DLMLU (END)

due

Aku harap semuanya baik-baik saja.

Tapi ini menyakitkan.

-Kim Jaehan

Disarankan sambil mendengarkan lagu Bebe Rexha - Break My Heart Myself. 

◆◇◆◇◆◇◆◇

Perkuliahan hari ini selesai dengan cepat.

Hanya satu matkul yang masuk tadi.

Karena setelahnya ada rapat yang diadakan dosen untuk evaluasi.

Jaehan menghela nafas panjang.

Ia malas pulang cepat seperti ini.

Kembali ke rumahpun tidak ada gunanya.

"Lebih baik aku pergi ke tempat biasa saja." gumam Jaehan pelan.

Jaehan segera berlalu dari kampusnya.

Ia pergi ke tempat biasa ia menenangkan dirinya.

Bisa dikatakan tempat ini merupakan persembunyiannya.

Sejak SMP Jaehan biasa kesini kalau kedua orangtuanya bertengkar.

Berisik.

Jaehan membencinya.

Jaehan harus menekan kesadarannya.

Beberapa kali ia berharap mati.

Tapi esoknya ia masih saja bangun.

Kembali ke Jaehan.

Ia memarkirkan mobilnya di belakang pohon besar tempat persembunyiannya.

Ia duduk di pinggir tebing itu.

Melihat ke bawah seringkali membuatnya ia merasakan jatuh ke bawah sana.

Tapi ia tidak mau mati sia-sia.

Ada banyak hal yang ingin ia rasakan.

Setidaknya sedikit lagi.

Jaehan tersenyum tipis melihat pemandangan indah didepannya.

Pemandangan yang ada dengan kengerian di sekitarnya.

Karena pada kenyataannya sesuatu yang indah itu menyakitkan.

Seperti bunga mawar yang indah dan harum.

Tapi memiliki duri yang tajam.

Hal wajar yang Jaehan yakini sebuah kebeneran mutlak.

Bahwa kebahagiaan tidak selamanya indah.

Menjalani kehidupan ini saja ia rasanya ingin mengeluh.

Tapi apa daya, ia harus tetap berjalan di atas duri sekalipun.

Jaehan menikmati setiap hembusan angin yang melewatinya.

Tak lama ia mengantuk.

Jaehan bangun dari duduknya.

Ia segera masuk ke mobil.

Hari ini Jaehan kembali ke apartemennya.

Ia malas pulang ke rumah yang menjadi neraka baginya.

Jaehan menatap malas hpnya yang terus berdering.

Banyak spam pesan yang ayah dan ibunya kirimkan.

Ia tak berminat membacanya sama sekali.

Langsung saja ia mematikan hpnya.