CHAPTER 12

715 120 47
                                    


"IT'S OVER"


Tanpa memperdulikan lali lintas sekitar, Yeonjun menginjak pedal gas sekuat tenaga berharap jika dengan sekedip mata ia bisa sampai di Busan untuk bertemu dengan boss nya, Jeon Jungkook yang sesaat tadi menghubunginya sembari terisak menandakan bahwa boss nya sedang tidak baik-baik saja.

Bunyi klakson dari mobilnya terdengar berulang kali, menghalau setiap kendaraan yang menghalangi laju kendaraannya agar bisa sampai di tujuan lebih cepat.


"Mr.Jeon..Mr.Jeon!" Yeonjun membuka kamar Jungkook, hatinya hancur melihat tuannya yang sedang terbaring dengan wajah basah karena air mata dan tatapan kosong.

"Tuan..apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Yeonjun pelan,

"aku ingin kembali ke Seoul, aku mulai membenci tempat ini..aku benci hari dimana salju pertama turun Yeonjun" menahan tangisnya Yeonjun mulai mengemas barang dan pakaian Jungkook kedalam sebuah koper.

"tuan, mari kita pulang. Tahun depan saya akan merancang perjalanan anda ke negara yang bermusim tropis saat musim dingin tiba di Korea . anda harus bahagia, saya akan menjaga anda selalu" setelah menyimpan koper Jungkook kedalam mobil, Yeonjun kembali kekamar memapah Jungkook yang bahkan tidak bisa berjalan tegak karena terlalu lemah.

"tuan anda harus makan untuk mengisi energi anda-"

"bawa aku ke rumah Yeonjun, aku ingin bertemu putriku"

"tuan.." Yeonjun tak dapat melanjutkan kalimatnya, hatinya sedih sekaligus penasaran siapa dan apa yang membuat suasana hati tuannya menjadi menyedihkan karena sebelum pergi ke Busan, meskipun tidak dalam keadaan ceria namun suasana hati boss nya masih dalam tahap baik-baik saja.


Perjalanan terasa begitu sunyi, Yeonjun selalu memeriksa kondisi Jungkook melalui kaca spion tengah.

"tuan..orang tua anda dalam perjalan menuju Seoul"

"hhhmm" Yeonjun akhirnya menyerah mengajak Jungkook untuk berbicara dan lebih memilih untuk memberikan ruang sendiri agar Jungkook dapat menyelesaikan emosinya yang selalu dipendamnya sendiri.

.

.

Pukul 11 malam, Jungkook dibantu Yeonjun akhirnya tiba di rumah. Menggunakan lift Jungkook naik kelantai 2 dimana kamarnya berada. Menghiraukan kamarnya yang gelap, Jungkook berjalan menuju sebuah lemari berwarna putih dimana sebuah guci kecil berada didalamnya.

Dibawanya guci kecil itu oleh Jungkook, duduk ditepi tempat tidur Jungkook mulai memeluk guci putih yang bertuliskan in memoriam Jeon Lovely.

"lovely sayang..putri daddy, apa kabar sayang..hiks. maafkan daddy, appa...appamu tidak akan pernah mengingat mu, appa mu bahkan tidak mengingat daddy sayang, apa yang harus daddy lakukan hhmm?. sayang... temani daddy disini, kuatkan daddy..peluk daddy...Lovely".

Yeonjun terduduk didepan pintu kamar Jungkook, mendengar suara tangis Jungkook yang begitu lirih ia dapat merasakan betapa terluka dan sakitnya hati Jungkook.

Membuka pesan group perusahaan, sekarang ia tahu bahwa penyebab sedihnya Jungkook adalah kepulangan Yoongi beserta Seokjin.

Meraup wajahnya, Yeonjun berdiri "aku juga harus kuat untuk tuan Jungkook. Takdir terlalu kejam padamu tuan" berjalan menuju dapur, Yeonjun menyiapkan makanan untuk Jungkook yang ia tau pasti belum memakan apapun.

PLEASE, REMEMBER ME.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang