₊˚ʚ🎀୧﹕𝟎𝟏𝟏

620 52 5
                                    

𝐘𝐞𝐚𝐡, 𝐲𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐚𝐥𝐫𝐞𝐚𝐝𝐲 𝐩𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞...

Hari demi hari berlalu, [Name] tetap tak bisa move on dari Scaramouche

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari demi hari berlalu, [Name] tetap tak bisa move on dari Scaramouche.

Penampilan [Name] semakin berantakkan dan tubuhnya terlihat semakin lemah dan rapuh.

Teman-teman kerja [Name] bahkan bertanya-tanya kenapa [Name] yang ceria dan jahil yang mereka kenal tampak lebih suram dari biasanya.

Dimana sifat kekanakan milik [Name]?

"Lebih baik aku mati..." keluh [Name], terbaring lemah dikasurnya.

"Sudah ku bilang sebaiknya kau makan..."

"Ugh... kepalaku sakit..."

"...kau tak apa?" tanya Yuki.

"T-tak tau... rasanya semakin lama tubuhku banyak penyakitnya..."

"[Name]..."

Yuki menghela nafas, dia pun mengangkat handphone-nya dan mencoba menelpon ibu [Name].

"Halo?? Ah, iya, [Name]... tidak, sepertinya tidak."

"..."

"Oh aman kok! Tidak apa akan kuusahakan."

Yuki pun mematikan telepon itu.

"[Name], ibumu benar-benar khawatir... dia bahkan tak berani melihat keadaanmu dan hanya berdiri di depan pintu rumahmu," jelas Yuki.

"Mama? U-ugh... sial... maafkan aku mama..." gumam [Name].

"[Name], makanya jangan jadi keras kepala!" protes Yuki.

"Diamlah Yuki... aku sebentar lagi akan mati..."

Yuki pun terdiam, ia menghela nafas pasrah. Pada akhirnya, dia hanya duduk di kasur dan mengelus kepala [Name].

Lembut... rasanya seperti usapan Scaramouche...

Mata [Name] berkaca-kaca dan perlahan air mata mengalir dari matanya.

'Aku rindu Scaramouche... kembalilah... aku mohon...'

Malam hari

[Name] tidur pada kasur empuk nyaman miliknya. Dia tampak aman dan damai...

Seakan seluruh rasa cemasnya sudah hilang, ia bernapas dengan lembut, dadanya pun naik turun secara perlahan.

Jendela kamar [Name] terbuka, membuat angin malam mencuri-curi masuk untuk menenangkan gadis yang sedang bersedih itu. Membuat [Name] tampak semakin nyaman dalam tidurnya.

Bahkan, sinar bulan menyinari wajahnya yang imut dan menggemaskan.

Sisi Scaramouche

Scaramouche berjalan sendirian di bawah sinar rembulan, berpikir bagaimana caranya untuk kembali ke dimensi [Name].

Dimensi ini memang rumahnya tapi...

Entah kenapa Scaramouche lebih merasa nyaman di dimensi [Name].

Angin dingin sang malam menyelimuti tubuh Scaramouche dan menerbangkan beberapa helai rambut miliknya.

Scaramouche menghela nafas, menatap rembulan yang seakan menyemangatinya dengan sinar berkilauan itu.

Scaramouche tersenyum kecil. Ia merapikan posisi topinya kemudian berbisik pada dirinya sendiri.

"Tunggu aku, [Name]..."

Subuh

[Name] membuka matanya perlahan, merasakan sakit di seluruh badan.

Dia kemudian menguap lembut dan hanya duduk diam di kasur, ketika...

Sebuah cahaya biru berbentuk portal muncul di kamar [Name].

"Huh!? A-apa-apaan itu!!?" [Name] bertanya-tanya, segera melompat dari kasurnya.

[Name] mendekat ke arah cahaya biru itu dan kemudian...

Dhuagh!!

Seseorang langsung muncul dari cahaya biru itu dan melompat memeluk [Name] dengan erat.

"Ahh!?!?" kaget [Name].

"Shhh..." orang itu meletakkan jari telunjuknya di depan bibir [Name].

"S-Scaramouche!!?" [Name] semakin kaget.

"Oh, tidak.. tunggu! Kau sudah menjadi Wanderer!?"

Scaramouche tersenyum sesaat kemudian mempererat pelukkannya.

Air mata [Name] langsung mengalir, dia dengan segera membalas pelukkan Scaramouche dan mendusel ke ceruk leher Scaramouche seperti anak kucing.

"Ini benar kau...!! Scara... Scaramouche!!" ujar [Name].

Scaramouche mengusap lembut air mata [Name].

"Ya, tentu saja ini aku. Hanya saja banyak kejadian yang terjadi beberapa hari yang lalu jadi ya begini... dan aku juga mendapatkan Vision, lihat..." ucap Scaramouche, menunjukkan Vision Anemo miliknya.

[Name] tersenyum senang, ia kembali memeluk Scaramouche. "Aku merindukan mu..."

"Begitupun denganku..."

[Name] kemudian terdiam sesaat.

"K-kenapa kau memilih untuk kembali...?" [Name] bertanya.

"Aku kan sudah berjanji, [Name]..." Scaramouche berkata sambil mengelus pipi [Name].

Wajah [Name] seketika tersipu malu mendengar Scaramouche akhirnya memanggil namanya membuat Scaramouche tersenyum.

Scaramouche semakin mendekatkan wajahnya ke wajah [Name].

"...aku tak akan meninggalkanmu lagi, sayang..." ucap Scaramouche, lalu mencium bibir [Name] dengan lembut.

[Name] sedikit kaget. Namun, dia pun membalas ciuman itu, tenggelam kedalamnya.

 Namun, dia pun membalas ciuman itu, tenggelam kedalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤𝐬, 𝐝𝐚𝐫𝐥𝐢𝐧𝐠

-END-

.˚ 🍡 Miracle ♡.˚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang