"Mama itu bagaikan rumah. Kalo semisal mama udah engga ada, gue pulangnya ke mana?"--Algio Kazelo
Arabila Danita Bonanza, gadis penyuka NCT garis keras, dengan bias Na Jaemin. Gadis itu tengah dilanda rasa bersalah kala mengingat jaket Gio yang tak sengaja ia bawa. Ingin mengembalikannya tapi masih ragu, Bila sangat takut akan Gio, walaupun ia tidak pernah berinteraksi secara langsung dengan cowok itu, tetap saja energi Gio sangat kuat.
"Bil, Bila."
"Eh, Bila!"
Bila terlonjat kala bahunya di tepuk oleh seorang gadis yang tengah duduk di sebelahnya, namanya Sisilia, sahabat Bila dari jaman koloran dulu. Keduanya tengah makan di kantin sekarang.
"Ah--Iya?"
"Apaan banget dah, di panggil malah ga mudeng. Kenapa lu, problem lagi? Apa Jasmin lu udah punya cewek?"
Bila sedikit kesal. Sisilia selalu saja salah dalam menyebutkan nama fiture husband-nya. "Jaemin, Sisiliaku. Bukan Jasmin."
"Haha, becanda. Kenapa lo?"
"Gapapa, lagi ga mood aja."
Sisilia yang peka akan gerak-gerik Bila yang mencurigakan pun langsung menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Seolah mencari tahu apa masalah yang tengah gadis itu alami.
"Cerita kali, jangan mendem sendiri gitu. Entar nangis," ledek Sisilia.
Bila itu tipikal anak mama, semua masalah yang pernah ia alami pasti akan bisa dihadapi dengan baik. Ya walaupun sambil nangis dikit.
"Tapi janji ya, jangan kasih tau siapa-siapa."
"Iya, kenapa?"
"Nanti gue ceritain, jangan di sini, rame. Lo harus bantu gue cari jalan keluarnya!"
Sisilia mengangguk. Keduanya akhirnya kembali fokus makan. Sebenarnya cuma Sisilia yang fokus, tidak dengan Bila yang kembali berperang dengan isi kepalanya. Apalagi saat melihat meja depan yang diisi oleh circle abangnya.
Bila tidak pernah ada niatan untuk bergabung dengan mereka, karena itu tadi, Bila takut Gio. Eh justru malah terkena masalah dengan cowok menyeramkan itu.
Entar kalo gue di jadiin tumbal sama Kak Gio, gue harus jadi tumbal yang baik. Bila membatin kala melihat Gio yang tengah tertawa, bukannya terpukau Bila justru tambah takut.
••••
"Jangan lirik terus napa, Bang. Entar kalo suka ribet," bisik Danu sambil menyikut lengan Gio.
"Tau, entar Raya buat gue, ya?" timpal Aghara.
"Apa sih, ga jelas banget!" seru Gio tidak terima. Mood cowok itu belum benar-benar membaik, perkara jaketnya yang belum ketemu.
"Itu adik Aksel kalo lupa," peringat Claudio yang sedari tadi sudah peka bahwa Gio terus saja menjadikan Bila sebagai pusat perhatiannya.
"Kok bahas Bila?" tanya Aksel.
"Tau nih, temen lu. Demen kali," canda Danu yang berhasil mendapatkan toyoran dari Gio.
Gio menggeleng kuat, tidak ada yang bisa menggantikan sosok Raya di hidupnya. "Stres lu pada."
Aksel justru tertawa, cowok itu kembali menegak jus jeruknya sebelum akhirnya angkat bicara. "Boro-boro mau sama Gio, ngeliat muka Gio aja Bila udah ketakutan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGIO KAZELO
Fiksi Remaja❝𝐑𝐚𝐲𝐚, 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐬𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐡.❞ Singkatnya begini, Gio menjadikan Raya sebagai 'rumah' untuk tempat ia pulang. Sedangkan Raya? Hanya menjadikan Gio sebatas 'tempat singgah' yang bisa ia tinggal kapan s...