[End] Fool (1v1) h

Bab 18

    Saat makan, dia tidak peduli dengan para idiot, dan dia mengemasi piring dan keluar setelah makan.

　Dashan tidak terlalu mahir menggunakan sumpit sekarang, dan nasi akan bocor dari sudut mulutnya saat makan, tetapi Wanfeng tidak peduli padanya, dia hanya bisa melihat ke arah Wanfeng tanpa daya, mencubit nasi dari sudut mulutnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

　Cheng Dashu dan Wang Huaru tidak tahan melihatnya.

　"Ada apa?" Mereka bertanya pada Dashan, "Mengapa kamu membuat kakakmu marah?" Dashan cemberut dan hendak berbicara ketika Wan Feng menarik Dashan pergi dengan ekspresi panik, "Bukan apa-apa! aku hanya  sedikit marah karena tidak tidak patuh."

　Da Shan dipimpin olehnya, dan wajahnya kembali cerah.

 　Wan Feng membawanya ke pintu, dan memelototinya dengan marah, "Kamu tidak boleh berbicara omong kosong di depan orang tuamu! Kalau tidak, aku akan ... aku akan mengabaikanmu!" Da Shan mengangguk ketakutan, dan menariknya menyanjung.

"Kakak ... jangan marah ..."

　Wanfeng meliriknya.

　Siapa yang menyuruhnya menjadi bodoh.

　Dia menghela nafas, "Ayo pergi, mandi dan bersiap-siap untuk tidur."

　Setelah mencuci Dashan, dia mencuci dirinya lagi. Untungnya, tidak ada lagi darah di bawahnya, kalau tidak dia akan sangat takut sehingga dia tidak bisa tidur di malam hari.

　Kembali ke kamar, Wang Huaru sedang berbaring di tempat tidur Cheng Yu, dan keduanya masih bermain dengan ponsel mereka.

　Cheng Yu mengambil foto dalam jumlah yang tidak diketahui, dan mereka berdua sedang memilih foto, dan mereka berencana untuk mengambil beberapa dari mereka untuk dikembangkan dan disimpan besok.

　Wanfeng berbisik kepada Dashan, "Tidur sendirian di malam hari, jangan datang ke sini, atau kakakku tidak akan berbicara denganmu di masa depan."

　Dashan memandangnya dengan sedih.

　Wanfeng berbalik dan berjalan ke tempat tidur Cheng Yu, dan memeluk ibunya untuk melihat teleponnya bersama.

　Da Shan duduk di tempat tidur sendirian, ingin menemukan Wan Feng, tetapi ingat apa yang dia katakan, jadi dia tidak berani bergerak.

　Setelah Wang Huaru selesai memilih foto, dia melihat Dashan duduk di tempat tidur dengan kosong. Setelah memikirkannya, dia berkata kepada Wanfeng, "Aku akan bekerja dengan ayahmu untuk membuatkannya tempat tidur baru dan meletakkannya di luar. Bangun gudang untuk dia di sana. Aku juga bisa tidur."

　"Gunung Tianma dingin, betapa dinginnya bagimu untuk membangun gudang." Wan Feng tidak bisa menahan cemberut.

　"Apakah dingin atau tidak, apa yang idiot itu tahu?" Wang Huaru berkata dengan suara rendah, "Bagaimanapun, idiot ini adalah laki-laki, bagaimana jika di malam hari ..." Karena Cheng Yu ada di dekatnya, dia tidak berani untuk mengatakan apa pun, tetapi berkata, "Aku takut menyakitimu Tidak, aku tidak memikirkan level itu sama sekali pada awalnya, dan sekarang idiot ini ... jika dia melakukannya lagi, aku khawatir dia akan melakukannya." menjadi gila dan tidak mengenal siapa pun." "Tidak apa-apa, biarkan dia tidur di kamar."

　 Wanfeng melirik ke arah Da Shan, dan pria itu menatapnya dengan sedih dengan mata bunga persik.

　Itu tampak persis seperti anak anjing yang dulu dia miliki.

　Saat itu, nenek saya memintanya untuk mengirimkannya kepada seorang lelaki tua, mengatakan bahwa keluarga tidak dapat memelihara anjing sekecil itu, dia sangat sedih, jadi dia mengirimkannya.

　Anak anjing itu terus menjilati wajahnya, menatapnya dengan mata yang menyedihkan.

　Sama seperti... gunung di depanku.

　Wanfeng merasa sangat tidak nyaman, memalingkan wajahnya dan tidak ingin melihatnya lagi, tetapi berkata kepada Wang Huaru, "Tidak apa-apa, Bu, tidurlah, aku tahu itu."

  "Ayah membereskan tempat tidur terlebih dahulu, kamar ini dapat disingkirkan meskipun diperas, dan dapat ditempatkan di samping hujan ringan." Setelah Wang Huaru selesai berbicara, dia bangkit dari tempat tidur dan pergi.

　Cheng Yu bermain dengan teleponnya lagi, dan ketika Wan Feng pergi untuk mengisi daya teleponnya, dia sudah tertidur, masih memegang telepon dengan erat di tangannya.

　Wan Feng tertawa, mengeluarkan ponselnya, menyelipkannya ke dalam selimut, lalu mengisi daya ponselnya, mematikan lampu dan naik ke tempat tidur.

　Si bodoh duduk di sana tak bergerak dalam kegelapan.