06. Obatnya Gav

2K 163 30
                                    

Gavin melihat mobil Riki di depan sana, berada tak jauh dari warung makan Jihan, matanya menyipit saat melihat Jihan di sebrang sana ikut menatapnya

"Lo mau kemana? Kenapa gak nyuruh gue aja anjir" gerutu Riki

Gavin menunjuk minimarket di depannya. "Cuma ke sana, ngapain harus nyuruh lo?"

Riki memegang tangan kanan Gavin, membawa laki-laki itu agar menyebrang dengan selamat.

Setelah sampai di depan minimarket, Riki melepas tangannya "Lo gak bisa nyebrang sendiri Gav" ucapnya

"Gue bisa!" Gavin menyahut tidak terima

"Enggak! Terakhir kali aja lo hampir keserempet motor! Makanya punya mata di pakek Gav! Di kasih mata buat ngeliat! Bukan pajangan kepala lo doang!" Riki mengomel panjang

"Itu motornya aja yang salah bukan gue! Gue udah nonton tutorial nyebrang agar selamat di youtube Rik" ucapnya membela diri

Riki berdecak kesal lalu menghembuskan nafasnya agar kembali tenang "Lo mau beli apa? Butuh apa?" Tanya nya

"Palu" jawaban Gavin membuat Riki kembali kesal

"Buat apa anjir? Lo mau nguli?" Gavin menggeleng

"Ada sesuatu yang perlu gue buka pakai palu" katanya

"Apa?"

"Kepala lo"

Riki tersenyum, senyum yang mungkin hanya akan diberikan pada Gavin, "Lucu lo begitu hah?"

Gavin menggeleng, "Gue mau buka koper, tadi udah usaha buat gue buka tapi gak bisa" Gavin menarik lengan hoodie yang menutupi tangannya

2 jari Gavin terluka karna pisau yang dia gunakan untuk membuka koper itu. Riki kembali mengelus dadanya, bagaimana jika pisau itu mengenai nadi Gavin lalu Gavin mati?

Terkadang Riki membenci perasaannya yang terlalu berlebihan

"Kadang gue bingung kenapa kegoblokan lo makin hari makin bertambah"

"Di alfamart mana ada jual palu Gav! Lagian kalau emang gak bisa di buka kenapa lo paksa?! Liat tangan lo!"

Riki kembali menarik Gavin, menarik laki-laki itu ke warung makan Jihan yang berjarak beberapa rumah dari minimarket

"Haaaaai Gav. Lo sehat?" Gavin mengangguk sambil melambaikan tangannya

Riki masuk kedalam mobil untuk mengambil kotak obat, sedangkan Gavin masuk kedalam warung makan Jihan

"Lo buka warung makan Han?" Gavin bertanya

'Tahaaan gak boleh maraah. Ini menurut biji mata Gavin apa keliatan kayak bengkel?'

"Iya. Baru buka hari ini" Jihan tersenyum ramah

"Riki pelanggan pertama? Kok lo tau Jihan buka warung makan?" Riki yang baru datang tak menjawab, dia membanting kotak obat di meja samping Gavin

"Rik gue baru buka. Jangan ngerusak perabotan" gerutu Jihan

"Sini tangan lo setan! Mau di obatin gak?" Sentak Riki menyuruh Gavin agar duduk

"Tangan lo kenapa Gav? Luka kenapa?" Jihan ikut duduk di antara keduanya

Gavin merampas kotak obat Riki lalu menggesernya pada Jihan "Jihan obatin tangan gue ya, gue males liat orang marah-marah" Gavin memberikan tangannya yang terluka pada Jihan

'BAJINGAN LO GAAAAV!, Gue marah juga gara-gara lo setan!' Riki menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghela nafas perlahan

"Gue?" Jihan menunjuk diri nya sendiri dengan gagap. Gavin mengangguk sambil menjulurkan tangannya

Gavnan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang