Di sinilah mereka sekarang, Moniyan Empire.
[Name] menoleh pada seorang pedagang sayuran yang menyapa dan tersenyum padanya.
[Name] mengangguk sambil tersenyum balik.
Penduduk di kota ini memang dikenal sangat ramah.
Bahkan yang [Name] ketahui kota ini adalah kota yang paling sedikit terjadi kasus kriminal.
Genggaman tangan Aamon yang berjalan di sampingnya sedikit lebih erat.
[Name] menoleh pada Aamon dan mendapati wajah Aamon dengan alis yang sedikit berkerut.
Ia pasti kepikiran sesuatu.
[Name] membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi.
Ia sedikit ragu untuk mengeluarkan suara, namun setelah beberapa saat suara yang ia tahan pun keluar juga.
"Ada hal yang ingin kau tanyakan?"
Berkat kejadian malam waktu itu, di mana Aamon yang membuat [Name] nyaman telah membuat hubungan mereka sedikit lebih dekat.
Aamon tidak menoleh, ia hanya melirik [Name] lewat sudut matanya.
Ada jeda di obrolan itu, Aamon tak langsung menjawab.
Genggaman tangan mereka semakin erat, [Name] mengernyit, tangannya.. sedikit sakit jujur saja.
"Aamon, ini sa-"
"Apa kau akan kembali padanya..?"
Suara Aamon yang memotong ucapan [Name] membuat [Name] sedikit terkejut, padanya? nya? siapa? Gusion?
Apa Aamon yang sedari tadi seperti melamun itu sedang memikirkan kemungkinan [Name] akan kembali pada dekapan Gusion?
Terlihat pintu gerbang besar di hadapan mereka, itu Istana Moniyan Empire.
Sebelum masuk ke dalam, [Name] sempat mengucapkan sesuatu yang membuat pikiran Aamon sedikit lebih tenang.
Dengan tambahan sedikit rona merah tipis di pipi Aamon.
"Tidak, pertunangan ini sudah dilakukan. Kita tak bisa mundur, lagipula.. sejak awal kita kesini, aku memang tak punya niat untuk kembali pada Gusion-"
"-dan menurutku, kau jauh lebih tampan dari nya. Betapa bodohnya aku jika aku tetap kembali padanya sedangkan aku bisa mendapatkan yang lebih baik daripada dia. Itu kau Aamon."
...
Ruang tamu Istana, taman.
Dengan meja kecil berisi jamuan teh hangat.
Silvanna, dialah Ratu yang memimpin kerajaan Moniyan Empire saat ini.
[Name] menatap kagum pada Ratu yang cantik itu, ia sudah mendengar semua prestasi yang didapatkan Silvanna selama ini.
Kagum juga dengan sosoknya yang bisa tetap tegar tanpa keluarga, pantang menyerah mencari adiknya yang telah lama hilang, juga memimpin suatu Kerajaan diusia nya yang masih muda.
Silvanna tersenyum anggun pada [Name], ia tau tatapan kagum yang gadis itu tunjukkan padanya.
Lalu, Silvanna menoleh pada Aamon yang duduk di samping [Name].
"Jadi, kau datang kemari untuk membawa bocah itu pulang atau membiarkan nya tetap berada di penjara milik kami?"
"Pake nanya."
Bukan Aamon, [Name] apalagi Silvanna yang baru saja bersuara.
Mereka bertiga menoleh ke sumber suara, di balik tanaman bunga di sekitar meja mereka muncul sosok berambut pirang dengan senyum narsisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝘄𝗼 𝗖𝗵𝗼𝗶𝗰𝗲𝘀 X 𝐀𝐚𝐦𝐨𝐧 𝐏𝐚𝐱𝐥𝐞𝐲.
Romantik[Name] Declear Anchiesty adalah anak tunggal dari CEO perusahaan Anchiest. Aamon Paxley merupakan putra pertama dari CEO perusahaan Paxley. Keduanya dijodohkan oleh Ayah mereka dengan alasan "Kecocokan" antara Harta dan tahta mereka. Namun, perjo...