Rakshan kira, hidupnya sudah cukup mengejutkan saat mendapatkan hasil pengumuman bahwa ia lolos menjadi mahasiswa universitas top 10 di negara. Ternyata, insiden yang membuatnya bertemu dan terus berurusan bocah cengeng seperti Jivaa Paramarta lebih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akibat dari apa yang Mahendra lakukan sebelumnya, Jivaa semakin merajuk. Dia benar-benar mengusir kakaknya dari kamar yang ia tempati. Acel yang menyaksikan hanya bisa kasihan dan tertawa melihat nasib tunangannya. Lagipula, salah Mahendra sendiri terlalu lebay dan overprotektif kepada adiknya. Setelahnya, apa yang Jivaa lakukan membuat Keluarganya menghela nafas pasrah.
Entah keberapa kalinya Anggi menghela nafas hari ini, perempuan berkepala empat itu sudah kewalahan. Pasalnya, lima hari belakangan ini Jivaa — putra bungsunya, benar-benar tidak ingin menuruti perintahnya, sejak kecil selalu dituruti, maka apa yang dimau pasti harus terealisasikan. Perihal candaan yang dibuat oleh suami dan putra keduanya sudah selesai. Dan kini, Dia terus-menerus merengek meminta pulang ke rumah, Anggi bukan bermaksud tidak ingin mengabulkan, namun saat ini mereka sedang berada di acara kerabat terdekat, yang mau tak mau semua anggota keluarganya harus ikut berkumpul, tetapi si bungsu sedang tidak bisa diajak bekerja sama, ia bahkan terus-terusan merajuk tidak ingin makan, wajahnya ditekuk sepanjang waktu, pun sifatnya menjadi lebih sensitif terhadap sang kakak.
ㅤㅤ"Kenapa Bun? Mukanya lesu banget? Capek ya?"
Januar yang baru pulang setelah urusan dengan sepupunya segera menghampiri sang istri mengecup keningnya sekilas lalu beralih menatap manik cantik Anggi yang terlihat tengah gelisah. Malam ini, seluruh kerabat dari keluarga besar Januar sedang berkumpul di halaman belakang mansion Jacob, ada agenda yang memang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari, Sang kepala keluarga menilik satu per satu wajah insan yang telah berkumpul di sana, laki-laki paruh baya itu merasa ada yang kurang, dan benar saja putra bungsu kesayangannya yang menyebabkan keganjilan di sana.
ㅤㅤ"Dedek kemana bun?"
ㅤㅤ"Anakmu itu bandel banget, daritadi nggak mau keluar kamar."
ㅤㅤ"Kenapa lagi dia?"
ㅤㅤ"Bunda juga gak paham, yah. Dedek terus-terusan ngerengek mau pulang, katanya mau ketemu sama kakak tampan. Bunda udah bujuk buat sabar dan tunggu sampai acara selesai. Eh, dia malah makin merajuk." satu tarik nafas keluar dari bilah ranum wanita yang dijuluki sebagai Ibunda, kepalanya didera pusing tiba-tiba bak ia akan meledak sebentar lagi. Lantas ia berbalik menghadap sang suami sembari membenarkan kancing bajunya dengan telaten.
ㅤㅤ"Ayah, coba bujuk dedek," Kini giliran sang Istri yang merengek musabab wanita itu tidak tau lagi bagaimana cara membujuk putra bungsunya yang sedang rewel.
ㅤㅤ"Biasanya dedek bakal nurut sama Ayah, 'kan?" Banyak harap yang anggi tuai pada sang suami agar anaknya mau untuk sekedar keluar kamar, menghargai agenda yang telah disiapkan dari jauh-jauh hari. Ia pertemukan maniknya dengan sang suami yang kemudian diberikan jawaban sebuah anggukan, tak lupa lelaki paruh baya itu mencuri satu kecupan pada bibir sang istri.
ㅤㅤ"Kalau Ayah berhasil bujuk Jivaa, Bunda bakalan beri apa saja yang Ayah mau," Finalnya disertai kerlingan genit.
Kalau sudah begini, Januar yang sudah dipastikan kalah telak. Siapa yang bisa menolak pesona Istrinya yang nyaris menyentuh kata sempurna?