Kejujuran

27 3 0
                                    

Sesampainya Chila di rumah, Chila segera mengganti bajunya dan mengambil handphone yang ada di tasnya.

'Apa nggak masalah kalau aku hubungi dia?' Pikir Chila dengan kebingungan dan ragu.

Beberapa menit Chila memegang handphone nya dan kemudian Chila menghubungi cowok aneh yang ditemuinya di kampus tadi. Chila mengirimkan pesan perkenalan singkat dan mengajak cowok itu untuk bisa bertemu dengannya besok siang. Tidak menunggu lama balasan pun diterima oleh Chila dan cowok itu menyetujui ajakan Chila.

'Kalau dipikir-pikir aku bahkan nggak tau nama dia siapa, tapi entah kenapa dia terlihat berbeda dari kebanyakan orang.' Pikir Chila sambil meletakkan handphone nya dan merebahkan dirinya di kasur.

Keesokan harinya Chila bangun dengan semangat 45 untuk bersiap menuju kampus. Suasana hati Chila hari ini sangat baik hingga senyum manisnya tidak pernah lepas dari wajahnya. Chila sendiri bingung kenapa hari ini dia begitu bersemangat.

'Apakah aku bersemangat karena tadi malam hantu kakek-kakek itu tidak muncul lagi di mimpiku? Hmm.. Atau karena aku akan bertemu dengan cowok itu?' Chila terus bertanya-tanya dalam dirinya sebenarnya mengapa ia sangat bersemangat hari ini.

Setelah Chila selesai bersiap-siap Chila segera sarapan dan kemudian berangkat ke kampus bersama kak Alex. Selama di perjalanan kak Alex cukup penasaran dengan sikap Chila yang agak berbeda hari ini.

"Kamu kenapa dek? Dari tadi kakak liat kamu senyum-senyum terus?" Tanya kak Alex penasaran.

Kak Alex melihat sekilas ke arah Chila kemudian tatapannya fokus kembali ke arah jalanan di depannya. Chila sendiri sebenarnya bingung bagaimana menjawab pertanyaan dari kak Alex karena ia hanya tiba-tiba saja merasa bersemangat untuk berangkat ke kampus hari ini.

"Aku lagi semangat aja buat kuliah hari ini." Jawab Chila kemudian.

"Aku juga udah mutusin mau kembali berteman dengan orang lain." Tambah Chila menjelaskan kepada kak Alex.

"Syukur kalau gitu, kakak ikut senang kalau kamu udah mau temenan sama orang lain lagi," Ujar kak Alex sambil tersenyum ke arah Chila.

Tidak terasa akhirnya Chila dan kak Alex telah tiba di kampus dan mereka berdua berjalan berpisah karena teman kak Alex telah menunggu.

"Kalau gitu kakak jalan duluan ya, itu temen-temen kakak udah pada nunggu" Ujar kak Alex.

Chila mengangguk dan melihat kak Alex berjalan menghampiri teman-temannya. Chila pun memutuskan untuk mulai berjalan juga menuju kelasnya yang berada di gedung B lantai 3 Selama berjalan melewati taman Chila melihat beberapa hantu yang sudah tidak asing dan juga selalu bertemu hantu anak kecil manis di lorong. Chila sebenarnya merasa kasihan dengan hantu anak kecil tersebut tetapi Chila sendiri tidak tahu bagaimana cara menolong hantu itu sehingga Chila hanya bisa memberikan senyum tipis saat melewati hantu anak kecil tersebut.

Saat sampai di pintu depan lift, Chila melihat hantu seorang pria yang dibagian perutnya penuh darah dan kepalanya menunduk. Tidak ambil pusing dengan hantu tersebut Chila segera masuk kedalam lift dan memencet lantai 3. Di lift Chila melihat hantu yang terduduk di pojokan sedang menangis dengan tersedu-sedu dan mengucapkan kata "Tolong!" berulang kali. Sejujurnya penampakan hantu di lift ini cukup menakutkan bagi Chila karena hantu itu selalu menangis sambil melihat ke arah Chila dengan mata yang penuh darah. Air mata yang dikeluarkannya bukanlah air mata biasa tetapi berwarna merah seperti darah.

Chila berusaha untuk tidak melihat ke arah hantu tersebut dan segera keluar lift ketika ia telah sampai di lantai 3. Saat keluar lift Chila agak tidak fokus dan secara tidak sengaja "Brak.."

Chila menabrak seseorang di depannya yang hendak naik ke lift. Untung saja Chila tidak jatuh tetapi Chila merasa bersalah dan tidak enak dengan orang yang ditabraknya.

I'm not an Ordinary GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang