| Chapter 4 |

1K 89 24
                                    

Matahari yang akan segera terbenam menandakan hari sudah sangat sore. Sekawanan burung yang beterbangan di langit sore bertujuan untuk kembali pulang ke sarangnya masing-masing. Seorang gadis yang sedang menjernihkan pikirannya dengan bermain skateboard mengelilingi taman yang jaraknya sedikit jauh dari rumahnya sambil melihat keramaian orang-orang yang juga sedang menikmati keindahan senja sore, berkencan, dan lain sebagainya.


Ditemani dengan kesendirian, Rosa tak pernah mengeluh dengan kesendiriannya, dia merasa bahwa sendiri itu lebih 'menenangkan' baginya.

_______________________________________

~flashback on~

Selain ia mempunyai sepeda gayuh untuk berjualan bucket bunga keliling, ia juga memiliki skateboard yang ia temukan di salah satu tempat rosokan yang pernah ia lewati. Tak berpikir panjang, Rosa mengambil skateboard yang sudah dibuang sang pemilik itu lalu membawanya pulang. Sesampainya di rumah, ia langsung memperbaiki skateboard yang ia pikir masih kuat dan layak untuk dipakai, hanya mengeratkan baut-baut yang sedikit merenggang dan membersihkan debu-debu yang menempel di skateboardnya.

"Ada ya orang kaya gini, padahal nih skateboard masih bagus loh? masih kuat juga, tapi gapapa deh mungkin ini emang rezeki gue, anggep aja yang buang orang kaya 7 turunan", ujarnya terheran-heran sekaligus bersyukur lalu menaruh skateboard tersebut di kamarnya.

Wound and MedicineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang