Sebelum membaca vote dulu yukk~
(◍•ᴗ•◍).
.
.
.
.Bokuto dan Akaashi sudah saling berkenalan sekarang, bahkan sampai seterusnya Bokuto terus menerus dekat dengan Akaashi ketimbang murid lainnya.
Akaashi sendiri turut senang, karena setelah sekian lama ia tidak memiliki satu orang teman sekalipun, sekarang ia sudah memiliki nya.
"Akaashi!" Panggil Bokuto
Akaashi langsung mendongakkan kepalanya menatap Bokuto yang berjalan kearahnya.
"Ya? Ada apa Bokuto-san?" Sahut Akaashi
"Kamu mau ikutan eskul volly?" Tanya Bokuto, ia memegang selembar kertas putih
Akaashi menerima kertas itu dari Bokuto dan mulai membacanya, tetapi mungkin kacamata yang ia gunakan sudah tidak berguna untuk penglihatannya lagi.
"Uhmm"
Akaashi mengucek matanya dan membaca kembali kertas itu, tetapi sama saja.
"Akaashi?" -Bokuto
Akaashi sontak menatap Bokuto dengan kaget, kemudian tertawa gugup.
"Sepertinya tidak Bokuto-san" jawab Akaashi
Bokuto kembali mengambil kertas itu dari tangan Akaashi dan menatap nya kembali.
"Kacamata mu sudah buruk begitu, masih kau pakai.. Kenapa kau tidak membeli yang baru?" Tanya Bokuto
"Aku tidak punya cukup uang untuk membeli yang baru" jawab Akaashi
Bokuto sontak diam sejenak, menatap Akaashi dengan tatapan yang tidak berarti, tatapan netral.
"Pulang sekolah nanti ikut Aku ke pusat kota" ucap Bokuto
"Untuk apa?" Tanya Akaashi
"Membelikan mu kacamata baru" jawab Bokuto
Akaashi terkejut dengan kebaikan Bokuto, mereka baru saja kenal seminggu yang lalu dan tiba-tiba saja sudah mau dibelikan kacamata baru?
"Tidak usah repot-repot Bokuto-san, saya masih dapat melihat dengan jelas" ucap Akaashi
Bokuto menatap Akaashi lagi dengan tatapan netral, ia mendekati Akaashi.
"Jangan bohong, Aku tidak suka dengan orang yang suka berbohong" ucap Bokuto
Akaashi tiba-tiba saja menangis kecil, melihat itu Bokuto langsung bingung. Mengapa dia menangis? Apakah dia salah? Batin Bokuto saat itu.
"Hey.. Kenapa-"
Akaashi membenamkan wajahnya pada Bokuto dengan kedua tangan nya. Ia menutupi wajahnya dan berusaha untuk menyeka air mata nya, tetapi air mata nya terus mengalir deras.
Karena Bokuto merasa bahwa dirinya yang bersalah, ia memeluk Akaashi.
"Maaf" bisik Bokuto
.
.
.
.
.
Pulang sekolah, Bokuto langsung mengajak Akaashi ke pusat kota, dia memberitahu Akaashi bahwa ada sebuah toko optik yang terkenal dan ramai di kunjungi orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙹𝚒𝚠𝚊 𝚈𝚊𝚗𝚐 𝙱𝚎𝚛𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑-𝙱𝚘𝚔𝚞𝙰𝚔𝚊𝚊 [𝙾𝚗-𝚐𝚘𝚒𝚗𝚐]
Science Fiction"aku hidup untuk apa?" • • • • Akaashi Keiji merupakan anak yang pendiam, anti-social dan pemurung, setiap hari ia selalu menjadi bahan olok-olok teman-temannya disekolah. Akaashi selalu bergumam.. apa tujuan nya dia hidup di dunia ini? . . . . ...