2. PASDOM DAN KAMU SEBAGAI MURID NYA

11 3 0
                                    

Selamat membaca, semoga suka amiinn

Vote itu ga perlu bayar, jadiii jangan lupaa ya♡

2. Pasdom dan kamu sebagai murid nya.

Pada awalnya, cinta itu bisa melihat. Tapi, menjadi buta karena masuk ke dalam hati yang paling dalam.

**

Jum'at 21 oktober 2022

Setelah membaca pengumuman di mading dan juga grup kelas, warga XI MIPA 1 kompak memikirkan konsep dan tema yang cocok untuk acara classmeet yang baru saja di umumkan itu.

Alika, kanaya, riska, dan saskia saling menatap seolah saling berbicara lewat mata mereka yang saling beradu pandang. "Kalian aja gue mah gamau ikut ikutan" alika lebih dulu pergi meninggalkan kelas, menyisakan ketiga teman nya yang menatap punggung kecil nya yang perlahan menghilang di balik pintu kelas mereka.

Organisasi, acara sekolah, dan apapun yang melibatkan banyak orang dan diskusi akan alika hindari. Setidaknya sampai dia bisa menjadi makhluk sosial yang menyenangkan. Karna menurut nya aktif di lingkungan sekitar hanya akan menguras energi nya saja, maka dari itu dia lebih memilih menjadi rakyat biasa yang tidak ingin ikut campur dalam urusan organisasi, atau apapun itu.

Alika berjalan sendiri menyusuri lorong kosong, mata nya bergerak kesana kemari melihat kelas kelas yang di lewati nya. Sesekali mata nya terpejam menikmati hembusan angin yang menyibak rambut nya memberikan rasa yang begitu sejuk.

Banyak pasang mata yang menatap dirinya dari dalam kelas yang dia lewati, karna memang pada saat itu adalah jam nya belajar tapi karna kelas alika sedang kosong di jadikan lah kesempatan untuk dirinya menyusuri lorong menghindari perdiskusian dikelas nya yang membahas tentang classmeet.

Langkah nya terhenti saat mata nya menangkap satu objek yang membuat dirinya merasakan gejolak yang belum dia rasakan sebelum nya

"Bukan gini ih, sini geura"

Alika diam ditempat nya memperhatikan sepasang manusia yang sedang berhadapan, dengan jarak yang sangat dekat.

Terlihat disana fadlika dan seorang perempuan yang alika duga adalah teman sekelas nya, sedang berdiri berhadapan dengan perempuan itu membenarkan letak dasi yang fadlika pakai.

"Nah gini, kan rapi liat" fadlika tersenyum, tangan nya terangkat menyentuh kepala perempuan di hadapan nya. Diusap lah rambut perempuan itu dengan pelan dan, penuh perasaan?

Degg

Alika tersenyum kecut, ntah apa yang memenuhi hati nya. Rasanya seperti sesuatu yang keras menabrak dada nya, sesak.

Apa-apaan ini, kenapa rasanya dirinya tidak suka melihat interaksi antara fadlika dan perempuan di hadapan nya itu. Aneh, benar benar aneh. Tidak mungkin kan alika benar benar terbawa perasaan dengan adik kelas nya itu. Dia hanya bercanda saat itu, saat meminta nomor pada fadlika. Alika hanya-

Hanya melampiaskan. Itu semua hanya pelampiasan hati alika.

Alika menepis semua perasaan nya, dan dengan cepat pergi meninggalkan tempat itu. Tanpa dirinya sadari, sang objek yang membuat hati nya tak karuan itu melihat dirinya dan gelagat aneh nya tadi.

**

"bolos?"

Alika terperanjat, buru buru dia berdiri dan berbalik menatap sumber suara. "Ngg-" fadlika tersenyum tipis. Adik kelas nya itu mendudukan bokong nya di hamparan rumput di taman belakang sekolah. Mengabaikan alika yang masih berdiri menatap nya.

"Aku ketua osis loh, kalo teteh lupa"

Alika ikut duduk di samping fadlika, menatap sosok adik kelas yang membuat diri nya merasakan gejolak aneh tadi. "Aku bisa aja laporin teteh bolo-"

"Ini jam nya belajar, dan kamu juga ada disini. Jadi bisa dipastikan kalo kamu juga bolos, sama kaya aku." fadlika tertawa mendengar kakak kelas nya memotong perkataan nya dengan sedikit menaikan nada suara nya

"Aku juga bisa aduin kamu, apalagi kamu status nya masih anak didik baru" lanjut alika menatap fadlika, yang juga sama sedang menatap nya.

Terjadilah adegan saling pandang beberapa saat, sampai akhirnya fadlika memutus kontak mata itu terlebih dahulu

Fadlika berdehem, Benar-benar bahaya kakak kelas di samping nya ini. Hanya dengan menatap mata nya saja bisa membuat jantung nya berpindah tempat.

"Kalo gitu kita saling jaga rahasia kita ini, gimana?" alika mengangguk. "Sepakat."

Terjadi keheningan beberapa saat disana, mereka berdua sedang beradu dengan pikiran nya masing masing. sebelum akhir nya fadlika memecah keheningan..

"it's a pleasure to meet you, alika. Dari aku, fadlika. Adik kelas yang tempo hari kamu mintai nomor WhatsApp nya"

Alika tertegun, mata nya kembali terkunci di tatapan teduh lelaki di samping nya ini. "Aku minta maaf kalo chat terakhir dari kamu belum sempat di balas, aku bukan lelaki yang pandai merespon perempuan, alika. terlebih di dalam percakapan online seperti itu."

"Jika kamu butuh, bisa langsung temui atau telfon saja" fadlika tersenyum, sangat manis. Senyuman tulus yang mungkin pertama kali alika temui.

"I-iya"

Fadlika terkekeh, melihat tingkah perempuan di samping nya ini. Sangat lucu, sangat sangat lucu. "Intinya aku kaku kalo di chat" Alika mengangguk, mencoba mengontrol dirinya sendiri

"Ehm, itu kode kan supaya aku nelpon kamu?" fadlika tertawa, begitupun alika. kedua nya tertawa, dengan langit cerah yang menjadi saksi percakapan pertama mereka di atas rumput hijau taman belakang sekolah.

**

Gimana 3 chapter pertama aku? Berkesan kan untuk kalian?

Aku harap kalian suka<3

And see u di BAB 3🥰

FADLIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang