CHAPTER 14

3.1K 232 9
                                    

Happy Reading!!

Di kediaman Natio, Natio Family sedang berkumpul di ruang Keluarga bersama Oma.

"Permisi buk"-ucap pembantu sopan menundukkan kepalanya.

"Iya ada apa bi?"-tanya Mrs. Natio.

"Ini ada surat, disini tertulis untuk non gre, den mirza, den onielsen, den aran, den evano dan oma"-ucap pembantu tersebut memberikan surat itu kepada gracia, gracia melihat surat itu, ia bingung karena sang pengirim merahasiakan namanya.

"Dari siapa ini?"-gumam gracia.

"Kalau begitu bibi kebelakang lagi ya bu, tuan, den, non, nyonya"-ucap pembantu.

"Iya bi, makasih ya bi"-ucap gracia.

"Coba buka gre"-ucap Mr. Natio.

"Bentar pi"-ucap gracia membuka surat tersebut.

"Hah, dari siapa ini"-ucap gracia kebingungan setelah membaca surat tersebut.

"Siapa orang ini"-ucap mirza yang membaca setelah itu bergiliran ke onielsen, aran, evano, dan oma.

"Z s h, siapa orang ini"-batin sang oma.

"Kalau adek masih hidup kenapa adek gak datang ke rumah oma nak"-batin oma.

"Z S H apa ini"-batin shani yang ikut membaca surat tersebut.

"Zee Shafa, H? Apakah adek masih hidup dek, kalau adek masih hidup pulang dek, mami minta maaf,mami mau mengganti kesalahan mami, mami mau mulai dari awal lagi"-batin Mrs. Natio.

"Zee Shafa anak papi"-batin sang papi.

"Zee Shafa Harlan"-batin aran.

"Gw harus cari adek, gw yakin banget ini surat dari adek, gw yakin karena dari kata-kata terakhir dan z s h sang pengirim"-batin aran yang yakin banget bahwa adiknya masih hidup dan surat itu dari sang adik.

"Van, coba deh lo amati kata-kata terakhir di surat itu sama inisial si pengirim"-bisik aran kepada kembarannya yang berada disamping nya.

"Apa itu dedek ran?"-tanya evano berbisik.

"Gw gak tau, tapi gw yakin banget itu dari dedek"-jawab aran berbisik.

"Terus gimana ran?"-tanya evano berbisik.

"Nanti malem gw mau keluar, cari tentang si pengirim surat ini"-jawab aran berbisik.

"Gw ikut ya ran"-ucap evano berbisik.

"Gak!"-ketus aran, evano pun menjadi lesu.

***
Malam harinya aran berkendara menggunakan motornya, ia mengelilingi kota Jakarta dengan ditemani angin sepoi-sepoi dan suara dri kendaraan lain.

"Abang harap surat itu beneran dari kamu dek"-batin aran.

"Haus, ke indomaret dulu lah"-ucap aran lalu ia belok ke indomaret untuk membeli minum.

Apa Pantas Bahagia? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang