[End] Fool (1v1) h

Bab 36

    Khawatir Dashan tidak akan cukup makan, Wanfeng membranawanya ke gunung untuk berburu kelinci.

　Ketapelnya lebih cenderung mengenai burung, tetapi kelinci terlalu sedikit di gunung, dan mereka hampir dihuni oleh orang gunung di sekitar nya.

　Dia hanya bisa datang ke sini untuk mencoba peruntungannya dengan sikap namun kebetulan, saya tidak beruntung hari ini, saya tidak bertemu kelinci sepanjang sore, tetapi beberapa burung pegar.

　Sayang sekali dia ketinggalan.

　Dia meletakkan ketapel di tangan Dashan, berbalik untuk menggali sayuran pembohong di tanah, dan melihat Dashan dengan canggung menembak burung ke langit dengan ketapel.

　“Tidak bisa dipukul seperti itu.” Wan Feng pergi untuk mengajarnya, “Isi batunya di sini, lalu tarik… Tunggu, bidik burung itu… Coba kulihat, ada satu di atas di sana, bidik kepalanya… Kamu bisa melepaskannya."

　Begitu dia melepaskannya, Dashan melepaskannya, dan batu itu langsung mengenai kepala burung itu.

　Dia mencengkeram tangan, "Dashan benar-benar kuat."

　Dia pikir Dashan bisa memukul sekarang karena dia mendekatkan le bih awal, tetapi dia tidak membayangkan ketika dia Berangkat dengan menggali sayuran pembohong, Dashan pergi untuk mengambil enam burung pipit dan kembali.

　“Kamu melakukannya?” Wanfeng sedikit terkejut, tetapi juga sedikit tidak bisa dipercaya.

　"Itu terbang, bagaimana mungkin kamu..." Sebelum Wan Feng selesai berbicara, bayangan hitam jatuh dari atas kepalanya, dan burung pipit terbang itu dirobohkan oleh gunung, Dan Mendarat Tepat di Kakinya. Wanfeng: "..."

    Dia menatap Dashan , dan bertanya lama sekali, "apakah kamu baik-baik saja, idiot?"

　Masih konyol, "kakak, apa lagi yang ingin kamu lawan?  lebih banyak, kamu bisa menjualnya."

　Dashan mengangguk. Dia membungkuk untuk mengambil batu. Setelah mengambil satu, dia mengangkat kepalanya untuk mencari burung itu, tanpa melihat ketapel.

     Dia mengisi batu dengan tangan kirinya, dan memusatkan perhatian pada burung di pohon. Baru saat itulah Wanfeng menyadari bahwa dia kidal.

　Tapi dia mengajarinya makan dengan tangan kanannya.

　Awalnya, dia terus makan dengan tangan kirinya, dan dia bahkan memukul tangannya.

　Dia bahkan tidak tahu bahwa dia kidal.

　Di malam hari, Dashan menembak lebih dari 50 burung pipit. Wanfeng berlari kembali dengan penuh semangat. Begitu dia memasuki pintu, dia bergegas ke arah Cheng Yu dan berteriak, "Cheng Yu! Keluar dan lihat!"

　 Ranting, sayuran liar, dan...puluhan burung pipit di keranjang.

　"Ya Tuhan! Kakak, kenapa kamu begitu baik hari ini!?" Cheng Yu berteriak, "Banyak sekali... Ahhh, kakak, kamu sangat baik!" "Bukan aku." Wan Feng tersenyum dan menunjuk ke arah Dashan, "Ya, Dashan berhasil."

　Cheng Yu tertegun, dan memandang Wanfeng dengan tidak percaya, "Kakak, jangan berbohong padaku, orang bodoh bisa menembak burung?"

　Wanfeng mengangguk.

　Tangan dan wajah Dashan tertutup abu, dan Wanfeng membawanya untuk mencuci muka.

　Cheng Yu masih ngiler di sekitar tumpukan burung pipit.

　Wan Feng mencuci handuk dan menyeka wajah Da Shan, lalu mengganti air dan mencucinya lagi, dan melihat Da Shan memeras handuk dan menyeka wajahnya untuknya.

　Wanfeng menatapnya dengan tatapan kosong.

　Dashan menunduk, gerakannya sedikit kikuk, sama seperti saat memandikannya di hotel, konyol dan bodoh.

　Tapi dia menatap mata bunga persiknya, berkilau dan bersinar dengan bintang.

　Dia menyeka wajahnya hingga bersih, menggosok handuk di bibirnya beberapa kali, memutar tenggorokannya, dan bertanya dengan suara rendah, "Kakak, bolehkah aku...menggigit mulutmu?"

    Wan Feng menoleh ke arah Cheng Yu, lalu Anak laki-laki itu sedang berjongkok di tanah dan menghitung burung pipit.

　Dia sedikit pemalu, tapi dengan cepat berjingkat untuk menyentuh bibir Da Shan.

　Da Shan menyeretnya sementara Wan Feng menunjuk ke arah Cheng Yu.

　Dashan mengatupkan mulutnya karena sedih.

　Wanfeng berpikir sejenak, menariknya, dan diam-diam memasuki ruangan.