Sepulang kuliah Ayana menunggu Fajri di halte depan kampus. Fajri janji untuk menjemput dirinya. Sudah hampir satu jam Ayana menunggu namun Fajri tak kunjung datang.
"Kak Fajri mana sih." ucap Ayana
Ayana merasa kesal karena kakaknya tak kunjung datang. Langit sudah semakin gelap namun Fajri belum kunjung datang.
Hujan deras tiba tiba saja turun membuat Ayana merasa kedinginan. Dari kejauhan Ayana melihat sebuah motor berjalan mendekati halte, Ayana berpikir itu adalah Fajri.
Seseorang turun dari motor lalu duduk disamping Ayana. Melihat seseorang yang duduk disampingnya membuat Ayana terdiam.
"Belum pulang Na?"
Ayana terdiam tak menjawab pertanyaan orang disampingnya. Ayana menggosokkan tubuhnya karena merasa dingin.
"Sebelumnya gua bukan mau bersikap macam macam, tapi gua cuma mau pakein lo jaket aja."
"Mau lo apa sih? Gak cukup bikin gua sakit Ger?"
"Gua udah berkali kali bilang kalau gua gak salah. Lo sendiri yang gak pernah mau dengarin penjelasan gua." ucap Gerald
"Lo gak ngerti rasanya jadi gua." ucap Ayana
"Dan lo juga gak bisa ngertiin rasanya jadi gua. Capek Na selalu disalahkan padahal gak merasa bersalah." ucap Gerald
"Emang lo salah. Kedatangan kembali lo aja itu udah kesalahan besar." ucap Ayana
"Apa lo sama sekali gak mau kasih gua kesempatan?" ucap Gerald
"Gak akan."
"Oke kalau gitu." ucap Gerald berdiri ditengah jalan
Gerald merentangkan tangannya ditengah tengah jalanan yang sepi. Melihat hal itu membuat Ayana merasa kesal dengan sikap Gerald.
"Maksud lo apaan sih, buat apa lo berdiri ditengah jalan gitu. Lo mau mati!!!! " teriak Ayana
"Bukannya itu yang lo mau? Lo gak mau lihat gua lagi kan? Ya udah sekalian aja gua mati." ucap Gerald
Ayana mendekati Gerald lalu menarik tubuhnya kembali ke halte. Sebenci bencinya Ayana dengan Gerald dia tidak akan mau Gerald pergi meninggalkan dirinya selama lamanya.
"Jangan pernah lakuin hal konyol itu lagi." ucap Ayana memperingatkan Gerald
Gerald tersenyum menatap Ayana, dirinya merasa senang karena Ayana masih memperhatikannya.
"Terimakasih ya."
Gerald tak sadarkan diri dipelukan Ayana. Dengan cepat Ayana menidurkan Gerald dibangku halte. Ayana sangat khawatir karena Gerald pingsan begitu saja.
"Ger bangun."
Ayana tak punya pilihan lain, dirinya segera berlari menuju pos satpam kampusnya untuk meminta pertolongan. Ayana mengambil ponselnya memesan taxi online. Setelah taxi online tiba Gerald digendong oleh satpam dan dimasukan kedalam mobil, sementara motor Gerald dititipkan di kampus.
Setibanya di rumah sakit Ayana menunggu Gerald didepan ruang IGD. Setelah selesai diperiksa Ayana masuk kedalam ruang IGD tak lupa Ayana menghubungi keluarga Gerald.
"Ayana." panggil Farhan
"Gerald gimana?""Kata dokter sebentar lagi Gerald sadar kok kak. Tadi dia cuma kedinginan aja."
"Syukurlah."
"Kalau gitu aku pamit pulang ya kak. Oh ya kak motor Gerald masih di kampus, mungkin besok aku jemput Gerald."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gerald
Teen FictionPertemuan pertama kita tak akan pernah aku lupakan, hari hariku menjadi berwarna saat berada disampingmu. Kini diriku hanya dapat menanti kembali kedatanganmu, meskipun itu hanya didalam mimpi ~Ayana Aku sangat bersyukur bisa memilikimu, suka dan d...