DALMAJI SKY

BUNGA YANG MEKAR TERLAMBAT

Hai... Assalamualaikum. Anyeong!!!!

Tulisan ini ditunjukan untuk kawan-kawan kita yang sedang berjuang untuk belajar di negeri minoritas. Mengambil latar tempat di South Korea dan pada musim semi akan membuat teman-teman yang membacanya ikut merasakan sensasi musim semi dari Jang Hyun Jae, Kang Ji Woo Kang Eun Ji, Inara dan Ryan.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari tiap tulisan ini.

ENJOY FRIEND'S

SYAFIRA 

****

"Hai..." Panggil Ryan ketika ia mendapati seseorang yang ia kenal sedang berjalan sendirian. "Mau kemana? Tidak sedang tersesat kan?" Tanya Ryan pada seorang wanita yang ia temui beberapa Minggu yang lalu denga luka di lengan nya.

"Ah.. Iya, saya sedang buru-buru karena saya belum Sholat Zuhur" Ryan melihat Malika mempercepat langkahnya dan otomatis ia juga ikut mempercepat langkahnya menyusul Malika. 

"Lalu mau sholat dimana?" Tanya Ryan. 

"Mencari ruangan kosong" 

"Ikut aku" Ucapan Ryan membuat Malika langkahnya dan menatap Ryan. "Di gedung  departemen aku ada ruangan kecil dan kosong. Itu lebih mempersingkat waktu dibandingkan kamu harus keliling di departemen kamu untuk mencari ruangan" 

Setelah Malika setuju dengan ajakannya, Ryan membawa Malika ke salah satu labolatorium penelitian yang di kepalai oleh profesor nya. Di ruang ini sengaja dibuat celah kecil untuk Ryan Sholat karena Ryan lebih sering menghabiskan waktu di sini dan Professor yang membimbingnya tahu jika Ryan seorang muslim yang wajib melaksanakan sholat 5 waktu dalam sehari. 

"Di sana, masuk aja. Aku tunggu di sini" Ucap Ryan. 

Setelah Malika selesai Sholat, Ryan mengajaknya untuk makan siang bersama karena sudah masuk jam makan siang dan kebetulan Ryan tidak memiliki teman untuk makan siang. Awalnya, ia mengira jika Malika adalah wanita biasa seperti umumnya wanita yang ia kenal di Indonesia, tapi Ryan sangat terkejut ketika mendengar ucapan Malika ketika ia mengajaknya makan bersama. 

"Mohon maaf, bukan saya enggak hormat atau sok. Tapi sebenarnya aku kurang nyaman duduk berdua dengan laki-laki. Saya sangat menyesali kejadian waktu itu, karena saat itu saya panik dan tidak tahu harus meminta tolong pada siapa, jadi saat itu saya terpaksa mendatangi kamu dan menerima semua pertolongan kamu" Ucap Malika dan Ryan tertegun. 

Bagaimana ada wanita seperti Malika di negeri ini? Rasanya dia seperti bidadari yang sedang tersesat di negeri ini . 

"Ah, iya.. Maaf sebelumnya. Aku pasti bikin kamu merasa enggak nyaman. Maaf karena ternyata tadi kamu lari menghindari saya. Mohon maaf sekali lagi" di Indonesia ada wanita seperti Malika, walaupun tidak banyak tapi Ryan pernah menemui beberapa kali wanita yang  tertutup pada laki-laki karena memang tujuannya adalah untuk menjaga dirinya. 

"Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengerti ya", Ucap Malika yang kemudian  bergegas membereskan semua barang-barang nya "Kalau begitu, aku pamit. Terima kasih atas bantuannya hari ini" Malika melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini. 

Dari sepanjang koridor, Ryan berpikir. Baru saja, ia menemukan wanita langka. Pikirannya terus berputar bagaimana bisa ia tahan tidak berinteraksi dengan laki-laki padahal Malika sendiripun mengambil pendirikan di engineering yang sangat didominasi oleh pria. 

Setelah mendapatkan penolakan yang sangat halus dari Malika, Ryan menelepon Inara dan memintanya untuk menunjukkan dimana restoran enak yang halal. Karena beberapa kali Ryan makan di Restoran dekat kampus dan setelah ia selesai makan terdapat tulisan jika makanan tersebut tidak halal. Pernah juga, ia hanya memakan ayam goreng yang secara tampilannya hanya ayam yang diberi tepung lalu di goreng tapi ternyata terdapat campuran alkohol dan minyak babi. Sejak saat itu, Ryan tidak lagi  makan di sembarang tempat, ia harus mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Inara yang lebih bisa berbicara dengan penjaga toko nya untuk menanyakan kehalalan makanan yang mereka sajikan.