12 Bagi tugas

4 0 0
                                    


Mobil kelompok 1 pun sudah sampai ditujuan mereka yaitu mall puri. Salah satu mall terbesar dikota tempat mereka tinggal. Raya,Reza dan Gavin lalu turun bergantian dan mereka berjalan bersama masuk ke dalam mall.

Sama seperti yang tadi di mobil ketiganya masih diam seribu bahasa seolah ada lem melekat di bibir mereka masing-masing.

Walau begitu langkah kaki mereka sepertinya sama. Sama-sama menuju supermarket di dalam mall tersebut.

Saat perjalan masuk ke dalam supermarket tiba-tiba Raya dihadang oleh dua pria yang tentu membuat dua pria yang tadi pergi bersamanya serentak menarik gadis itu mendekat pada mereka.

"Siapa lo?!" Ucap Gavin dengan wajah tak bersahabatnya, Raya yang tidak ingin adanya keributan di mall tersebut lantas membuka suara.

"Eh Van... mereka teman aku" ucap Raya cepat-cepat.

"Teman lo Ray?" Tanya balik Gavin dengan wajah cengonya.

Raya mengangguk patuh dan membuat dua pria yang berdiri di depan mereka menahan tawa karena melihat tingkah konyol Gavin.

"Tenang bro kami berdua teman Raya" ucap dua pria itu.

"Hm." Gavin mundur teratur bersamaan dehemannya dan memberi jarak bagi Raya dan dua pria itu berbincang.

5 menit kemudian

"Apa nggak kelamaan dia bicara ya Za? Lupa apa dia sama kita?" Tanya Gavin yang mulai jenuh menunggu, padahal baru 5 menit mereka ditinggal.

"Hm"

"Jangan ham hem ham hem lo Za panggil noh sana"

Reza yang sedari tadi menatap lurus kedepan kini mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya.

"Aku?" Ucap pria itu sembari menunjuk dirinya sendiri

"Iya lah masa gue lagi. Gue masih malu soal tadi!" Sungut Gavin.

"Yaudah" Reza pun melangkah pasti maju kedepan dan baru beberapa langkah Reza berjalan nyatanya Raya udah lebih dulu membalikkan tubuhnya dan berjalan padanya.

"Mau kemana Za?" Tegur Raya.

"Hm. Itu mau ambil troli" jawab Reza berbohong namun langkahnya tetap maju menuju troli yang ia tunjuk tadi. (Haha pria dingin emang agak lain ya readers).

"Jangan marah kenapa Vin" ucap Raya yang mencoba berbaikan dengan Gavin yang masih marah perihal salah paham tadi. Padahalkan yang salah Gavin kenapa Raya yang harus minta maaf ya, aneh emang jalan pertemanan mereka ini.

Sembari itu mereka bertiga pun akhirnya masuk ke dalam supermarket yang ada di mall tersebut Raya dengan telatennya mengambil snack-snack dan makanan yang tampak di depannya sedangkan dua pria lainnya bertugas sebagai pendorong troli yang berisi makanan yang Raya ambil. Jika dilihat dari mata orang banyak mereka sudah seperti tuan putri dan dua bodyguard tampannya.

Jangan salah Gavin dan Reza dulunya mereka adalah dua anak laki-laki yang digandrungi banyak anak perempuan di sekolah. Bahkan Raya yang sahabat mereka hampir pernah di musuhi oleh gadis lainnya karena terlalu dekat dengan dua pria tampan ini, dan Raya emang sifatnya tidak peduli ia tetap saja berteman dekat sama mereka berdua sampai akhirnya mereka sekelas lagi di sekolah menengah atas namun sayang ketika kelas dua Reza harus pindah dan membuat Raya patah hati olehnya, gadis itu bahkan sampai menangis semalaman karena kepergian Reza. Dan hal itu masih ia tertawakan sampai sekarang.

"Haha bodoh" cicit Raya pelan yang ternyata di dengar oleh dua bodyguard jadi jadiannya.

"Ha?" Ucap mereka serempak.

"Kenapa?" Tanya balik Raya sembari tangannya masih lihai mengambil snack-snack kecintaannya.

"Tadi lo ngomong apa Ray?" Tanya Gavin

"Ngomong? Gue nggak ada ngomong dari tadi. Kuping lo berarti tu yang bermasalah harus cepat-cepat dibawa ke dokter gigi sana"

"Dokter gigi! Dokter jiwa!" Sungut Gavin membalas.

"Dokter mata" Reza ikut menimpali yang membuat dua orang lainnya tiba-tiba diam karena baru saja melihat keajaiban dunia.

"Wah!" Ucap keduanya dengan mata lebar dan mulut terbuka.

Reza tak ambil pusing ia sudah sering melihat hal seperti ini dan karena itu pria itu memilih berjalan meninggalkan dua manusia aneh dibelakangnnya.

"Tadi Reza bukan sih Vin?" Tanya Raya memastikan pendengaran dan penglihatannya.

"Gue rasa dia baru kemasukan jin deh Ray"

"Iya benar Vin, wah bahaya nii"

"Gimana nih Ray kalau orangtuanya nanya mana Reza yang dulu?"

"Mamp--

"Jadi belanja ga?" Teriak Reza di depan sana yang sudah jenuh banget ngelihat dua mahkluk aneh yang sialnya sahabatnya itu.

"Jadi dong Za" teriak Raya sembari berlari kecil mendekat pada Reza dan disusul oleh Gavin dibelakangnya.

Kini mereka bertiga sudah berada di bagian peralatan mandi ya walapun mereka nanti nginap dihotel dan pastinya hotel menyediakan namun Raya tetap saja membelinya karena mereka mengambil perjalanan darat pada liburan ini yang tentunya banyak singgah dan mengharuskan mereka mandi atau sekedar gosok gigi dan cuci muka.

Raya sudah memantau objek yang ingin ia ambil namun sialnya benda itu berada tinggi di atas sana, ya walaupun dia notabene gadis tingi namun tinggi barang itu lebih tinggi dari tubuhnya. Ia bahkan sudah berjinjit tapi sialnya tidak tergapai juga dan tiba-tiba ada pria yang mebantunya dan Raya hapal betul parfum yang kini masuk kedalam rongga hidungnya, siapa lagi kalau buka Reza, Posisi mereka kini Raya menghadap etalase dan Reza dibelakangnya jarak tubuh mereka otomatis sangat dekat bahkan derup jantung dan desah napas Reza bisa terdengar oleh Raya.

'Please aman dong jantung jangan deg deg gini.. kalau dia dengar kan guenya malu' celoteh Raya dalam hati. Sampai ketika pria itu menjauh darinya.

Raya pun berbalik dan mendapati pria itu dengan wajah datarnya yang sangat berbeda dengan Raya yang pipinya sudah bersemu merah.

"Makanya jangan pendek Ray!" Goda Gavin. Disaat seperti ini Raya merasa berterimakasih memiliki teman seperti Gavin. Pria itu mampu merubah pipi tomatnya kemode awal meskipun sedikit kesal hatinya.

"Pendek? Lo orang pertama vin yang bilang gue pendek!"

"Wahhh keren dong jadi the first, kalau boleh gue juga bisa jadi the first love lo Ray" ucap pria itu yang langsung dapat tamparan pedas di punggungnya.

"Ngimpi lo!!"

Berbeda dengan kelompok 2 yang aman tentram mereka berempat kini sudah berada di tempat rental mobil ke empat yang hasilnya tetap sama, mobil yang mereka cari sudah lebih dulu dibooking orang.

"Sudah tempat ke empat ni, sekarang kita kemana lagi?" Ucap Rio yang udah hampir menyerah.

"Kesini aja dulu yo kita coba" ucap Aul sembari menunjukkan peta di hpnya.

"Oke ul, lo tunjukin"

"Sip"

Ketika tiga temannya sibuk mencari tempat rental Vani masih bergelut dengan pikiran konyolnya yang merasa kesal karena tidak bisa sekelompok dengan Reza.

"Jangan marah Van sudah jalannya gini" ucap Aul pelan sembari mengusap punggung tangan Vani. Seolah gadis itu sudah tau jalan pikiran Vani.

###

10 Hari Mengejar Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang