23. Donor Jantung?

2K 160 163
                                    

[Tandain TYPO]

[SEBELUM BACA WAJIB KASIH KATA-KATA YANG BAGUS BUAT GAVIN RIKI DISINI]

#*#*#*#*#*

Yuan terduduk di depan pintu ruang rawat Gavin, anak itu menggigit lengannya dengan kuat agar tangisannya tidak terdengar

Mendengar semua yang Juna ceritakan dia mengerti bahwa semua yang terjadi tidak murni karena kesalahan Juna melainkan Mamanya... Luna yang salah

"Abang, Yuan gak mau dewasa, dewasa itu serem bang. Yuan takut" lirihnya

Yuan mengusap air matanya hingga tak tersisa, menarik nafasnya agar kembali stabil untuk menemui Gavin

Yuan menghela nafas lalu masuk ke dalam. Juna dan Gavin menoleh, Gavin menyuruh Yuan agar duduk di brankarnya. Anak itu menolak dan tetap berdiri di samping Gavin

"Abang jangan" Juna juga ikut berdiri dengan panik saat Gavin yang berusaha untuk duduk "Udah gak papa" ucapnya

Gaavin menepuk tempat kosong didepannya, menyuruh Yuan agar duduk di hadapannya. "Hidungnya merah, habis nangis?" Tangan Gavin menyentuh pipi Yuan

Melihat Gavin yang seperti ini membuat air mata Yuan kembali keluar tanpa bisa di tahan. Gavin tersenyum kecil lalu mengusap kepala adiknya

"Jangan benci Papa" ucap Gavin dan langsung diangguki oleh Yuan. Gavin memeluk adiknya dengan hati-hati

"Maafin Papa Yuan" Juna bersuara. Dia ikut memeluk kedua putranya. "Maafin Papa" Juna tau ini sangat terlambat, tapi dia tidak ingin semuanya semakin terlambat untuk diungkapkan

"Jangan nangis terus" Gavin membisikkan itu pada Yuan agar sedikit tenang

#*

Weni mendorong kursi roda Riki untuk menemui Gavin. "Kamu mau Mama tinggal berdua sama Gavin?" Riki mengangguk

"Biar Yuan aja" Yuan mendorong kursi roda Riki untuk masuk

Riki bisa melihat Gavin yang tengah tidur disana. Riki benci situasi ini "Abang udah tidur 2 jam lebih, kalau bang Rik mau bangunin gak masalah kok" Yuan menepuk bahu Riki kemudian keluar meninggalkan keduanya

Riki mencubit lengan Gavin beberapa kali hingga Gavin terbangun. "Gak bisa bangunin pelan-pelan?" Tanya nya, suaranya begitu serak

"Gue kangen Gav" Riki menidurkan kepalanya dipinggiran brankar Gavin, menjadikan lengan Gavin sebagai bantalnya

"Lo sehat sekarang?" Tanya Riki membuat Gavin bergumam pelan

'Gue yang sakit sekarang'

"Setelah keluar dari sini, gue yang akan jagain lo. Gue jan.." Riki mengangkat kepalanya untuk menatap Gavin

"Jangan janji, lo selalu gak bisa nepatin itu" Gavin yang akan membuka mulutnya langsung di bekap oleh tangan Riki "Gak usah minta maaf, gue bosen dengernya"

"Rik sinian" Riki menggerakan kursi rodanya agar mendekat ke arah Gavin "Sakit Rik?" Riki mengangguk, menerima elusan halus di kepalanya

"Maaf gak bisa nemenin lo"

"Jangan minta maaf Gav"

"Siapa yang bikin lo kayak gini?" Riki melihat kepala Gavin yang diperban

Gavin menggeleng "Insiden kecil yang bikin gue tau semua jawabannya"

Riki menjauhkan kepalanya dari tangan Gavin "Ayo kita mulai semuanya dari awal Gav" ajak Riki

"Kita sama-sama berjuang buat sembuh. Ayo lakuin hal-hal bahagia" Gavin mengangguk mendengarnya, semuanya terdengar begitu mudah saat belum dijalani kan?

Gavnan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang