01. Siapa dia, murid baru?

186 27 17
                                    

Jika di sekolah ini ada penghargaan untuk siswa yang tidak pernah telat sepertinya penghargaan itu cocok di berikan kepada Nesya Natriasukma, ia tidak pernah telat apalagi bolos sekalipun.

Tapi pagi ini berbeda, gadis berambut sebahu itu berlari di koridor dengan memegangi sebelah tangannya. Ia tidak mau telat karena menurutnya telat itu adalah hal yang sangat memalukan, utungnya bel berbunyi saat setelah ia masuk melewati gerbang tadi.

Ia berhasil duduk di kursinya dengan keringat membasahi pelipis tidak lupa juga napasnya yang terengah-engah akibat berlari.

"Kenapa lo, kok telat ga kayak biasanya?" Tanya Jea teman sebangkunya.

"Motor gue ban nya kempes, jadi gue jalan kaki dari bengkel pertigaan depan" jelasnya kemudian meminum air milik Jea yang ada di atas meja.

"Buset itu kan jauh Ca"

Caca panggilan yang biasa orang-orang sematkan kepadanya.

Dia mengangguk-anggukan kepalanya setuju dengan ucapan Jea, "Tapi kalo gue tungguin itu motor di tambal dulu gue bakal telat Je, apalagi sekarang ada ulangan kimia gue ga mau nanti kalo susulan"

"Iya deh si paling on time, eh itu tangan lo kenapa Ca?" Jea kembali bertanya saat melihat Nesya kembali memegang tangan nya dengan ekspresi seperti menahan sakit.

"Oh ini" Nesya menunjukan tangan nya yang sempat ia pegang tadi kepada Jea, ternyata ada luka lebam yang warnanya cukup biru dan sepertinya sakit.

Melihat itu Jea sontak memegang tangan Nesya dengan kasar membuatnya meringis kesakitan.

"Awwwsshh"

"Eh sorry Ca. Ini lo kenapa? jatoh?" Tanyanya khawatir.

"Ini tadi kesenggol motor, tapi gapapa kok nanti juga sembuh."

"Orang nya siapa Ca? ga bener banget tuh orang bawa motor ampe nyerempet pejalan kaki. Ngomong Ca biar gue susulin orangnya, dia harus tanggung jawab. Meskipun cuma nyenggol tapi ini kan sakit Ca."

"Ssttt diem udah gapapa, tuh pak Ridwan udah masuk" ucap Nesya dengan telunjuk berada di bibirnya menyuruh Jea untuk diam.

⋆⭒𓆟。𓇼˚𓆜⭒⋆

Ketika malam minggu tiba remaja-remaja di luar sana akan ramai berada di cafe untuk sekedar duduk-duduk saja sambil ngopi, keempat remaja ini pun sama mereka juga hanya duduk-duduk saja dan mengopi tapi bukan di cafe melainkan di teras rumah Bagas.

"Gas ambilin minum dong, seret banget tenggorokan gue, haus" pinta Najan karena kopinya sudah habis lebih dulu sejak lima menit yang lalu.

"Dih ambil sendiri lah anjir" jawab Bagas fokus pada game yang sedang ia mainkan di ponselnya.

"Gue kan disini sebagai tamu Gas, lo harus memperlakukan gue dengan baik"

"Apa-apaan biasanya juga lo main nyelonong aja masuk ke rumah gue"

"Aarrghh gara-gara kalian berdua ga bisa diem gue jadi kalah anjir, gue jadi ga konsen maen nya" ujar Renal prustasi, dia adalah orang yang harus fokus jika mengerjakan sesuatu, katanya sih gitu.

Ocean EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang