Ayana sangat senang akhirnya Gerald kembali ke Indonesia. Ayana menyambut Gerald di bandara bersama dengan Alex. Ayana memeluk erat tubuh Gerald.
"Akhirnya lo pulang."
"Gua kangen sama lo."
"Gua juga. "
"Cielah, dunia serasa milik berdua tuh." ucap Alex
"Sorry Lex. "
"Gua kangen sama lo. " ucap Alex
"Lo baik baik aja kan? "
"Seperti yang lo lihat, alhamdulillah gua bisa melewati masa kritis gua. "
"Senang deh kita bisa kumpul bertiga lagi. "
"Gimana kalau kita makan makan. "
"Wah boleh tuh. "
Ayana, Gerald dan Alex menghabiskan waktu bersama. Dua hari kemudian Gerald berangkat ke kampus yang sama dengan Ayana dan Alex.
"Capek juga ya ospeknya. "
"Lumayan lah. "
"Gua balik duluan ya." ucap Alex
"Loh buru buru banget." ucap Gerald
"Ada hal yang harus gua kerjain."
"Ya udah hati hati ya Lex."
"Dek, mau pulang sekarang? "
"Loh kak Fajri kok manggil Ayana adek? "
"Karna dia adek gua. "
"Kok gak pernah cerita. " ucap Gerald
"Hehehehe, soalnya dulu gua sama kak Fajri gak akur. " ucap Ayana
"Gua juga kaget sih akhirnya Ayana mau maafin gua."
"Semoga lo sama kakak lo akur terus ya."
"Ya udah mau pulang sekarang?" tanya Fajri
"Gua pulang bareng Gerald aja kak."
"Pasti mau pacaran kan."
"Ih apaan sih kak, orang kita gak pacaran."
"Ger, udah buruan tembak adek gua. Nanti keburu berubah pikiran loh."
"Kak Fajri ih apaan sih. Udah sana pulang aja."
"Titip Ayana ya Ger."
"Iya kak."
"Gak usah didengerin ya omongan kakak gua."
"Tapi ada benernya juga ucapan kak Fajri." batin Gerald
"Na, gua mau ajak lo makan. Mau gak?"
"Tau aja kalau gua lagi laper. Gas lah kita pergi." ucap Ayana menggenggam tangan Gerald
Ayana dan Gerald pergi ke cafe Zweitson, mereka sengaja memilih cafe tersebut untuk bernostalgia pada saat SMA. Saat sedang berbincang Gerald beranjak dari duduknya dan izin pergi sebentar, Ayana menunggu kehadiran Gerald sambil memainkan ponselnya.
Gerald kembali masuk kedalam cafe dengan buket bunga di tangannya, Gerald tak menemukan kehadiran Ayana. Gerald berpikir jika Ayana sedang ke toilet, Gerald duduk menunggu kehadiran Ayana.
Ayana baru saja selesai menelepon seseorang, dirinya terpaksa sedikit menjauh karena keadaan yang sangat bising membuatnya tak dapat mendengar suara di ponselnya. Ayana berjalan menuju mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gerald
Teen FictionPertemuan pertama kita tak akan pernah aku lupakan, hari hariku menjadi berwarna saat berada disampingmu. Kini diriku hanya dapat menanti kembali kedatanganmu, meskipun itu hanya didalam mimpi ~Ayana Aku sangat bersyukur bisa memilikimu, suka dan d...