RENCANA (14)

7 8 0
                                    

Andai dulu aku tidak melihat senja untuk kedua kalinya, mungkin saat ini aku akan terlihat baik-baik saja!

                                   .....


Setelah mengantarkan Ayina pulang, kaflan langsung pergi ke club tempat yang seseorang itu katakan saat di telpon tadi. Ia berjalan dengan langkah lebar namun cepat, kakinya yang panjang memudahkan nya untuk berjalan cepat ke tempat tujuan.

Setelah sampai di depan pintu masuk ia langsung di tahan oleh penjaga club disana, penjaga itu meminta kartu identitas dan dengan kasar kaflan langsung memberikannya.

"Cepat bodoh!" Penjaga itu mendelik dengan sinis saat kaflan mengucapkan kata-kata kasar itu, tapi setelah melihat kartu identitas nya penjaga itu langsung menundukkan kepalanya takut.

"M_maaf tuan, silahkan masuk"katanya sambil memberikan jalan agar kaflan bisa masuk.

Dengan pandangan tajam dan aura yang sangat dingin kaflan berjalan masuk kedalam club yang rata-rata sudah dipastikan penghuninya neraka semua kaflan yakin itu.

Aroma minuman yang sangat menyengat tercium sampai hidung nya. Kaflan melewati orang-orang yang sedang asik dengan dunianya sendiri, dan tidak sedikit pula para wanita yang menggoda nya secara terang-terangan tapi lagi-lagi kaflan mengabaikan itu. Kaflan terus mencari keberadaan seseorang yang sejak tadi mengganggu pikiran nya.

"Sialan!" Kaflan mengumpat saat lagi-lagi telponnya tidak dijawab oleh orang itu.

Kaflan sudah menduga dari awal seharusnya ia tidak boleh terlalu percaya dengan seseorang, sekalipun orang itu orang terdekatnya, dan kaflan menyesali hal itu.

"Gue ga bakalan maafin lo"

                                  ***

"Kita mulai permainannya"Dia mengetikkan sesuatu di ponsel nya dan setelahnya ia menekan kata kirim.

Setelah mengatakan itu, orang tersebut buru-buru masuk kedalam mobilnya setelah melihat kaflan baru saja memasuki club yang telah ia rencanakan.

"Gue berharap kali ini gue bisa dapetin apa yang gue mau, dan itu harus" dengan kesal orang itu langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang semakin malam semakin renggang.

                                 ***

Drrttttttttt

Kaflan yang mendengar ponsel nya berdering buru-buru mengecek nya, setelah melihat siapa yang menelponnya dengan ogah-ogahan kaflan langsung menjawabnya.

"Janc*k  gue telponin dari tadi kenapa lama banget!!" Orang di sebrang sana terus saja mengumpat, kaflan yang mendengarnya hanya mendecakan mulutnya.

"Gue sibuk ga ada waktu , gue mat__"

"Eh eh eh bentar dulu gue masih belum ngomong" Raja kesal karena kaflan tidak mau mendengarkan omongan nya.

"Cepet!"

Dengan nafas yang terdengar sangat kelelahan akhirnya Raja mengatakan satu hal yang membuat tubuh nya seketika mematung, kaflan benar-benar diam mendengarkan Raja tanpa sedikitpun menyela ucapannya seperti tadi.

"Gue harap lo ga akan ngelakuin hal yang beresiko nantinya dan gue percaya itu" setelah mengatakan itu sambungan telponnya tiba-tiba saja terputus dan ternyata kaflan lah yang melakukannya, di sebrang sana tidak henti-hentinya Raja terus menyumpah serapahi kaflan yang lagi-lagi seenaknya.

"Punya temen sialan banget gue"Setelah itu Raja memasukan ponselnya kesaku celananya, lalu ia memantau kembali mobil yang sedang berhenti di dekat sebuah pohon.

Tapi sudah hampir dua puluh menit ia menunggu orang itu tidak kunjung keluar dari dalam mobilnya.

"Yaelah ini nyamuk ga bisa ngeliat orang ganteng apa ya"sungguh jika bukan karena kaflan teman nya ia mungkin tidak Sudi harus menunggu dan di krubuni nyamuk seperti ini.

"Sialan lo lan pulang dari sini gue bakalan minta uang ganti rugi buat beli obat nyamuk"

Setelah menunggu cukup lama akhirnya orang yang ia nantikan keluar dari dalam mobilnya, tapi yang membuat nya terkejut orang itu tidak sendirian ayina tiba-tiba saja muncul dan sepertinya sedang mengobrol dengan Loli,ya orang yang sendari Raja pantau yaitu Loli.

Raja sungguh cemas karena kaflan belum juga sampai ia takut Loli mengatakan semuanya pada ayina, semua kejadian dua tahun lalu.

"Semoga lo ga telat lan"

                                 ***

Kaflan benar-benar seperti orang kesetanan ia mengendarai motor nya dengan cepat, bahkan kaflan tidak menghiraukan umpatan-umpatan dari pengendara lain karena ia yang menyalip begitu cepat.

Kepalanya sungguh sakit memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika ayina mengetahui semuanya, sungguh ia masih belum siap jika ayina harus membencinya,ia takut benar-benar takut, pengecut memang.

Setelah sampai di tempat yang Raja katakan saat di telpon tadi ia buru-buru langsung mencari kebenaran ayina. Ini semua gara-gara Loli, dia menjebaknya sampai harus pergi ke club itu untuk membuang-buang waktu nya.

"Gue yakin setelah lo denger fakta ini ,lo pasti akan berterima kasih sama gue"setelah mengatakan itu Loli tertawa dengan sumbang,tawa yang memancarkan kepuasan tapi ada juga kesedihan. Puas jika ayina akan membenci kaflan,tapi sedih jika kaflan sampai membencinya juga karena ia telah mengatakan semuanya pada ayina.

"Gue bener-bener ga kenal sama lo dan dengan ga jelasnya lo ngomong hal yang ga sama sekali gue pahami " ayina sungguh jengah dengan orang yang ada di depannya ini, dia sendari tadi hanya mengatakan kata-kata yang tidak jelas, sangat melantur dan ia sangat tidak menyukai orang seperti ini. Ya ayina memang mengenal nya tapi dia hanya sekedar kenal tidak begitu tau, dulu orang ini yang tiba-tiba memperkenalkan dirinya sendiri saat dia menyuruh nya untuk menjauhi kaflan.

"Kalo emang lo cuma buat ngerjain gue buat dateng kesini itu ga lucu banget "ayina ingin pergi tapi lagi-lagi tangan nya di cekal sangat kasar oleh Loli.

"Lepas "katanya sambil mencoba melepaskan tangannya dengan kasar.

"Gue ga akan biarin lo pergi sebelum apa yang akan gue jelasin kalo sebenarnya kaflan itu___"

"Apa? Gue apa?"

Loli memandang kaflan terkejut bagaimana bisa kaflan tau kalo dia ada di sini, siapa yang mengatakan nya, apakah ayina tapi itu tidak mungkin kenapa juga ayina harus memberitahu kaflan.

Dengan cepat Loli langsung melepaskan cekalan itu dari tangan ayina yang sedikit memerah.

"Alan kenapa lo bisa dis__"

"Kenapa gue bisa tau?"kaflan menjeda ucapan nya "kenapa gue bisa ada disini?"

Ayina menatap kaflan dan orang di depannya ini dengan bingung ada masalah apa sebenarnya dengan mereka berdua.

"Alan bukan maksud gue kaya gitu, g_gue cuma coba jelasin kalo__"

"Jelasin? Jelasin yang kaya gimana yang lo maksud hah?" Kaflan berucap begitu sinis dan Loli tidak pernah melihat kaflan semarah ini sebelumnya, kaflan tidak pernah seperti ini kepadanya, ia takut kaflan membenci nya.

"Gue ga nyangka lo serendah itu" setelah mengatakan itu kaflan menarik tangan ayina agar pergi dari tempat itu, ayina hanya diam saat kaflan menggenggam tangan nya dengan begitu lembut.

Sakit,sakit rasanya saat orang yang kita cintai malah memilih perempuan lain,sakit rasanya saat orang yang kita sayangi malah mengatainya dengan begitu kasar, sakit rasanya saat orang yang kita anggap sebagai pelindung tapi nyatanya malah menyakiti dengan begitu dalam, dan sangat sakit rasanya saat orang itu malah membenci kita.

Setelah kepergian kaflan Loli menjambak rambutnya dengan prustasi. Dia menangis dan lagi-lagi itu hanya karena kaflan.

"Salah ya kalo gue cuman pengen lo, dan salah ya kalo gue pengen lo buat yang kedua kalinya, gue pengen lo balik ke gue lan"

                                  















24-08-23_

AYILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang