"Papa, tolong hidup lebih lama."--Arabila Danita Bonanza
YA.
Bila melotot kala mendapatkan balasan dari Gio. Jauh sekali dari perkiraannya. Ia pikir, Gio akan sedikit ramah, mengingat ia merupakan adik kandung dari seorang Akselio---sahabat karib Gio dari zaman koloran.
Dengan cepat Bila langsung meneruskan chat itu pada Sisilia. Meminta Sisilia untuk menyarankan apakah Bila harus berhenti di tengah jalan atau justru lanjut.
Bila terus saja memandangi foto profil Gio, diam-diam gadis itu tersenyum. "Kak Gio ganteng ya, apalagi kalo anteng gini." Sadar dengan ucapannya, Bila langsung menggeleng kuat. "Apa sih, Bil! Kak Gio itu nyeremin!"
Ciciliaqu
Jujur aja, gapapa, Bil. Gue selalu siap jadi tameng buat lo kalo semisal lo kenapa-napa.
Gini ya, rasanya kalo ngechat cuma di bales singkat. Nyesek
Itu karma, Bil. Lo sering cuekin chat cowok-cowok yang berusaha deketin lo.
Sekali lagi gue tegaskan ya, Si. Gue setia sama suami gue walaupun kita LDR, Na jaemin.
Sak karepmu lah, Bila
Bila langsung membuka beranda aplikasi WhatsApp dan kembali membuka room chat-nya dengan Gio, setelah beberapa kali menghela napas, bila memutuskannya untuk melanjutkan untuk chat Gio.
Kak, sebelumnya sorry to say, but jaket lo di gue.
Gue minta maaf sebesar-besarnya, Kak. Sumpah gue gada niat, ini salah paham, Kak. Jadi gue mohon dengan kerendahan hati lo tolong maafin gue, kali ini aja. Jaket lo bakal gue balikin, Kak. Tapi jaketnya agak rusak, karena Mama naroh di mesin cuci yang salah.
Apa pun resikonya gue bakal terima, Kak. Gue salah, maaf. Semoga Kakak berkenan untuk baca chat gue.
Tau
Temuin gue besok di taman, jangan telat, gue engga suka nunggu.
Kak????
Jangan bilang lo mau bantai gue? Please, Kak. Biarin gue hidup 4 tahun lagi, gue belum ketemu sama future husband gue Kak. Na jaemin belum tau kalo gue hdup kak, please.Sehat?
••••
Setidaknya, Bila sedikit lega karena sudah berani jujur pada Gio. Hanya saja, ia terus memikirkan nasibnya esok hari, malapetaka apa yang akan hadir dalam dirinya, yang pasti Bila berharap bahwa semoga hari esok cepat berakhir.
Gadis dengan rambut panjang itu tengah duduk di sofa, menunggu sang papa pulang. Bila sudah rindu berat dengan ayahnya, Arta---Papanya sudah tiga hari tidak pulang dikarenakan sedang dinas di luar kota.
Sedari kecil, hidup Bila benar-benar dipenuhi warna, tidak ada sisi gelap dalam hidup gadis bermata belo itu. Memiliki orang tua yang lengkap, keluarga cemara, orang tua yang tidak pernah menuntut ini itu, ekonomi yang sangat baik, kakak laki-laki yang seolah menjadikan ia sebagai ratu, rumah yang nyaman, fisik yang tidak terdapat kekurangan, prestasi di bidang non akademik, dan percintaan yang tidak pernah berakhir buruk. Hidup Bila benar-benar se-sempurna itu.
"Bila! Papa kangen!"
Arta yang baru sampai rumah langsung berlari memeluk Bila, begitu juga sebaliknya. Layaknya anak dan ayah yang sudah lama terpisah, seolah menyalurkan rasa rindu yang sangat mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIO KAZELO
Teen Fiction❝𝐑𝐚𝐲𝐚, 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡.❞ Singkatnya begini, Gio menjadikan Raya sebagai 'rumah' untuk tempat ia pulang. Sedangkan Raya? Hanya menjadikan Gio sebatas 'tempat singgah' yang bisa ia tinggal kapan s...