9.Studytour & Memories

1.1K 123 3
                                    


Happy Reading...

Seminggu berlalu begitu cepat, Xiao Zhan menepati janjinya ia tak pernah terlihat lagi baik itu di kampus atau di mana pun.

Zhuocheng da Jili juga setelah kelas selesai mereka pun menghilang dari kampus entah kemana mereka pergi.

Yibo? Ia menjalani hari harinya dengan damai seperti sebelumnya, namun entah mengapa ia merasa ada yang kosong dalam dirinya. Entah apa itu, ia tak tahu.

Hari ini, mereka akan pergi Studytour ke museum sejarah dan mencatat apa apa saja yang penting di sana.

Jili dan Zhuocheng juga terlihat di sana. Namun hanya mereka berdua tanpa Xiao Zhan di antara keduanya.

Zhuocheng yang melihat Yibo menatap kearah mereka menatap Yibo nyalang.

Karena dirinya keadaan Xiao Zhan kini semakin memburuk, untuk bernafas saja ia dibantu dengan alat bantu pernapasan.

Sebuah tepukan di pundak Yibo menyadarkan Yibo dari pikirannya lalu menatap kearah Dilraba yang berdiri disebelahnya.

"Ada apa?" tanya nya.

Yibo hanya menggeleng lalu melangkah masuk ke dalam bus, karena sebentar bus mereka akan berangkat.

Yibo mengusap dadanya yang terasa perih, entah perasaan apa itu.

Ia merasa saat ini seperti ingin menangis. Menangis karena apa ia tak tahu.

"Yibo ada apa?" tanya Dilraba yang melihat lelaki itu mengusap dadanya.

"Tidak tahu, aku merasa aneh, rasanya aku ingin menangis, tapi aku tak tau menangis karena apa" sahut Yibo.

Setetes air mata mengalir jatuh menuruni pipi Wang Yibo.

"Kau menangis?!" ucap Dilraba.

"Apa ini? Mengapa aku menangis?!" serunya menatap Dilraba bingung.

Yang ditatap mengendikkan bahu tak tahu, lalu beralih menatap keluar jendela.

Setelah menempuh perjalanan empat puluh menit lamanya, mereka tiba di museum sejarah.

Seluruh mahasiswa dan siswi di minta untuk turun dan berkumpul, mereka di bagi menjadi beberapa kelompok.

Setelah kelompok di tentukan, barulah mereka melangkah masuk kedalam gedung tersebut.

Yibo dan Dilraba berjalan beriringan melihat para tokoh zaman dulu.

Dilraba melihat sekeliling museum tersebut dan tanpa sengaja matanya menangkap figura dua orang dengan mengenakan hanfu putih dan hanfu hitam.

Wajah kedua sosok dalam lukisan itu terlihat mirip dengan Wang Yibo dan Xiao Zhan.

Dilraba yang terkejut menepuk-nepuk pundak Yibo meminta Yibo melihat kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dilraba yang terkejut menepuk-nepuk pundak Yibo meminta Yibo melihat kearahnya.

Yibo berbalik menatap Dilraba dan wanita menunjuk kearah lukisan di depan mereka.

Yibo mengikuti arah tangan Dilraba, dan terkejut saat melihat dirinya berada di sana. Dan kembali di buat terkejut saat melihat pria yang memakai hanfu hitam dalam lukisan itu.

Wajah pria itu sangat mirip dengan Xiao Zhan pemuda yang selalu mengganggunya itu.

"Lan Wangji, Wei Wu Xian!" seru Dilraba saat melihat nama di sebelah lukisan tersebut.

Wang Yibo menatap kedua pria dalam lukisan itu lekat, lebih tepatnya menatap pria berhanfu hitam tersebut.

"Wei Ying" ucapnya tanpa sadar dan air mata mengalir turun menuruni pipinya.

Serta sekelebat ingatan di masa lalu terlintas di kepalanya.

Dimana dirinya dan sosok yang mirip Xiao Zhan selalu bersama kemanapun.

Hingga peperangan yang terjadi di Bu Ye Tian di mana Wei Wu Xian memilih melompat ke dasar tebing bukit itu.

Dan bagaimana hari hari yang ia lalui tanpa sosok Wei Wu Xian di dekatnya.

Merindukan pria itu setiap hari dan hidup dalam penantian seumur hidupnya.

Wang Yibo menangis tersedu sedu, tak peduli ia menjadi pusat perhatian.

Bayang bayang Xiao Zhan datang menghampirinya dan memanggilnya dengan nama 'Lan Zhan' serta senyuman penuh arti yang di layangkan pemuda itu datang menyambangi pikirannya, senyuman yang sama seperti di kehidupan sebelumnya.

Hingga kejadian seminggu yang lalu dimana ia meminta Xiao Zhan menghilang dari hadapannya dan serta melemparkan perkataan kasar pemuda itu.

"Apa yang sudah aku lakukan?" racau-nya menampar pipinya sendiri.

"Maaf... Hiks... Maafkan aku... Hiks..." Yibo terisak.

"Maafkan aku yang melupakan mu, Wei Ying... Hiks" ucapnya lagi memanggil nama Wei Ying.

Wang Yibo berbalik menatap sekeliling saat matanya melihat sosok Zhuocheng, ia berjalan mendekati pemuda itu.

Kemudian bersimpuh di hadapan pemuda itu.

"Beritahu aku dimana Xiao Zhan" ucapnya dengan air mata yang terus mengalir.

"Untuk apa? Apa kau tidak puas telah menyakitinya? Dan sekarang kau ingin menyakitinya lagi?!" seru Zhuocheng marah.

Ia masih kesal dengan pria yang bersimpuh di hadapannya ini.

Wang Yibo menggelengkan kepalanya "Aku ingin meminta maaf padanya" Yibo tertunduk lesu.

Zhuocheng tertawa hambar "Maaf... Apa kau pikir dengan maafmu bisa menyembuhkan Xiao Zhan, untuk bernapas saja dia harus di bantu dengan alat pernapasan" ucap Zhuocheng.

Wang Yibo langsung menatap Zhuocheng terkejut.

"Apa Xiao Zhan sakit?" tanya nya.

"Ya. Bukankah kau ingin dia pergi dari hidupmu. Selamat sebentar lagi dia akan pergi dari dunia ini selamanya!" seru Zhuocheng berbalik pergi.

Jili yang melihat Yibo merasa kasihan dan membantu pria itu berdiri, kemudian mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya pada Wang Yibo.

"Temuilah dia, keinginan terakhirnya adalah kau mengingatnya" ucap Jili.

"Xiao Zhan sakit apa?" tanya Yibo tercekat.

"Kanker otak stadium akhir, dan waktunya tidak lama lagi" jawab Jili.

Seketika Yibo jatuh kembali terduduk, di saat ia mengingat semuanya, sosok yang di cintainya malah pergi meninggalkannya.

"Tidak... Xiao Zhan tidak boleh pergi. Dia harus sembuh" ucap Yibo, berlari keluar museum.

"Aku harap juga begitu" ucap Jili pelan.

Yibo berlari keluar dan menghentikan taxi kemudian ia masuk dan meminta sopir tersebut membawanya ke alamat yang Jili berikan tadi.

Sementara itu, Zhuocheng menatap kepergian Yibo dingin.

"Kenapa kau memberikan alamat Xiao Zhan padanya?!" seru Zhuocheng.

"Aku hanya ingin membantunya, sebelum Zhanzhan pergi, dan lagi Xiao Zhan ingin dia mengingatnya bukan" ucap Jili.

"Hmm,, tapi tetap saja pada akhirnya dia akan meninggalkan kita!" seru Zhuocheng sendu.

Jili yang mendengar itu ikut sedih, ia akan kehilangan salah satu sahabat terbaik nya.

_____________

T
B
C

"

Regret [YIZHAN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang