6.Sick!

1.3K 143 17
                                    


Happy reading...

Beberapa hari telah berlalu kondisi Xiao Zhan belum juga membaik, ia masih sering merasakan pusing serta hidungnya masih mengeluarkan darah dan juga beberapa rambutnya mulai rontok.

Namun ia merahasiakan semua itu dari dokter dan kedua orang tuanya. Ia tahu penyakitnya sudah tidak bisa di sembuhkan lagi meskipun ia telah melakukan kemoterapi.

Hari ini kedua sahabatnya Zhuocheng dan Jili akan datang berkunjung, ia mengolesi bibirnya dengan lipbalm agar tak terlihat pucat.

Tok... Tok... Tok...

"Zhan!" seru Zhuocheng memanggil sang sahabat.

Xiao Zhan menoleh lalu tersenyum seperti biasa seolah dia baik baik saja.

"A-cheng, Jili" ucapnya menyambut kedua sahabatnya tersebut.

"Bagaimana keadaanmu? Sebenarnya kau sakit apa sampai tiga hari tidak masuk kulia?" Zhuocheng bertanya dengan serius.

"Tidak ada hanya demam biasa. Mungkin besok atau lusa aku akan masuk kuliah lagi" jawab Xiao Zhan berbohong.

Ia tidak ingin lebih banyak orang mengetahui keadaannya yang sebenarnya, cukup kedua orang tuanya saja yang tahu.

"Syukurlah, oh iya minggu depan kampus kita akan ada studytour ke Museum. Apa kau mau ikut?" tanya Zhuocheng.

"Ehm,, pasti" jawab Xiao Zhan.

"Oh iya Zhan di kampus kita ada murid pindahan baru, namanya Dilraba dia sangat dekat Yibo. Ada juga yang bilang kalau mereka sebenarnya sepasang kekasih" sahut Jili ceplos. Tanpa melihat perubahan raut wajah Xiao Zhan yg berubah sendu.

Zhuocheng segera menyenggol lengan sahabatnya itu, agar berhenti.

"Ahaha... Zhan itu hanya gosip belum tentu mereka bersama kan" ucapnya yang langsung mendapat pelototan tajam dari Zhuocheng.

"Aku lelah..." ucap Xiao Zhan membaringkan dirinya dan memunggungi kedua sahabatnya itu.

"Istirahatlah, kita pergi dulu! Nanti sore aku akan kemari bersama Shijie ku" ucap Zhuocheng lalu menarik Jili keluar bersamanya.

"Apa yang kau katakan? Kau membuatnya semakin sedih" ucap Zhuocheng setelah berada di luar.

"Sedih? Tapi tadi dia baik baik saja, dan dia juga tidak sedang sedih" ucap Jili polos.

Zhuocheng memutar matanya malas menanggapi perkataan sahabatnya itu. Kemudian ia kembali bertanya.

"Jili, apa kau merasa ada yang aneh pada Xiao Zhan?" tanyanya.

"Aneh? Tidak ada" jawabnya menatap Zhuocheng bingung.

"Tentang penyakitnya---"

"Kenapa? Bukankah dia bilang kalau dia hanya demam?" potong Jili.

Ingin rasanya ia menggeplak kepala bocah yang bersamanya itu, namun tidak jadi karena apa yang dikatakan Jili itu benar.

"Hmm,, tapi aku merasa dia seperti menyembunyikan sesuatu dari kita. Apa kau lihat tadi tubuhnya terlihat lebih kurus dari sebelumnya dan juga wajahnya terlihat sangat pucat" Zhuocheng menatap Jili serius.

Jili terlihat seperti sedang berpikir lalu kemudian ia menatap Zhuocheng dan mengangguk.

Sementara itu Xiao Zhan kembali duduk menatap keluar jendela rumah sakit. Setetes airmata mengalir turun menuruni pipi tirusnya.

"Mengapa sulit sekali membuatmu mengingatku, Lan Zhan! Apa aku harus mati yang kedua kalinya agar kau mengingatnya? Lalu apa yang terjadi selanjutnya, apa aku harus membawa rasa ini hingga di kehidupan berikutnya dan menunggumu lagi? Setidaknya sebelum aku benar-benar pergi dari dunia ini, aku ingin kau memanggilku dengan nama "Wei Ying" sekali saja meskipun itu disaat terakhir hidupku" batinnya Xiao Zhan sedih.

Air mata mengalir dengan derasnya ia menangis dalam diam.

"Dilraba! Apa dia kekasihmu? Apa tidak ada kesempatan untukku? Hiks... Lan Zhan!!" serunya.

Aaakkhh...

Xiao Zhan kembali memegangi kepalanya yg kembali terasa sakit di susul dengan hidungnya yang kembali mengeluarkan darah namun kali ini darahnya jauh lebih banyak.

Ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan darahnya sambil memegangi kepalanya. Namun baru beberapa langkah ia sudah kehilangan kesadarannya.

Suster yang baru saja masuk hendak melihat keadaan Xiao Zhan segera berlari mendekati tubuh tak berdaya tersebut lalu membopongnya menuju brankar. Klau menekan tombol yang terdapat di atas tempat tidur tersebut.

Tak berselang lama dokter pun datang dan segera melakukan pemeriksaan. Beberapa saat kemudian dahinya mengerut.

"Apa dia mengonsumsi obatnya?" tanya nya pada suster tersebut.

"Iya dok, apa terjadi sesuatu?" tanya suster itu lagi.

"Aneh! Seharusnya obat yang di berikan bekerja dengan baik. Tapi ini tidak bekerja sama sekali" ucapnya menatap suster tersebut.

Suster itu terkejut, kenapa itu bisa terjadi padahal ia selalu memantau dan memastikan Xiao Zhan meminum obatnya dengan teratur. Kenapa sama sekali tidak bekerja? Pikirnya.

Gusu Lan university

"Yibo!" seru seorang wanita berjalan kearah Wang Yibo. Menarik kursi dan duduk di depan pria itu.

"Ohh, Reba" jawabnya.

"Mana?" tanya nya.

Wang Yibo mengangkat kepalanya menatap Dilraba bingung.

"Ck... Mana pemuda yang selalu mengganggu mu itu, aku sudah tiga hari di sini tapi aku tak pernah bertemu dengannya" gerutunya.

"Dia sakit. Aku mengetahuinya dari gege ku" jawab Yibo.

"Apa kau tidak berniat menemuinya?" tanya Dilraba.

"Tidak" jawab Yibo singkat.

"Kenapa?" Dilraba bingung.

Wang Yibo menatap Dilraba tajam yang membuat wanita itu bungkam. Lalu ia beranjak pergi.

"Huhh,, mengapa aku mau-mau aja menjadi kekasih manusia es itu sih" gerutunya kesal. Lalu beranjak mengikuti Yibo.

"Yiboo... Tunggu" ucapnya lalu menggandeng lengan pria Wang itu.

__________________

T
B
C

Regret [YIZHAN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang