah berikan bahagia, kali ini tidak perlu bertanya kenapa? Apapun yang kamu lakukan, apapun yang kamu jalani tiap harinya sudah ketentuan dari Allah" 

Eun Ji juga sempat bertanya "Jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan? Bagaimana?"
"Memang selama ini kita sudah menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita? Bukannya kita ini hidup dengan jalan yang sudah Allah gariskan untuk kita? Mungkin sebagian jalan yang Allah berikan kepada kita itu jalan yang kita sukai, tapi mungkin akan ada juga jalan yang Allah berikan dan kita tidak suka, tapi tidak perlu marah dan bertanya kenapa? Allah akan selalu bawa kita ke tempat paling indah." 

Setelah selesai mandi dan bersiap menggunakan pakaian yang nyaman, Eun Ji keluar kamar dan di meja makan ia sudah melihat kedua orang tuanya yang sudah rapih dan berbincang kecil "Eomma, Appa...", Eun Ji memanggil kedua orang tuanya kemudian menghampirinya untuk ikut menyantap sarapan pagi. 

"Appa.. Apakah Eun Ji sangat harus untuk ikut pemeriksaan ini?" Ucap Eun Ji dengan suara yang sangat pelan. Ia sebenarnya takut jika ucapannya akan mengundang murka ayahnya di pagi hari. Tapi ia juga sangat enggan untuk ikut melakukan pemeriksaan ini.

"Eun Ji-aa. Eomma bwabayo" (Eun Ji, Lihat ibu) kedua tangannya digenggam erat oleh seorang wanita yang ia panggil Eomma, tatapannya menatap Eun Ji dengan sebuah senyuman yang didalamnya tertanam sebuah keyakinan. "Gwechana..  Kalau kamu tidak mau, tidak apa-apa. Eomma dan Appa hanya khawatir dengan kondisi kamu kemarin. Kalau sekarang kamu sudah merasa lebih baik, tidak apa-apa kalau tidak mau periksa.", Ucap Eomma yang kemudian memeluk Eun Ji. Dalam dekapan ibunya itu, Eun Ji menahan tangisan seolah pelukan itu membuatnya lebih tenang. 

"Eeomma Mianhae" (Ibu, Aku mohon maaf) Ucap Eun Ji dengan suara lirih karena ia menahan tangis. 

"Gwenchana, Uljima Eun Ji-aaa. Eeomma yogi-e" (Tidak apa, Jangan menangis. Ibu di sini)
Pagi itu Eun Ji mendapatkan pelukan dari ibunya yang akhirnya membuat ia menangis sangat deras di sana. Eun Ji menangis karena ia takut, dan ini adalah pertama kalinya ia tidak mengikuti keinginan dari kedua orang tuanya. 

"Eun Ji, meskipun keputusan kamu begitu tapi kita tetap harus datang Ke Rumah Sakit untuk mendapatkan obat. Apa kamu tidak masalah untuk diperiksa sebentar saja? Ini karena Appa sangat khawatir meninggalkan kamu di Busan dengan kondisi kamu saat ini" 

Eun Ji mengangguk pelan, ia menyekat air mata yang tersisa di ujung matanya dan menatap ayahnya yang terlihat sudah mengalah. "Eun Ji.. Tolong telepon Appaa pertama kali ketika kamu mulai merasa sakit, ya?" 

DALMAJI SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang